3M dan Vaksinasi Covid-19 Harus Berdampingan

Senin, 14 Desember 2020 – 23:45 WIB
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio. Foto: ANTARA/Katriana

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio menyatakan penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi harus berdampingan dalam menghadapi pandemi COVID-19.

"Sebelum ada vaksin tetap harus menjalankan protokol kesehatan 3M, nanti sesudah ada vaksin tetap saja 3M tetap dilaksanakan karena memang vaksin ini tidak menggantikan protokol kesehatan, sehingga harus berjalan berdampingan," kata Amin di Jakarta, Senin (14/12).

BACA JUGA: Kasus Covid-19 Meningkat, Satgas Butuh Tambahan Sukarelawan

Amin menuturkan pemberian vaksin memang diharapkan untuk menciptakan kekebalan populasi (herd immunity).

Itu berarti makin banyak populasi yang memiliki kekebalan setelah divaksinasi minimum 70-80 persen, dan diharapkan sisa 20-30 persen dari populasi itu akan terlindungi oleh orang-orang yang sudah divaksinasi.

BACA JUGA: Ingat! 3M dan 3T untuk Memutus Penularan COVID-19

BACA JUGA: Covid-19 Berbahaya, Vaksin dan 3M Cara Mencegahnya

Amin mengatakan ketika vaksin ada, itu tidak langsung menyelesaikan pandemi karena virus tidak langsung hilang, tetapi virusnya masih hidup di lingkungan sekitar dan tidak musnah.

Jika suatu ketika virus itu berhasil berkembang biak di luar dan jumlahnya banyak, lalu tiba-tiba menyerang, maka bisa terinfeksi.

Oleh karena itu, protokol kesehatan harus tetap dijalankan meski vaksin sudah ada.

"Kecuali kalau sudah dibuktikan kalau virusnya sudah tidak ada lagi," ujar Amin.

Sebagai contoh, pada kasus penyakit cacar, vaksinasi baru dimulai pada 1796 dan dunia baru dinyatakan bebas cacar pada 1975.

"Tentu kita tidak mengharapkan sepanjang itu karena sekarang sudah ada ilmu pengetahuan dan teknologi mungkin bisa ditekan lebih, tetapi ya harus waspada juga bahwa virus-virus lain masih banyak di sekeliling kita, virus influenza masih ada, virus tuberkulosis masih ada," ujarnya.

Amin mengatakan protokol kesehatan harus menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

"Kalau di Jepang mereka sudah sadar kalau batuk sedikit pilek sedikit mereka pasti sudah pakai masker dan merasa mereka harus pergi ke suatu daerah yang crowded dan mereka merasa dirinya kurang fit mereka pakai masker. Kemudian kebersihan lingkungan mereka juga jaga sekali," tuturnya.

Amin mengatakan meski ada atau tidak ada pandemi, protokol kesehatan harus tetap menjadi gaya hidup. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler