jpnn.com, BANDUNG BARAT - Warga Kabupaten Bandung Barat dihebohkan dengan penemuan kerangka manusia diduga pasangan ibu dan anak.
Kerangka tersebut ditemukan di sebuah rumah yang terletak di Perumahan Tani Mulya, RT 11 RW 15, Desa Tani Mulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
BACA JUGA: Misteri Tulisan di Dinding Rumah Kerangka Ibu-Anak di Bandung Barat
Saat ini, Polres Cimahi pun masih menyelidiki ihwal penyebab kematian dari dua kerangka tersebut.
Berikut fakta-fakta penemuan kerangka di Ngamprah, KBB yang berhasil dirangkum JPNN:
BACA JUGA: Polisi Selidiki Penyebab Kematian Ibu & Anak yang Ditemukan Tinggal Kerangka di Bandung Barat
1. Kerangka pertama kali ditemukan oleh suami korban
Dua kerangka manusia itu beridentitas Iguh Indah Hayati dan Elia Imanuel Putra. Keduanya pertama kali ditemukan oleh sang suami di kamar rumah pada Senin (29/8/2024).
BACA JUGA: Dokter Forensik Periksa 2 Kerangka Manusia yang Ditemukan di Bandung Barat
“Posisi kerangka mayat saat ditemukan terbaring di tempat tidur, yang ditemukan dua kerangka. Diduga ibu dan anak,” kata Kusmawan.
Saksi yang pertama kali menemukan kedua kerangka manusia tersebut adalah suaminya.
“Awalnya yang menemukan yaitu suaminya yang berkunjung ke rumah ini karena statusnya pisah tempat sehingga suaminya berkunjung tempat tinggalnya yang sudah ditinggalin 6 tahun,” ungkapnya.
Saat hendak masuk ke rumah menemui anak dan istrinya, menurutnya, kondisi pintu pagar tergembok.
Suaminya kemudian meminta bantuan RT dan warga setempat untuk menjebol rumah dan ditemukan dua kerangka manusia.
“Diduga mengunci diri dari sebelumnya karena ketika mau masuk harus menjebol, di kunci dari dalam,” jelasnya.
Ia menerangkan, suaminya sudah lama tidak berkomunikasi dan tinggal di Cirebon. Saat ini jenazah pun telah dikembalikan ke pihak keluarga, sekalis meminta izin untuk proses autopsi.
2. Kerangka ibu dan anak diperiksa dokter forensik
Tim forensik Rumah Sakit (RS) Sartika Asih memeriksa kerangka manusia ibu dan anak yang ditemukan di Perumahan Tani Mulya, RT 11 RW 15, Desa Tani Mulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Pemeriksaan ini untuk mengetahui penyebab kematian ibu dan anak beridentitas Iguh Indah Hayati, 55, dan Elia Imanuel Putra, 24, itu.
“Kami pasti identifikasi dahulu betul-betul benar apa si A ini itu namanya yang kami sangkakan kan jelas itu harus diidentifikasi,” kata dr Adang Azhar selaku dokter forensik RS Sartika Asih Bandung ditemui di lokasi, Selasa (30/7/2024).
“Terus yang kedua kami memeriksa tanda-tanda yang lainnya, tadi katanya apakah ada unsur ke tindak pidana atau enggak. Nanti kami gabungkan dengan pemeriksaan-pemeriksaan sampel-sampel,” sambungnya.
Adang mengungkapkan, pihaknya belum bisa mengungkap ihwal waktu kematian dari jasad ibu dan anak ini. Namun yang pasti, proses jenazah membusuk memakan waktu kurang lebih enam bulan.
“Ada beberapa secara umum, kalau secara umum ini saja. Kami sering menemukan kalau dalam bentuk kerangka biasanya itu paling minimal enam bulan. Bisa lebih kan jadi tergantung banyak faktor. Bisa dipengaruhi cuaca, kelembapan, dan lain-lain,” terangnya.
3. Polisi amankan barang bukti untuk cari petunjuk
Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto mengatakan, penyidik bersama tim Inafis menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) guna mengetahui penyebab kematian ibu dan anak itu.
Dalam olah TKP ini, polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti yang ditemukan di dalam rumah korban.
“Di sini kami melakukan pendalaman terkait dengan barang-barang yang ditemukan sebagai petunjuk-petunjuk untuk kami bisa menentukan apakah penemuan tengkorak ini ada dengan apakah ada keterkaitan dengan suatu tindak pidana,” kata Tri.
Tri menuturkan, dalam olah TKP sudah ditemukan adanya petunjuk penyebab kematian kedua kerangka tersebut.
Hanya saja, pihaknya tak bisa tergesa-gesa menyimpulkan dan masih akan menunggu hasil tes Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor).
