3.800 Nelayan Galang Kesulitan Dapat Solar

Kamis, 12 Mei 2011 – 09:09 WIB

BATAM - Lebih dari 3.800 nelayan kecamatan Galang kesulitan mendapatkan solarSolar masih menjadi penggerak ekonomi dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi mereka.

"Memang dari dulu, kelangkaan solar masih menjadi permasalahan bagi warga Galang

BACA JUGA: Keluarkan Badik di Paripurna, Anggota DPRD Dibidik Polisi

Solar sangat berperan penting bagi kebutuhan mereka sehari-hari," ujar Camat Galang, Leo Putra kepada Batam Pos (JPNN Group) di Galang, Rabu (11/5).

Leo mengatakan, dari 15 ribu jumlah penduduk di Galang, 80 persen warganya mempunyai mata pencaharian nelayan yang membutuhkan solar juga sebagai penggerak genset bagi kapal mereka dan juga genset listrik bagi penerangan rumahnya masing-masing.

"Setiap hari, saya selalu mendapatkan keluhan solar ini dari warga saya
Bayangkan saja, Galang ini terdiri dari delapan kelurahan, empat kelurahan di darat, dan empat kelurahan lagi aksesnya harus melalui laut

BACA JUGA: Mako Brimob Dilalap Api

Dari segi transportasi saja kita sudah sangat membutuhkan, apalagi segi pemenuhan kebutuhan ekonomi," ujar Leo.

Dia mengatakan, seluruh kelurahan di Galang mempunyai jarak tempuh yang jauh
"Hitung-hitungannya sajalah, saya mau ke pulau harus beli satu jerigen solar, satu jerigen setara dengan 35 liter

BACA JUGA: Pascagempa, Sumbar Perlu Mekanisasi Pertanian

Itu sekali jalan lagi, susah mendapatkannya," ujarnya.

Apalagi, masih kata Leo, Solar Paket Dealer Nelayan atau SPDN hanya ada satu di kecamatan Galang, yang berada di ujung jalan Galang BaruAkses transportasi menuju kawasan tersebut juga sangat sulit.

Lebih lanjut Leo mengatakan, Disperindag pernah mendata jumlah KK di Galang yang layak mendapatkan solar meski dengan cara membayar"Yang terdata waktu itu ada sekitar 3.800 warga, itu pun masih tahap pertamaDisperindag sudah membawa data itu, mereka berjanji akan menembuskannya ke Pertamina dan juga Hiswana MigasWarga tinggal menunggu saja," ujarnya.

Dia juga mengatakan, warga Galang sangat membutuhkan adanya beberapa unit SPDN atau Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) di kawasan tersebut"Kami menyerahkan saja ke kebijakan pusat, apa APMS atau SPDN, karena saat ini warga semakin terhimpit mengingat solar bersubsidi tidak berlaku lagi," ujar Leo.

Sementara itu, Jamil, 46, warga yang tinggal di kawasan kantor Camat Galang mengatakan tidak selamanya mereka mampu bertahan menunggu bantuan solar dari pemerintahSetiap hari mereka harus bekerja guna menghidupi keluarga dengan mencari ikan di laut.

"Kesulitan, tapi mau bagaimana lagiKami selalu punya acara mendapatkan solar demi menyambung hidup, meski bayar makanApa yang keluar, segitu juga didapat," ujarnya.

Jamil mengaku, guna memenuhi kebutuhan solar, bersama nelayan lainnya sering membeli solar di lautMereka langsung membeli kebutuhan sekali dua hari, karena kapal yang menjual solar kepada mereka tidak setiap hari datangBiasanya, kalau menitip kepada warga yang ke SPDN, mereka akan mendapatkan harga solar Rp8.000 per liter, namun kalau beli dari kapal di tengah laut, mereka membeli Rp9.000 sampai Rp9.500 per liter.

"Mau beli ke Galang Baru (SPDN), susah transportasi, jadi terpaksa menunggu kapal penjual solar meski datangnya sekali dua hari atau tidak menentu juga," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Disperindag dan ESDM Kota Batam, Ahmad Hijazi mengatakan,sesuai data, jatah normal minyak subsidi di hinterland mencapai 15 ton per hariKuota ini yang akan diupayakan akan tetap disuplai pusat melalui Pertamina.

Kebijakan ini menyikapi permintaan warga hinterland, khususnya nelayan, yang kesulitan melaut karena suplai minyak tanah di kawasan tersebut sangat terbatasKalaupun ada, harganya sangat mahal sejak pemerintah mencabut subsidi untuk komoditas tersebut.

"Saya harap pemerintah masih mau mengalokasikan minyak tanah subsidi di hinterlandSeperti halnya di sebagian kawasan Bintan dan LinggaIni usulan yang beratTapi harus diperjuangkan karena ini aspirasi masyarakat," kata Hijazi(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bom Berdaya Ledak Satu Kilometer Ditemukan Warga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler