jpnn.com, KIEV - Puluhan orang tewas setelah roket Rusia menghantam stasiun kereta api di kota Kramatorsk, Ukraina timur, Jumat (8/4).
Stasiun tersebut digunakan untuk mengevakuasi warga sipil ke bagian negara yang lebih aman.
BACA JUGA: China Sahabat Rusia, tetapi Minta Pembantaian Bucha Diusut Tuntas
Pavlo Kyrylenko, gubernur wilayah Donetsk, mengatakan sedikitnya 39 orang tewas dan 87 terluka,
Banyak di antara korban terluka dalam kondisi yang cukup serius, sehingga jumlah korban tewas diperkirakan masih akan bertambah.
BACA JUGA: Roket Rusia Hantam Stasiun KA Penuh Warga Sipil Ukraina, Ada Korban Jiwa
Wartawan di tempat kejadian melihat setidaknya 20 mayat dikelompokkan dan tergeletak di bawah lembaran plastik di sebelah stasiun.
Darah menggenang di tanah dan tas-tas yang dikemas berserakan di luar gedung.
BACA JUGA: Invasi Rusia Merepotkan Dunia, KTT G20 di Bali Wajib Membahasnya
Para wartawan mengatakan empat mobil di sebelah stasiun telah hancur dan sisa-sisa roket besar dengan kata-kata "untuk anak-anak kita" dalam bahasa Rusia tergeletak berdekatan dengan bangunan utama. Mayat kemudian terlihat dimuat ke truk militer.
“Kurang kekuatan dan keberanian untuk melawan kami di medan perang, mereka (Rusia) dengan jahat menghancurkan penduduk sipil. Ini adalah kejahatan yang tidak memiliki batas. Dan jika tidak dihukum, itu tidak akan pernah berhenti,” ujar Presiden Ukraina Vlodomyr Zelenskiy,
Rusia membantah melakukan serangan terhadap stasiun tersebut. Kremlin malah balik menuding dengan mengatakan bahwa rudal yang menghantam bangunan tersebut sejenis dengan yang dipakai militer Ukraina. (the guardian/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif