jpnn.com - TANJUNGBALAI - Dua kebakaran hebat terjadi dalam sehari di Sumut. Di Kota Tanjungbalai 300 rumah ludes dan di Belawan 35 rumah juga hangus.
Dari 300 rumah yang rata dengan tanah di Lingkungan IV Kelurahan Silau Bestari, Kecamatan Tanjungbalai Utara, Kota Tanjungbalai, Minggu (26/1) sekira pukul 07.30 WIB sedikitnya 1.500 jiwa korban kebakaran mengungsi ke rumah-rumah tetangga dan sanak saudara mereka.
BACA JUGA: Walikota Manado Ikut Dorong Mobil Mogok
Sedangkan peristiwa lainnya, terjadi di Jalan Pulau Seram Lingkungan 7 Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, sekitar 35 rumah habis terbakar.
Di Tanjungbalai, menurut Udin Alkrisna (55) dan Nial (67) warga Lingkungan IV Kelurahan Silau Bestari, Kecamatan Tanjungbalai Utara, Kota Tanjungbalai, kepada Metro Asahan (grup JPNN), musibah tersebut diketahui setelah seorang warga berteriak kebakaran sembari meminta tolong.
BACA JUGA: Jumlah Pengungsi Membengkak saat Pembagian Bantuan
Begitu mendengar teriakan tersebut, tanpa dikomandoi puluhan bahkan ratusan masyarakat berdatangan melihat kejadian tersebut dan berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya.
Di saat puluhan warga bahu membahu memadamkan api, tak lama berselang tujuh unit mobil pemadam kebakaran (damkar) tiba di lokasi setelah beberapa warga menghubungi Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Jalan Alteri Teluk Ketapang, Kelurahan Sirantau, Kecamatan Datuk Bandar, Tanjungbalai.
BACA JUGA: Warga Lima Desa Diberi Rumah Seharga Rp30 Juta
Begitu tiba, antrean tujuh mobil damkar tersebut tak bisa langsung digunakan. Soalnya, akses jalan menuju lokasi kebakaran sangat sempit sehingga masih membutuhkan sedikit waktu bagi petugas damkar untuk bisa langsung berhadapan dengan kobaran api yang kian membesar dari satu rumah ke rumah lainnya.
Walau sudah berhadapan dengan api, pun petugas juga harus berjibaku memadamkannya karena sebagian besar rumah terbuat dari tiang papan dan beratap nipah.
Tak pelak, api dengan cepat merambah ke seluruh pemukiman penduduk hingga mencapai 300 unit rumah meski petugas damkar sudah bersusah payah menjinakkannya.
"Ya, kebanyakan rumah di sini terbuat dari tiang kayu, berdinding papan, dan beratap nipau atau daun rumbia. Sehingga api dengan mudah menjalar ke hampir seluruh rumah di perkampungan," kata Udin, yang juga korban dalam musibah tersebut.
Selain harus mengungsi, warga yang kehilangan rumah juga harus merelakan seluruh harta benda mereka, karena tak ada satu pun dari korban kebakaran yang bisa menyelamatkan harta benda mereka.
"Pakaian, tempat tidur, peralatan rumah tangga, almari, TV, dan sepeda motot, hangus terbakar dilantak sijago merah," tambah Udin.
Disebutkan dia, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, karena pada saat terjadinya kebarakan, seluruh warga sudah beraktivitas di luar rumah.
Kepala BPBD Tanjungbalai Drs.H.Mahdin Siregar didampingi Kepala Bidang (Kabid) Perlengkapan Sofyan ST mengatakan, tujuh mobil damkar sudah dikerahkan untuk membantu warga memadamkan kobaran api. Diperkirakan sebanyak 300 rumah terbakar dan kerugian ditaksir mencapai Rp1 miliar lebih.
Ditanya lambatnya petugas damkar menuju lokasi kebakaran, Sofyan ST mengaku, pihaknya terkendala jalan. Sebab, akses jalan menuju lokasi kebakaran begitu sempait karena berada di kawasan pesisir. Ditambah, padatnya rumah warga di daerah tersebut.
"Kita juga pernah meminta lahan di pemukiman warga agar dibangun jalan menuju pinggiran sungai guna memudahkan akses masuk mobil pemadam kebakaran dan pengambilan air ketika terjadi musibah seperti yang baru terjadi," jelasnya.
untuk mendapatkan air dari sungai namun masyarakat tidak Kapolsek Tanjungbalai Utara AKP BS.Budi Ginting melalui Kanit Reskrim Ipda Masrianto ketika ditemui di kantornya mengatakan, untuk sementara pihaknya sudah memasang garis polisi dan tengah menyelidiki penyabab atau asal api.
Sementara di Belawan, peristiwa kebakaran yang meludeskan puluhan rumah dipermukiman padat penduduk itu diketahui setelah warga melihat nyala api disertai asap muncul dari bagian belakang rumah Lia, warga setempat.
"Kami tak tahu pasti penyebabnya, ada yang bilang akibat listrik. Cuma pertama kali api muncul dari rumah kak Lia, warga sekitar pinggir rel kereta api," ujar Daniel (32), warga yang melihat kejadian itu.
Api yang terus membesar membuat warga panik, bahkan diantara para korban yang rumahnya ludes terbakar sempat berteriak histeris begitu melihat kobaran api menjalar ke rumah lainnya.
"Karena api terus menjalar, jadi sulit untuk dipadamkan. Apalagi umumnya rumah di sini terbuat dari kayu berdinding papan dan tepas," ungkapnya.
Meski telah berjibaku memadamkan api dengan menggunakan ember dan wadah lainnya berisi air, kobaran api terus menyala. Sekitar 20 unit mobil pemadam kebakaran dari Pemko Medan dibantu TNI AL dan KIM, yang tiba dilokasi juga berupaya menjinakan kobaran api.
Sekitar satu jam kemudian api yang tadinya menghanguskan puluhan rumah warga akhirnya berhasil dipadamkan. Beberapa warga yang melihat kondisi rumahnya telah ludes langsung menjerit histeris.
"Di mana lagi aku dan kelaurga harus tinggal, lihatlah semuanya sudah hangus," ratap Meni, salah seorang korban.
Dari data sementara diperoleh Sumut Pos (Grup JPNN), sebanyak 35 rumah hangus terbakar. Para korban masing-masing bernama, Yuni, Bebe, Sari, Meni, Rijal, R Boru Siahaan, Butet Tanjung, Junaidi, Yunus, Mak Luki, Wirna, Heriyawati, Rinawati, Tugirin, Rahmad, Suparjo, Fahmi, Adi, Lia, Silin, Sumaini, Rusli, Ilin, Inah, Nining, Kekeng, Wulan, Tok Dai, Boy dan Sembiring.
Kanit Reskrim Polsek Belawan, Iptu Kadek saat dihubungi mengaku, pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. Dalam kejadian itu lanjutnya, tidak ada korban jiwa.
"Belum tahu masih kita selidiki penyebabnya, hanya saja dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa," kata Kadek.
Kepala Lingkungan 7 Kelurahan Said Abdul Mutolib mengatakan, musibah kebakaran dialami warganya belum diketahui penyebabnya.
"Informasi kita terima api berasal dari rumah Lia, yang jelas kita belum tahu dari mana asal api," ucap Said.
Para korban yang rumahnya ludes terbakar, sebut Said, untuk sementara sebagian menempati tenda pengungsian yang dibuat seadanya. "Sebagian korban lainnya ada yang menumpang di rumah warga," pungkasnya.(ilu/smg/ru/ndi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gembok Ban Juga Berlaku Malam Hari
Redaktur : Tim Redaksi