30 Persen Warga Jakarta Timur Masih Ogah Pakai Masker

Minggu, 31 Januari 2021 – 19:07 WIB
Sejumlah warga mengenakan masker di Kawasan Sudirman, Jakarta untuk mencegah penularan Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar mengklaim 70 persen dari total tiga juta lebih warga di wilayahnya mematuhi aturan wajib masker.

"Saya kira tingkat kedisiplinannya (penggunaan masker) sudah sekitar 70 persen lah," katanya di Jakarta, Minggu (31/1).

BACA JUGA: 54 RW di DKI Jakarta Berstatus Zona Rawan Covid-19, Ini Daftarnya

Pernyataan itu dikemukakan Anwar saat menghadiri agenda pembagian 10.000 masker di Pasar Balimester Jatinegara yang dihadiri Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Selain itu, hadir juga Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadhil Imran beserta jajaran.

BACA JUGA: Ada Aturan Baru: Ini Sanksi Bagi Warga DKI Jakarta yang Tak Pakai Masker

Menurut anak buah Gubernur Anies Baswedan itu, Pasar Balimester maupun Pasar Jatinegara merupakan salah satu sentra usaha dengan tingkat mobilitas masyarakat yang tinggi.

Anwar mengatakan lokasi dengan tingkat mobilitas masyarakat yang tinggi justru menimbulkan permasalahan tersendiri bagi aparatur pemerintah dalam menegakkan protokol kesehatan.

BACA JUGA: Ini Daftar Kecamatan di Jakarta yang Warganya Paling Banyak Tidak Pakai Masker

"Terutama di tempat-tempat dengan mobilitas tinggi, itu masalahnya, itu yang paling berat. Pasar di sini, mobilitasnya tinggi, jadi ada 'role model' di Pasar Tanah Abang sama Jatinegara. Anda lihat kan, aktivitas yang luar biasa, mobilitas tinggi, hari libur aja keramaian seperti ini, apalagi di hari-hari kerja. Tentunya Pak Kapolri, Pak Panglima datang ke sini untuk memberikan contoh baik pada masyarakat," katanya.

Anwar mengatakan sejak Maret 2021 sudah 53 ribu lebih kasus COVID-19 di Jakarta Timur. "Namun yang sembuh sudah 50 ribu lebih juga. Kita tidak berharap sembuhnya banyak, nggak gitu. Kita berharap bisa memutus mata rantai, tapi kan ini jadi ekonomi kita rusak terus, ancaman terus selamanya," katanya.

Untuk diketahui, Provinsi DKI Jakarta sampai saat ini masih jadi penyumbang terbesar kasus COVID-19. Dari 12 ribu lebih kasus yang dilaporkan hari ini, sebanyak 3.474 di antaranya terjadi di ibu kota. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler