30 Calon Haji Jatuh Sakit, Ada yang Sempat Kesasar, Tak Ada Pembimbing

Selasa, 06 September 2016 – 08:10 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - PULUHAN jemaah calon haji asal Sulawesi Tenggara yang tergabung di Kloter 19 dikabarkan jatuh sakit di Makkah. Dari sejumlah laporan yang dirangkum Kendari Pos, mereka kelelahan akibat cuaca yang terlampau panas di Tanah Suci. 

Ditambah lagi dengan agenda yang cukup padat. Kabar tak sedapnya, ada yang menyebutkan bahwa jemaah asal Konawe Utara tidak diurus dengan baik oleh petugas haji, beberapa di antaranya bahkan sempat kesasar.

BACA JUGA: Gerindra Tak Percaya Golkar Tulus Dukung Jokowi

Ketua Kloter 19 (Kendari, Konawe, Konut dan Butur) Zainal Mustamin mengatakan, saat ini sudah 30 jemaah yang ditangani intens oleh tim medis. Usai melihat langsung penyembelian kurban, beberapa jamaah mengaku kurang sehat. 

“Hari ini (kemarin) ditangani dokter kloter Dr Sunarni karena sakit ringan akibat kelelahan usai menyaksikan penyembelihan hewan dan ziarah di kota Makkah," katanya.

BACA JUGA: Kejaksaan Agung Tetapkan Tiga Tersangaka Korupsi Sistem Haji Terpadu

Di antara jemaah ada yang terserang flu batuk dan demam. Karena sudah dalam penanganan dokter, dia memastikan dengan istrahat yang cukup perjalanan menuju Arafah bisa diikuti. "Insya Allah bisa cepat pulih kembali. Saat ini kami menghadapi puncak haji wukuf di Arafah," tambahnya. 

Kabar kurang enak lainnya disampaikan Bupati Konut, Ruksamin yang saat ini juga sedang berhaji. Saat tiba di tanah suci, ia menyempatkan diri mengunjungi pemondokan calhaj asal Konut dan Konawe yang berlokasi di Jarwall 805, 31 Agustus 2016 lalu. 

BACA JUGA: Lima Ruang Pejabat Disegel, Rumah Bupati Langsung Sunyi

Di sana, Ruksamin menerima sejumlah keluhan dari jemaah. "Jemaah Kloter 19 saat tiba di pemondokan tanggal 29, tapi mereka mendapatkan jatah makanan 30 Agustus. Jadi saat tiba, jemaah membeli sendiri makanan diluar,” kata Ruksamin mengutip laporan calhaj yang ia temui. 

Selain itu, para jemaah kloter 19 juga mengaku tidak ada petugas pembimbing yang menemani mereka sehingga saat pelaksanaan umrah banyak yang berhamburan. "Ibadah Sa’i mereka banyak yang tidak sempurna bahkan ada yang tidak lakukan Sa’i karena mereka tidak tahu harus kemana lagi di antara tahapan ibadah yang harus dilakukan,” tulis Ruksamin lewat Whatsapp kepada Kendari Pos.

Bukan hanya itu, ada juga jemaah yang kesulitan pulang ke pemondokan karena tersesat, apalagi kendaraan pengangkut jemaah tak bisa mereka kenali.

Kondisi tersebut diperparah dengan transportasi yang ternyata tak ditanggung pemerintah. Ruksamin menceritakan, bis para calhaj hanya disewa selama lima hari. Selebihnya, jemaah terpaksa harus mengeluarkan ongkos sendiri dari  pemondokan ke mesjid, begitupun sebaliknya. 

“Saya minta instansi terkait agar secepatnya mengambil langkah yang berkaitan dengan hal itu agar jemaah bisa mabrur ibadahnya,” pungkas Ruksamin. (ely/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Sudah Bentuk Timsel Komisioner KPU dan Bawaslu, Ini Komposisinya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler