jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberi atensi khusus terkait isu penyerangan terhadap ulama belakangan ini. Bahkan dia membuat tim khusus mengusut kasus itu.
Setelah dilakukan penelusuran, menurut Tito ada sejumlah fakta yang mereka temukan. "Tim kami sebar ke Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur. Seminggu lebih bekerja, ternyata isu penyerangan ulama ada empat klasifikasi,” kata Tito di Jakarta Barat, Sabtu (3/3).
BACA JUGA: Pak Tito Heran Ada Marbut Pura-Pura Dibacok, Serban Disobek
Pertama kata Tito, ada sekitar 45 isu penyerangan terhadap ulama. Setelah dilakukan pendalaman, hanya ada tiga kasus yang korbannya adalah ulama atau pengurus masjid yang terjadi di Jawa Timur satu kasus dan dua kasus di Jawa Barat.
“Pelaku kami tangkap, ternyata ada gangguan kejiwaan. Hasil pemeriksaan tiga ahli psikiater semua bilang pelaku gangguan kejiwaan,” urai dia.
BACA JUGA: Kapolri: Masih Ada Sisa Saracen yang Eksis Sebarkan Hoaks
Lalu yang kedua, ada peristiwa yang sengaja direkayasa. Kasus penyerangan ulama tidak ada, tetapi dilaporkan kepada polisi dengan mengaku telah menjadi korban penganiayaan.
“Ini ada empat kasus, Cicalengka, Ciamis, kemudian pelosok Kediri, dan terakhir di Balikpapan. Semuanya telah direkonstruksi, dan semuanya mengaku bahwa peristiwa itu tidak ada,” tambah dia.
BACA JUGA: Operasi Sepekan, Amankan 17 Orang Diduga Gila
Kemudian ketiga, yakni kelompok MCA dan eks Saracen yang menggunakan isu memanfaatkan kejadian penganiayaan dan dibuat seolah-olah korbannya ulama.
“Ada peristiwa penyerangan, penganiayaan, tapi korban bukan ulama. Tapi dikatakan oleh media sosial korbannya itu ulama,” ucap Tito.
Dan yang keempat, kelompok MCA memainkan isu penyerangan ulama padahal kejadiannya tidak ada. “Di media sosial mereka buat seolah-olah ada, padahal tidak ada peristiwanya,” tegas dia.
Dia lantas berpesan, masyarakat jangan mudah percaya isu-isu liar di media sosial. Masyarakat kata dia harus bijak dan bisa menyaring informasi yang diterima. (mg1/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketum MUI: Ada yang Agak Diragukan Kebenaran Gilanya
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan