40 Persen Obat Kuat di Pasaran Ternyata Ilegal

Kamis, 05 Oktober 2017 – 19:19 WIB
Sidak BBPOM di gudang kosmetik. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, SURABAYA - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) gencar menyidak terhadap produk-produk obat dan makanan yang beredar di masyarakat.

Pada Oktober saja, ada 16 kasus peredaran obat ilegal yang ditemukan petugas BBPOM Surabaya di seluruh wilayah Jawa Timur.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Cecar Kabareskrim di Atas Panggung

"Dari jumlah tersebut, 5 kasus adalah obat tradisional tanpa izin edar (TIE), 5 kasus pangan TIE, 4 kasus kosmetik TIE dan mengandung bahan berbahaya, serta 2 kasus obat TIE dan obat keras," ujar Kepala Seksi Penyidikan BBPOM Surabaya Siti Amanah setelah pertemuan koordinasi Aksi Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan Penyalahgunaan Obat.

Jika dipersentasekan, sekitar 40 persen dari total yang ditemukan adalah obat tradisional.

BACA JUGA: Narji Ditangkap Edarkan Obat Farmasi Terlarang

Penemuan terbesar berada di daerah Jember beberapa waktu lalu.

Nilainya mencapai Rp 5 miliar. Jenis obat tradisional tersebut rata-rata merupakan penambah vitalitas pria di atas ranjang. Atau lebih dikenal obat kuat.

BACA JUGA: 10 Toko Obat Ilegal Beroperasi, 2 Ditutup

"Namanya obat tradisional, tetapi di dalamnya ditemukan kandungan kimia sildenafil," lanjutnya. Sildenafil merupakan nama generik obat yang digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi (impotensi). Penggunaan obat itu harus dengan resep dokter. Sebab, jika digunakan tidak sesuai dosis, obat tersebut dapat mengganggu kerja pencernaan, ginjal, hingga menghentikan denyut jantung.

Selain obat tradisional, kosmetik tanpa izin edar menjadi temuan kedua terbanyak.

Kandungan hidrokuinon dan merkuri ditemukan pada sebagian besar produk yang diperjualbelikan di masyarakat.

Penggunaan hidrokuinon secara terus-menerus diprediksi bisa menjadi kanker kulit dalam waktu lima tahun.

Sementara itu, merkuri memiliki efek korosif terhadap kulit. Artinya, semakin sering dioleskan, lapisan kulit semakin menipis.

Selain itu, penyalahgunaan obat masih banyak ditemukan di masyarakat.

Terutama pada mereka yang berada di usia produktif. Bahkan, hingga ke tingkat anak sekolah. Obat yang disalahgunakan pun tergolong obat keras yang bekerja pada sistem saraf pusat.

"Obat-obat ini menyebabkan ketergantungan. Semakin lama digunakan, akan timbul perubahan aktivitas mental dan perilaku," ujar Kepala BBPOM Surabaya Hardaningsih.

Beberapa contoh obat yang masih ditemukan di lapangan adalah zenith dan karnopen. Padahal, izin edar obat-obat itu ditarik sejak 2009.

Pembentukan Forum Penanggulangan Penyalahgunaan Obat (FP2O) di Jawa Timur pada September lalu diharapkan bisa menjadi ujung tombak untuk memberikan edukasi dan melakukan pengawasan.

Edukasi terutama diberikan kepada generasi muda, orang tua, serta guru-guru yang berada di wilayah Jawa Timur.

Pengawasan dilakukan BBPOM dengan mengawal jalur legal agar jangan sampai ada obat yang disalahgunakan. Untuk jalur ilegal, mereka akan bekerja sama dengan penegak hukum untuk melakukan tindakan.

Di Jawa Timur banyak ditemukan gudang obat ilegal. Meski begitu, rupanya wilayah paling timur Pulau Jawa itu hanya menjadi tempat transit.

Hampir semua proses pembuatannya dilakukan di luar daerah. "Pabriknya kan tidak ada di sini. Jadi, pihak yang terlibat, baik BPOM, kepolisian, maupun bea cukai, harus melakukan pengawasan ketat secara bersama-sama. Jangan sampai yang sudah ada di Jatim ini bisa keluar," ujar Wagub Jatim Saifullah Yusuf.

Dia berharap semakin banyak gudang obat ilegal yang ditemukan agar jaringan bisa segera terbongkar. Dengan demikian, penanggulangan obat ilegal bisa berjalan dengan lebih baik.

Sebab, jika tidak segera mendapat tindakan, fenomena itu akan meluas dan membahayakan generasi penerus bangsa.

"Gerakan promotif dan preventif harus lebih digalakkan. Masyarakat juga harus lebih peduli. Jika ada yang aneh, harus segera melapor," tegasnya. (dwi/c6/ano/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Edarkan Obat Kuat, Joni Tak Berdaya Digelandang Polisi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler