Kementan Genjot Produksi Kedelai dan Sosialisasikan Pupuk Organik Hayati

Sabtu, 07 Mei 2022 – 18:40 WIB
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, SUKOHARJO - Dalam momen Idulfitri, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengontrol ketersediaan 12 pangan strategis agar tetap aman.

Selain itu, Kementan melakukan kunjungan kerja ke beberapa tempat guna memastikan kegiatan pertanian berjalan agar produksi pertanian terus meningkat.

BACA JUGA: Waduh, Penyakit Ini Mewabah di Jatim, Kementan Siapkan 9 Langkah Darurat

Setelah dari Blitar, Kementan mengunjungi Desa Selat, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (6/5) untuk meninjau lokasi pertanaman kedelai.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, pihaknya saat ini menggenjot produksi dalam negeri untuk mengamankan stok kedelai.

BACA JUGA: Stok Pangan Jelang Idulfitri Aman, Pengamat Puji Kementan, Ini Luar Biasa

“Tahun ini, Kementan mempersiapkan lahan untuk meningkatkan produksi kedelai di dalam negeri “ jelas Suwandi.

Lahan pertanaman kedelai itu tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

BACA JUGA: Kementan Terbitkan Aturan Baru Untuk Percepat Realisasi PSR

Di antaranya, Provinsi Sulawesi Selatan, DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Lampung, Jambi, dan Banten.

Sebagaimana diketahui, luas lahan kacang kedelai di Kecamatan Nguter 204 hektare dan hasil panen melimpah 2,2 ton per hektare.

Lebih lanjut, Suwandi mengharapkan memakai cara bertani yang ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk organik, pupuk hayati, biopestisida, dan pestisida hayati sehingga lahan menjadi subur, lingkungan lestar, dan produksi tinggi.

Salah satunya adalah pupuk yang dibuat dari rumput dan dedaunan yang segar dan sudah terbukti hasilnya sangat memuaskan.

"Tinggi tanaman rata-rata 80 cm dan bulirnya hingga mencapai ratusan,” kata Suwandi.

Direktur Aneka Kacang dan Umbi Ditjen TP Yuris Tiyanto mengatakan, saat ini, Kementan berkomitmen dengan CV Java Agro Prima (JAP) selaku off taker pengembangan kedelai untuk membeli hasil panen kedelai di sini.

"Jadi, petani kedelai tinggal menaman saja dan jangan khawatir untuk menjual hasil panen karena kami menjamin dengan harga di atas Rp 9 ribu," ungkapnya.

Bagi petani yang membutuhkan modal, sekarang tersedia kredit usaha rakyat (KUR).

"Bunganya kecil dan bayarnya setelah panen. Caranya adalah CV JAP sekaligus mengoordinasi itu untuk memudahkan para petani," ujarnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler