jpnn.com - PETERNAK unggas di Jombang kembali menelan kenyataan pahit. Sebab, ratusan itik berusia 15-17 hari yang mereka ternakkan mati mendadak setiap hari.
Akibatnya, peternak rugi hingga puluhan juta rupiah. Kondisi tersebut sebagaimana dialami Agus sutrisno, salah seorang peternak itik di Desa Alang Alang Caruban, Kecamatan Jogoroto, Jombang.
BACA JUGA: Pendapatan KBS Mulai Meningkat
Sejak diserang pilek, ngorok, dan tetelo akhir Desember lalu, jumlah itik miliknya yang mati terus bertambah.
Setiap hari kematian bebek pedaging yang dikelola berkisar 200-300 ekor. ''Sebenarnya, bebeknya 6.000 ekor, tetapi sekarang tinggal separo,'' katanya sambil menunjuk itiknya di kandang kemarin (12/1).
BACA JUGA: Komisioner KPU Digoda Hadiah Mobil oleh Caleg
Menurut dia, virus sejenis flu burung yang menyerang peternakan milik majikannya itu berkembang sangat cepat. Hanya dalam hitungan 24 hari, bebek yang mati menembus 3.000 ekor.
Awalnya, ia hanya terkena pilek biasa. Namun, beberapa saat kemudian, napasnya berbunyi alias ngorok. Bukan hanya itu, tubuh itik juga terlihat sempoyongan seperti terkena penyakit tetelo.
BACA JUGA: Masa Kerja 200 Honorer Diperpanjang
Sehari kemudian, itik tersebut kejang-kejang dan mati. ''Sudah diberi vitamin setiap tiga hari sekali. Tetapi, penyakitnya lebih ganas,'' ungkap Agus. (ris/mas/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Membedah Kondisi Kebun Binatang Surabaya
Redaktur : Tim Redaksi