jpnn.com, WASHINGTON - Temuan terbaru mengenai korban insiden misterius yang terjadi di Kedutaan AS untuk Kuba kembali muncul. Penelitian terhadap 40 diplomat yang mengeluhkan sakit saat berada di Havana itu menghasilkan temuan mengejutkan. Rupanya, otak mereka tak bekerja sebagaimana mestinya.
Riset yang dipimpin pakar dari University of Pennsylvania itu dirilis di Journal of American Medical Association baru-baru ini. Ternyata, peneliti berhasil menemukan tanda-tanda abnormalitas yang terjadi pada 44 pasien dari Kuba.
BACA JUGA: Waspada! Peringatan AS buat Warganya di Indonesia Jelang 22 Mei
Keanehan mereka ditemukan setelah para dokter membandingkan hasil pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) para diplomat dengan 48 subjek tes lainnya.
"Yang jelas, kami bisa memastikan sesuatu terjadi pada otak mereka. Dan, kita harus meneliti hal ini lebih lanjut," ujar Ragini Verma, kepala tim penelitian, kepada Agence France-Presse.
BACA JUGA: Penyakit Misterius Mick Jagger Akhirnya Terungkap
BACA JUGA: Staf Diplomatik Kanada di Kuba Terserang Penyakit Misterius
Pakar radiologi dan bedah otak di Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania, tersebut mengatakan bahwa terdapat perbedaan di dalam otak mantan staf Kedubes AS di Havana itu.
BACA JUGA: Staf Diplomatik Kanada di Kuba Terserang Penyakit Misterius
Perbedaan tersebut terlihat paling mencolok di daerah cerebellum. Bagian itu memang mengatur sensor dan pergerakan tubuh. Hal tersebut selaras dengan keluhan yang dialami pasien, yakni kehilangan keseimbangan, pergerakan mata, dan pusing.
"Yang jelas, gambaran otak mereka tak menunjukkan ada gegar otak. Meski, gejala yang mereka alami seperti gegar otak," ungkapnya.
Mereka tak bisa mengambil kesimpulan lantaran tak punya perbandingan. Nyatanya, 44 pasien tersebut tak mempunyai dokumentasi MRI sebelum gejala tersebut terjadi. Karena itu, mereka tak tahu apakah otak mereka benar-benar berubah selama tinggal di Havana. "Saya rasa perlu dilakukan pengawasan jangka panjang," imbuh Verma.
Pada 2017 pemerintah AS memulangkan semua staf kedutaan besar beserta keluarga dari Havana. Itu dilakukan setelah penghuni kedutaan mengeluhkan gejala-gejala aneh sejak 2016. (bil/c10/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokter Lokal Ogah Turun ke Desa, Brasil Krisis Tenaga Medis
Redaktur & Reporter : Adil