“Memang dari barang-barang yang kami temukan sudah ada bukti petunjuk, namun kami masih menunggu hasil dari tim forensik untuk bisa mengetahui penyebab dari kematian, sehingga kami bisa menyimpulkan,” ujarnya.
Adapun barang bukti yang diambil dari TKP adalah baju korban dan sisa-sisa air.
4. Tulisan misterius di dinding rumah
Sejumlah pesan diduga ditulis oleh dua orang korban Iguh Indah Hayati, 55, dan Elia Putra, 24, yang sudah menjadi kerangka manusia ditemukan polisi di kediaman korban di Perumahan Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Pesan tersebut diduga ditunjukan kepada suami dan ayah korban, Mudjoyo Tjandra.
Adapun dua kerangka manusia itu ditemukan di sebuah rumah pada Senin (29/7/2024). Pesan yang diduga ditulis kedua korban itu terpampang di dinding rumah dan beredar di media sosial.
Pesan tersebut ditujukan kepada suami dan ayah korban. Mereka kecewa dengan janji-janji suaminya yang tidak pernah ditepati.
Dalam foto yang dilihat JPNN, begini isi tulisan pada dinding rumah kediaman Iguh dan Elia:
“Surat untuk Mudjoyo. Kalau buat janji, jangan bikin janji kalau gak bisa menepati janji. Aku mau sekolah katanya mau membiayai sekolah tapi semua itu dusta. Catatan, akan kubawa sampai mati semua janji manismu.”
“Aku hanya minta uang sekolah, tapi kau seperti itu, katanya raihlah cita cita setinggi langit tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah. Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu saja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sempurna dan menjadi sangat sempurna. Ketahuilah hanya tuhan yang sempurna," mengutip tulisan yang diduga ditulis kedua korban.
5. Tetangga tidak mengetahui rumah tersebut masih dihuni Iguh dan Elia
Entin, 43, warga sekitar menuturkan, terakhir kali bertemu dan berbincang dengan Indah sekitar lima tahun lalu. Ketika itu Indah mengatakan berniat pindah rumah ke wilayah Cisarua bersama anaknnya.
"Kebetulan saya temen main, ngobrol terakhir lima tahun lalu. Katanya mau pindah ke Cisarua, dan sempet minta maaf. Katanya kalau ada waktu main ke sana," kata Entin di lokasi, Selasa (30/7/2024).
Setelah itu Entin tidak lagi berkomunikasi dan menyambangi rumah Indah dan anaknya karena mengira sudah pindah.
"Makannya saya enggak pernah ke sini (rumah Indah). Pribadinya memang tertutup, kecuali kalau ke temennya baru mau ngobrol," ujarnya.
Kemudian, Entin baru mau mengetahui informasi bila Indah dan anaknya ditemukan sudah menjadi kerangka di dalam rumahnya.
"Saya pertama tau dari WhatsApp grup, makannya kaget karena setahu saya bilangnya mau pindah," ucapnya.
Sementara itu, Ai Suryati (54) warga lainnya, mengaku terakhir kali melihat Indah dan anaknya sebelum Covid-19 tahun 2020 lalu. Setelahnya, ia dan warga lainnya tidak pernah lagi bertemu dengan ibu dan anak yang ditemukan sudah menjadi kerangka itu.
"Terakhir ketemu sebelum Corona, saya lupa tahunnya. Dan itu pun tidak sama sekali ngobrol. Kalau lewat kan kerjanya di belakang jadi hanya lewat aja,” jelas Ai.
Warga mengira ibu dan anak itu sudah pindah rumah karena sempat mengurusnya surat kepindahan ke pengurus setempat.
Dugaan warga keduanya sudah pindah karena rumah itu terbengkalai dan tidak terurus. Pantauan JPNN di lokasi, bagian depan rumah tersebut sudah ditumbuhi tanaman liar hingga berdebu. Warga pun tidak mencium aroma apa pun dari dalam rumah tersebut.
“Jadi semenjak tidak terlihat lagi memang anggapan kami memang katanya sudah pindah dan sempat meminta surat pindah ke Ketua RW,” terangnya.
Bahkan, kata dia, di bagian depan gerbang rumah terdapat keterangan bahwa rumah tersebut akan dijual. Bahkan, ada beberapa orang yang coba menghubungi nomor yang tercantum itu namun tidak aktif.
"Sudah lama memang rumah ini ada tulisan dijual tapi sempat ada beberapa kali yang menanyakan katanya pas menghubungi nomor yang dicantumkan tidak aktif. Jadi semuanya sudah tahu rumah tahu kosong,” tandasnya. (mcr27/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina