jpnn.com - JAKARTA - Polda Metro Jaya masih punya pekerjaan rumah terkait kasus Wayan Mirna Salihin, yang tewas usai meminum es kopi Vietnamese bercampur racun sianida, pesanan Jessica Kumala Wongso di Mall Grand Indonesia, pada 6 Januari lalu.
Meski penelusuran kasus ini sudah bergulir selama sebulan, penyidik mengaku masih harus melengkapi barang bukti dan keterangan saksi untuk menjerat tersangka Jessica di pengadilan.
BACA JUGA: Menyingkap Motif Begeng Membunuh Bocah Depok 7 Tahun
Sejumlah fakta semakin terkuak saat saksi, pihak kepolisian, ahli pidana, hakim, pengacara Jessica yakni Yudi Wibowo Sukinto, dan ayah kandung Mirna yaitu Dermawan Salihin memberikan pendapatnya di salah satu stasiun televisi swasta.
Pada kesempatan itu, Dermawan sempat mengungkapkan sejumlah fakta perihal kematian putrinya itu. Bahkan, Dermawan lebih dominan menguasai dikskusi tersebut dibandingkan yang lainnya.
BACA JUGA: Tiba-tiba, Pengacara Jessica Lupa soal Dermawan dan BIN
Di lain kesempatan, Dermawan juga mengklaim, bahwa ia memiliki koneksi di Australia guna menggali profil Jessica yang cukup lama tinggal di Negeri Kanguru itu.
Usai acara itu, Yudi malah menyebut, bahwa Dermawan merupakan anggota Badan Intelijen Negara (BIN) lantaran lebih mengetahui kasus pembunuhan dari pada penyidik tersebut. (mg4/jpnn)
BACA JUGA: Inilah yang Dilakukan Jessica Dalam Rutan
Berikut fakta terkait kematian Mirna, Sianida, dan BIN:
1. Mirna meninggal usai menengak es kopi Vietnamese bercampur racun sianida yang dipesankan Jessica.
2. Hasil labotorium forensik (labfor) Mabes Polri berhasil mengidentifikasi dalam organ tubuh Mirna terdapat zat sianida. Kabid Dokkes Polda Metro Jaya mengatakan, bahwa dalam organ tubuh Mirna mengandung 3 gram sianida.
3. Ayah Mirna, Dermawan meladeni sejumlah pertanyaan pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea juga pengacara Jessica, Yudi Wibowo Sukinto. Bahkan dia memaparkan sejumlah dugaan bukti yang berhasil didapatkannya. Dermawan mendominasi diskusi dibandingkan peserta lainnya.
4. Yudi Wibowo Sukinto menyatakan, bahwa ayah kandung Mirna, Dermawan Salihin merupakan anggota Badan Intelejen Negara (BIN). Menurut Yudi, Dermawan lebih mengetahui sebuah kasus pidana dibandingkan penyidik yang menangani kasus ini.
5. Setelah Dermawan dituding sebagai anggota BIN, ia justru berencana melaporkan Yudi kepada polisi atas dugaan pencemaran nama baik. Menurut Dermawan, tidak sepatutnya Yudi mengaitkan profesi seseorang dengan instansi pemerintahan. Apalagi disebutkan Dermawan, hal itu mengenai keamanan negara.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Perseteruan Rekonstruksi Mirna, Ini Reaksi Kejati DKI
Redaktur : Tim Redaksi