jpnn.com, BEKASI - Marah, kesal, geram, sedih bercampur aduk dirasakan Ibu Rodiah (72) yang berseteru dengan 5 anaknya karena masalah warisan.
Rodiah mengaku pasrah soal permasalahannya dengan lima anaknya tersebut.
BACA JUGA: Kalimat Ibu Rodiah yang Diteror dan Dipolisikan 5 Anaknya, Bikin Terenyuh
"Sudah enggak bisa saya doakan mereka (doa baik). Mereka otak batu semua, batu bisa enggak dilas, enggak bisa, kan," kata Rodiah kepada JPNN.com, Jumat (3/12).
Rodiah mengatakan dirinya kini hanya fokus beribadah.
BACA JUGA: Dilaporkan 5 Anak Kandung ke Polisi, Ibu Rodiah: Sakit Perasaan Saya
Dia enggan memikirkan lagi kelima anaknya yang selalu meributkan tanah warisan.
"Ke depannya emak, mah, pasrah saja, biar Allah yang kuasa. Fokus emak ibadah, baca Alquran, emak sudah tua buat bekat nanti di akhirat," ujar Rodiah.
BACA JUGA: Nikita Mirzani Ajak Masyarakat Bantu Korban Banjir di Kalimantan
Rodiah, warga Kampung Gudang Huut, RT003/03 Desa Sindangjaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dilaporkan oleh 5 anak kandungnya karena persoalan harta warisan.
Ibu Rodiah dilaporkan kelima anak kandungnya ke Polres Metro Bekasi atas dugaan penggelapan.
Diantar tiga anaknya yang lain, ibu delapan anak itu terpaksa harus memenuhi panggilan polisi di Markas Polres Metro Bekasi, Senin lalu (29/11).
"Sakit (perasaan) saya, Sonya (anak pertama Rodiah), melaporkan ibu ke Mabes, ke Polda, dan terakhir di Polres. Katanya ibu gadaikan tanah sebesar Rp 500 juta," ucap Rodiah.
Namun, polisi meluruskan bahwa Sonya tidak melayangkan laporan apa pun terhadap ibunya.
"Hanya surat permohonan perlindungan hukum saja. Bukan laporan ya. Jadi, bahasanya Bu Sonya ini meminta perlindungan hukum, seperti itu. Jadi, jangan salah ya. Kami belum terima laporan," kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Aris Timang, Kamis (2/12). (cr1/jpnn)
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Dean Pahrevi