Hosni Mubarak Tolak Mundur

Massa Pro Pemerintah Serang Demonstran

Kamis, 03 Februari 2011 – 06:36 WIB

KAIRO - Deadline mundur yang ditetapkan oleh kelompok anti pemerintah tidak digubris Presiden Mesir Hosni MubarakPenguasa Negeri Firaun selama 30 tahun itu juga tidak menghiraukan tuntutan jutaan warga yang berdemonstrasi seminggu terakhir untuk segera menanggalkan jabatan Jumat (4/2)

BACA JUGA: Perompak Suka Hidup di Bui



Kemarin Mubarak, 82, bahkan memastikan tetap bertahan sebagai presiden hingga masa kepemimpinannya berakhir
Melalui siaran langsung televisi, dia juga berani menyatakan memilih mati di tanah Mesir

BACA JUGA: Prioritas Evakuasi Pertama 2.400 WNI di Nasser City

"Saya akan memaksimalkan beberapa bulan yang tersisa dari jabatan saya untuk melayani kehendak rakyat," tegas Mubarak saat ditayangkan Al Jazeera Rabu dini hari WIB (2/2) atau Selasa pukul 23.00 waktu setempat


Mantan komandan angkatan udara yang berkuasa sejak 1981, pasca terbunuhnya sang Presiden Anwar Sadat, itu memastikan tidak akan mencalonkan diri pada pemilihan umum mendatang

BACA JUGA: 400 WNI Sudah Dievakuasi Dari Mesir

Artinya, dia bakal memimpin pemerintahan transisi sampai pemilihan presiden mendatang, yang dijadwalkan September nanti

Sontak, pernyataan Mubarak tersebut langsung menuai reaksi keras dari kelompok oposisiBahkan, ratusan ribu orang di Tahrir Square, Kairo, sangat marah saat menyaksikan langsung pidato MubarakTidak sedikit demonstran yang melemparkan sepatu ke udaraLayar besar yang menayangkan pidato Mubarak itu langsung menjadi sasaran lemparan botol dan batuMereka berteriak, "Pergi! Pergi!" sambil mengacungkan sepatu, tanda penghinaan di masyarakat Arab

Mereka juga bersumpah tidak akan beranjak dari lokasi unjuk rasa di Tahrir Square sampai Mubarak lengser"Jika Mubarak tetap bertahan sampai September, kami juga tetap di sini sampai September," ujar salah seorang demonstran di lapangan Tahrir, Kairo, Amr Gharbeia, seperti dilansir AFP kemarin.

Di beberapa lokasi lain, para demonstran sontak bersorak, "Turunkan Mubarak!" "Kami tidak terima jika dia tetap tinggal hingga September nanti atau mengalihkan kekuasaan kepada Omar Suleiman (wakil presiden, Red)Dia harus pergi sekarang juga," kata Hassan Moussa, tokoh kelompok oposisi.

Ketika Mubarak mengatakan memilih mati di tanah Mesir dan akan mereformasi konstitusi atau regulasi peserta pemilu, massa langsung murka"Itu hanya membuat kami lebih marahDia harus turun sekarangDia tidak boleh menunggu sampai SeptemberPesawat Mubarak telah siap," ujar Ahmed Defouki, berharap Mubarak kabur ke Jeddah seperti Presiden Tunisia Ben Ali.

Ketika kemarahan kelompok oposisi memuncak pascapidato Mubarak, Rabu sore waktu setempat (2/2) tiba-tiba ribuan pendukung pemerintah menyerang para demonstran di Alun-Alun KairoSeperti dilansir dari Associated Press, itulah kali pertama pendukung Mubarak tersebut turun ke jalanMereka keluar dengan jumlah yang besar dan mengancam para demonstran untuk mengakhiri aksi

Pendukung Mubarak itu menerobos barikade pengunjuk rasa anti pemerintah yang berkumpul di Tahrir SquareMassa pro-Mubarak merobek spanduk berisi kecaman terhadap pemerintahAkibatnya, bentrok besar antara massa yang pro dan anti pemerintahan tak terhindarkan

Sejumlah orang dari dua kubu itu saling melempar batuBanyak yang menderita luka di kepalaSebagian massa pro-Mubarak menyerang dengan berkuda dan naik unta sambil membawa cambukKelompok demonstran tidak tinggal diamMereka menyerang balik dengan lemparan batu dan menurunkan massa pro-Mubarak dari kuda atau unta, kemudian memukuli merekaBeberapa orang terluka parah gara-gara kekacauan tersebut

Ratusan tentara yang berjaga di sekitar Alun-Alun Kairo tidak melakukan intervensi saat melihat bentrokan hebat ituSebagian besar bahkan memilih berlindung di balik kendaraan berlapis baja dan tank yang ditempatkan di pintu masuk Tahrir Square.

