jpnn.com, JAKARTA - BANYAK orang memilih menggunakan minyak sayur daripada minyak biasa saat menggoreng makanan mereka.
Namun, terlalu sering menggunakan minyak sayur dalam masakan juga berbahaya.
BACA JUGA: Jaga Kadar Gula Darah, Ini 8 Khasiat Minyak Cengkeh yang Perlu Anda Ketahui
Sebab, minyak sayur kaya lemak tak jenuh ganda yang bisa memicu berbagai penyakit.
Lemak tak jenuh ganda termasuk lemak buruk yang bisa menyebabkan percepatan pertumbuhan sel kanker, pembekuan darah, dan peningkatan peradangan dalam tubuh.
BACA JUGA: 6 Cara Alami Turunkan Kadar Gula Darah yang Tinggi
Riset menunjukan, minyak sayur bisa mengubah kolesterol baik (HDL) menjadi kolesterol jahat (LDL).
Akibatnya, siapa pun berisiko tinggi mengalami penyakit jantung, penyakit autoimun, penyakit neurodegeneratif, dan bahkan kanker.
BACA JUGA: 4 Manfaat Ampuh Bawang Putih Panggang, Bisa Redakan Peradangan
Selain itu, minyak sayur yang digunakan untuk memasak seringkali telah terhidrogenasi karena harganya murah dan umur simpan yang lebih lama.
Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.
1. Mengganggu keseimbangan kadar gula
Beberapa penelitian menunjukkan minyak sayur terhidrogenasi bisa mengganggu keseimbangan kontrol gula darah.
Pasalnya, minyak yang mengalami proses hidrogenasi juga mengandung lemak trans.
Riset yang meneliti hampir 85.000 wanita menemukan konsumsi lemak trans berlebihan berisiko besar mengalami diabetes tipe 2.
Konsumsi lemak trans berlebihan juga bisa meningkatkan risiko resistensi insulin.
Padahal, hormon insulin sangat penting dalam menjaga keseimbangan kadar gula darah.
2. Meningkatkan peradangan
Riset juga membuktikan kandungan lemak trans dalam minyak nabati bisa memicu peradangan di tubuh.
Padahal, peradangan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
3. Membahayakan kesehatan jantung
Lemak trans dalam minyak nabati juga bisa membahayakan kesehatan jantung.
Riset menunjukan lemak trans bisa meningkatkan kadar kolesterol LDL (jahat) sekaligus menurunkan kolesterol baik HDL (baik), yang keduanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Asupan lemak trans yang tinggi juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany