jpnn.com - Fifty Shades Freed berhasil membukuan pendapatan Rp 1,34 triliun. Padahal, drama erotis itu diolok-olok habis oleh media hiburan Amerika Serikat.
Hal itu tentu menimbulkan tanda tanya. Bagaimana mungkin film yang dihajar habis oleh kritikus (dan dicibir banyak kelompok moviegoers) masih juga disukai? Mungkin karena faktor-faktor berikut ini... (fam/c25/na)
BACA JUGA: Diolok-olok Kritikus, Fifty Shades Freed Raup Rp 1 T
1. Soundtrack Keren
BACA JUGA: Belum Rilis, Black Panther Sudah Lampaui Batman v Superman
Terlepas dari suka ceritanya atau tidak, film-film Fifty Shades punya soundtrack yang keren. Di film pertama, mereka sukses lewat Love Me Like You Do milik Ellie Goulding. Lagu itu bahkan masuk nominasi Golden Globes 2015. Di Fifty Shades Darker, ada I Don’t Wanna Live Forever yang menampilkan Taylor Swift dan solois pecahan One Direction Zayn Malik. Di film ketiga, mereka berhasil ”mengumpulkan” Rita Ora, Liam Payne, Sia, Ellie Goulding, hingga Dua Lipa untuk mengisi soundtrack. Album tersebut meraih posisi pertama di chart album di total 67 negara.
BACA JUGA: Ini 5 Film Paling Amsyong 2017
2. Target Jelas
Dengan adegan intim hampir sepanjang film, franchise Fifty Shades punya penonton terbatas. Yakni, penonton dewasa. Yang tidak boleh dilupakan, mereka lebih dahulu punya fans para perempuan dewasa yang jadi penggemar novelnya. Universal juga jeli membidik tanggal rilis. Ketiga filmnya tidak pernah jauh-jauh dari Valentine, pekan yang identik dengan suasana romantis.
3. Promosi Menggoda
Teaser film-film Fifty Shades selalu singkat, padat, dan jelas. Mereka menampilkan sisi misterius, juga kilasan-kilasan adegan intim. Belum lagi, posternya didesain dengan kutipan Grey. ”Promosi kami memungkinkan orang-orang ’mencicipi’ film tanpa menonton. Itu membuat mereka makin penasaran,” ungkap Presiden Distribusi Domestik Universal Nick Carpou, dikutip The Hollywood Reporter.
4. Home Edition
Ketiga film Fifty Shades melalui editing sana-sini sebelum dirilis. Nah, Universal pun punya penawaran menarik. Mereka menjual home media berupa DVD dan BluRay dengan unrated cut. Umpan itu disambut baik. DVD film pertama adaptasi novel tersebut memuncaki chart Nielsen VideoScan First Alert selama dua pekan berturut-turut setelah diluncurkan pada Mei 2015. Semua ingin melihat lebih dari sekadar bokong Jamie Dornan.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini 5 Film yang Untung Besar di 2017
Redaktur & Reporter : Adil