jpnn.com, JAKARTA - Selamat pagi pembaca setia JPNN.com, hari ini kami sajikan berita terpopuler sepanjang Minggu (12/12) tentang Jenderal TNI Jadi tersangka sebagai bukti Kejagung tak pandang bulu sikat koruptor, ada dua hal misteri dari kasus HW, TMP langsung bergerak untuk menyukseskan Pemilu 2024. Simak selengkapnya!
Jangan lupa ya, tetap pakai masker saat bepergian, rutin mencuci tangan dan menjaga jarak karena pandemi Covid-19 belum berakhir.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Pernyataan Tegas Wamenag Terlontar, PPPK Cemas soal Formasi, BKN Buka Suara
1. NIP PPPK Guru Belum Diproses, Honorer Telanjur Bayar Suket Kesehatan Rp 535 Ribu
Ribuan guru honorer yang lulus PPPK tahap I risau hatinya. Sebab, penetapan NIP PPPK guru belum juga ada tanda-tanda diproses, padahal mereka sudah telanjur keluar dana saat pemberkasan.
Ketua Solidaritas Nasional Wiyatabakti Indonesia (SNWI) Sumatera Selatan Susi Maryani mengungkapkan mereka sudah mengurus surat keterangan (suket) kesehatan.
Suket ini akan expired sehingga mereka harus memulai lagi dari nol.
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
NIP PPPK Guru Belum Diproses, Honorer Telanjur Bayar Suket Kesehatan Rp 535 Ribu
2. Jadikan Jenderal TNI sebagai Tersangka, Bukti Kejagung Makin Trengginas Sikat Koruptor
Kader Partai Gerindra Arief Poyuono memuji kinerja Kejaksaan Agung (Kejagung) di bawah pimpinan ST Burhanuddin dalam pemberantasan korupsi.
Salah satu bukti nyata kinerja Kejagung, yaitu dengan penetapan Brigadir Jenderal TNI YAK selaku Direktur Keuangan Tabungan Wajib Perumahan (TWP) Angkatan Darat sebagai tersangka korupsi.
YAK dijadikan tersangka kasus korupsi dana tabungan wajib perumahan TNI AD pada 2013 hingga 2020.
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
Jadikan Jenderal TNI sebagai Tersangka, Bukti Kejagung Makin Trengginas Sikat Koruptor
3. Dudi Meminta Tes PPPK Guru Tahap III Digelar Januari 2022, Jangan Molor Lagi
Hasil tes PPPK guru tahap II rencananya diumumkan 16 Desember 2021. Sebagian peserta tes optimistis lulus. Namun, sebagian lagi pesimistis karena melihat formasinya terbatas.
Dudi Abdullah, guru honorer K2 asal Kabupaten Garut, merasa dirinya tidak akan lulus formasi.
Hal ini dikarenakan formasi untuk guru kelas SD tersisa 27. "Saya lulus passing grade, tetapi pesaing saya juga lulus dan nilainya tinggi. Kami sama-sama memiliki sertifikat pendidik,” kata Dudi kepada JPNN.com, Sabtu (11/12).
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
Dudi Meminta Tes PPPK Guru Tahap III Digelar Januari 2022, Jangan Molor Lagi
4. Herry Wirawan Memerkosa 12 Santriwati, 2 Hal Ini Masih Misteri
Konsultan Lentera Anak Foundation Reza Indragiri Amriel punya dua pertanyaan yang masih misteri terkait aksi bejat oknum guru bernama Herry Wirawan yang memerkosa 12 santriwati di Bandung, Jawa Barat.
Mayoritas santriwati yang menjadi korban aksi bejat Herry Wirawan telah melahirkan anak dan dua orang di antaranya tengah hamil.
"Dalam kasus oknum guru bejat Herry Wirawan, misalnya, ada dua pertanyaan yang belum terjawab," kata Reza kepada JPNN.com, Sabtu (11/12).
Pertama, mengapa oknum guru pesantren itu tidak meminta para santri mengaborsi janin mereka.
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
Herry Wirawan Memerkosa 12 Santriwati, 2 Hal Ini Masih Misteri
5. Demi Pemilu 2024, TMP Bergerak ke Sejumlah Daerah Termasuk Sulsel
Taruna Merah Putih mulai bergerak ke sejumlah daerah termasuk Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk membangun kekuatan dan struktur organsasi sayap PDIP ini demi memenangi Pemilu 2024.
TMP meningkatkan kemampuan anggotanya antara lain menggelar Pelatihan Menulis dan Fotografi Jurnalistik Angkatan III secara daring pada 11 Desember 2021.
Sebanyak 22 DPC TMP Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan mengahadiri pelatihan ini. Sekjen DPP Taruna Merah Putih Restu Hapsari mengatakan pihaknya konsen memberdayakan anak muda milenial untuk mengawal demokrasi. Salah satunya melalui pelatihan jusnalistik.
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
Demi Pemilu 2024, TMP Bergerak ke Sejumlah Daerah Termasuk Sulsel
Video Terpopuler Hari ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Berita Terpopuler: Surat Novi Widyasari Ungkap Fakta, Psikolog Beberkan Analisis, Kombes Ramadhan Merespons
Redaktur & Reporter : Elvi Robia