BANDA ACEH-- Sebanyak 369 warga masyarakat Aceh selama ini tinggal di Kairo, MesirHingga Kamis (03/02) malam, 36 diantaranya sudah dipulangkan ke Indonesia oleh Pemerintah pusat
BACA JUGA: Polisi Bayaran Serang Demonstran
Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Provinsi Aceh Makmur Syahputra, kepada Rakyat Aceh (grup JPNN) menjelaskan, ke-36 yang sudah dipulangkan ke tanah air itu merupakan mahasiswa kuliah S1 dan S2, juga wanita dan anak-anak"Semua biaaya ditanggung oleh pemerintah pusat dan semua penduduk Indonesia yang berada di Mesir, diberangkatkan menggunakan pesawat Garuda dari bandara Jeddah, Arab Saudi," kata Makmur Syahputra, tadi malam.
Dijelaskan, penduduk Indonesia di Mesir, Kairo, sebanyak lebih kurang 4.000 orang, dan semuanya dalam keadaan selamat
BACA JUGA: Evakuasi WNI Masih Sisakan Persoalan
Seluruh mahasiswa Aceh juga dalam keadaan selamatUntuk keperluan evakuasi, mereka lantas dikumpulkan pada satu titik, kemudian diberangkatkan ke Bandara Internasional Jedah, lantaran bandara di Kairo, tidak dapat difungsikan lagi
BACA JUGA: Obama Dorong Mubarak Gelar Transisi Pemerintahan
Mengapa baru 36 orang yang sudah terevakuasi? Makmur menjelaskan, tempat tinggal mahasiswa Aceh atau penduduk Indonesia lainnya berpencar dan jaraknya jauh-jauh, sehingga sedikit menyulitkan pihak penjemputDisebutkan, jarak satu pemukiman dengan pemukiman lain jaraknya ada yang hingga 30 kilometerMeski belum semuanya bisa dievakuasi, namun berdasarkan keterangan pemerintah pusat, semuanya dijamin keamananny.Sementara, Azmi Abubakar, Pengurus Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir, yang juga aktivis World Achehnese Association (WAA), mengirimkan release ke email redaksi Rakyat AcehIsinya, Azmi mengungkapkan sehari setelah diberlakukannya darurat militer di Mesir (28/1/ 2011), situasi mulai mencemaskanPasar distrik Qattamea Cairo terlihat ramai, dipadati warga termasuk sebagian mahasiswa Aceh yang mendominasi kawasan ini.
"Belanja berbagai kebutuhan dapur di tengah situasi negara tak menentu, sedikit menyulitkanBertambahnya permintaan sembako membuat para pedagang kewalahan melayani wargaDampaknya harga melambung tinggi, termasuk harga gas di wilayah Qattamea yang semula hanya 12 LE kini menjadi 25 LE," beber Azmi.
Begitu juga tranportasi ke beberapa tempat, dari Qattamea ke wilayah Sayyeda Aisya mengalami kenaikan dari 1.25 LE menjadi 2 LE"Malah dari Qattamea menuju Hayyu, Asyir (kawasan Nasrh City) sangat susah untuk mendapat angkutan, karena para supir juga mempertimbangkan resiko yang timbul," ceritanya.
Sejumlah warung kopi di Qattamea terlihat masih ramai dipadati warga yang ingin mengetahui situasi terkini kota Cairo lewat siaran televisi setempatMahasiswa Aceh yang saat ini berjumlah kurang lebih 370 orang, terpencar di pinggiran kota CairoTercatat tidak ada satupun mahasiswa yang menempati wilayah Tahrir, pusat pemerintahan yang sangat rawan dengan berbagai aksi massa, disamping karena sewa rumah disana yang melambung tinggi
Dijelaskan Azmi, sebagian besar mahasiswa Aceh mendominasi wilayah Qattamea, sisanya menempati kawasan Nashr City, Metro, Hussain dan beberapa asrama yang dikhususkan untuk mahasiswa asingAda juga beberapa mahasiswa yang memilih tinggal di provinsi luar kota Cairo.
Tak hanya itu, ujar Azmi, koneksi internet pun terputus selama beberapa hari laluDi sebagian besar wilayah Cairo juga pemblokiran status jejaringan sosial membuat mahasiswa kesulitan membangun komunikasi seperti biasaHanya beberapa tempat saja yang luput dari pemblokiranMalah pada hari Jumat (28/1/11) sempat terjadi pemutusan sinyal telepon seluler.
Selain itu, ucapnya, status darurat militer di Mesir, juga berakibat pada ditutupnya seluruh Bank di kota Cairo, sebagai antisipasi dari penjarahan oknum-oknum nakalJuga telah tejadinya pengrusakan ATM di beberapa lokasi yang menyulitkan mahasiswa mengambil uangDi beberapa titik kawasan Sayyeda Aisya terlihat mobil-mobil tank milik tentara tengah beroperasi, sedang di titik lain terlihat massa dengan sepotong kayu di tangan memadati ruas-ruas jalanSuasana jalan masih sepi dari hilir mudik kendaraan
Disebutkan Azmi melalui surat elektroniknya, pihaknya menilai pihak berwenang masih lamban dalam merespon kondisi mahasiswaPersatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PMII) Mesir sendiri telah mengingatkan mahasiswa untuk tidak lagi keluar jauh dan meminta mahasiswa meningkatkan kewaspadaan dari hal-hal yang tak diinginkan(ian/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hosni Mubarak Tolak Mundur
Redaktur : Tim Redaksi