Kerusuhan itu terjadi hanya beberapa jam setelah juru bicara militer meminta demonstran membubarkan diri.   Saat itu Kementerian Pertahanan Mesir menyeru para demonstran agar pulangSebab, mereka hendak memulihkan situasi yang memburuk selama unjuk rasa

"Tuntutan kalian sudah didengarKami di sini untuk melindungi negara, bukan dengan kekuatan, melainkan cinta kepada MesirSaatnya kalian kembali ke kehidupan normal," kata juru bicara Kementerian Pertahanan di stasiun televisi Mesir kemarin

Lautan manusia terlihat di lapangan Tahrir sepekan terakhirRibuan demonstran tetap memilih berkemah di lapangan tersebut selama semingguBukan hanya pria dewasa, perempuan dan anak-anak juga bergabungSelain Tahrir Square, bentrok hebat antara massa pro-Mubarak dan anti pemerintahan terjadi di lapangan Mahatit Masr, di kota pelabuhan Alexandria.

Dalam pidato yang memicu kerusuhan kemarin, Mubarak menuduh bahwa para pengunjuk rasa telah dimanfaatkan oleh orang-orang yang mencoba "merongrong pemerintahan"Meski begitu, dia berjanji mereformasi konstitusi, khususnya pasal 76 yang tak memberikan kesempatan kepada calon independen untuk majuDia juga berkoar akan berkonsentrasi memperbaiki kondisi ekonomi dan menyediakan lebih banyak lapangan kerja

"Saya akan mengalihkan kekuasaan dengan segala cara untuk memenuhi tuntutan masyarakatPemerintahan baru ini akan memenuhi semua keinginan dan harapan rakyat Mesir dalam hal politik, ekonomi, dan sosialGenerasi muda memiliki hak untuk melakukan aksi, tapi jangan sampai mudah diprovokasi," imbuhnya.

Ketika Mubarak berpidato kemarin, sambungan internet di Mesir telah dibuka lagi setelah ditutup lima hariKini beberapa situs di Mesir, termasuk milik Kedubes AS di Kairo, Bank Sentral Mesir, maupun Bursa Saham Mesir, sudah dapat diaksesPemblokiran internet tersebut dilakukan oleh pemerintah untuk menangkal gerakan oposisi yang menggunakan Facebook dan Twitter sebagai media komunikasi mereka.

Tidak lama aksi bentrok terjadiPemimpin unjuk rasa anti pemerintah Mohamed ElBaradei melalui televisi Al Jazeera tetap mengancam Mubarak harus mundur JumatJika Mubarak belum mundur, gelombang demonstran bakal semakin besarDikhawatirkan, situasi itu kembali melumpuhkan Mesir"Kami tidak mengubah deadline untuk Mubarak," jelasnya

ElBaradei juga mendesak aparat militer segera mengambil tindakan"Ini bukan saatnya bagi pasukan militer bersikap netralIni waktunya mencegah jatuhnya korban jiwaSaya meminta militer melerai untuk melindungi jiwa warga Mesir," tutur ElBaradei

Militer Mesir mengeluarkan tembakan peringatan di antara kerumunan massaNamun, aksi bentrok belum juga berakhirPasukan militer Mesir hanya berjaga-jaga tanpa berusaha melerai dua kubu tersebutElBaradei mengatakan, kerumunan massa pro-Mubarak yang menyerang massa demonstran dimotori polisi berpakaian preman.

Sejumlah pihak pun mencurigai hal tersebutNamun, menteri dalam negeri di pernyataan sebelumnya telah membantah tuduhan ituAksi penyerangan ke arah demonstran tersebut juga dikutuk Sekjen PBB Ban Ki-moonMenurut dia, serangan terhadap massa unjuk rasa yang berlangsung damai itu tidak dapat diterima.(AP/AFP/fal/zul/c11/c5/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mubarak Ditenggat Jumat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler