5 Faktor Pengemudi Fortuner Acungkan Pistol Tak Layak Disebut Koboi

Sabtu, 03 April 2021 – 02:50 WIB
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel saat menjadi narasumber Podcast JPNN.com. Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menyatakan aksi pengemudi Fortuner yang mengacungkan senjata diduga pistol di Duren Sawit, Jakarta Timur tidak layak dijuluki koboi.

Julukan itu juga tidak pantas untuk pengendara lain yang unjuk senjata apalagi menodongkannya kepada masyarakat.

BACA JUGA: Aksi Koboinya Viral, Pengemudi Fortuner Ditangkap Polisi di Jakarta Selatan

Tampak pengemudi Fortuner B 1673 SJV mengacungkan diduga senjata api usai tabrak pengendara sepeda motor di Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (2/4). Foto: Instagram/warung jurnalis

"Jangan pakai kiasan 'koboi'. Malah tersanjung. Banyak koboi yang baik. John Wayne itu koboi. Ranger pun koboi. Bon Jovi juga penggemar koboi," kata Reza kepada JPNN.com, Jumat (2/4).

BACA JUGA: Mas Didik Sebut Kubu Moeldoko Tengah Menutupi Rasa Malu

Sebelumnya tim Polda Metro Jaya sudah meringkus pengemudi mobil Fortuner berpelat B 1673 SJV itu. Inisialnya MFA.

Aksi MFA viral di media sosial usai menabrak pengendara sepeda motor dan mengacungkan senjata diduga pistol di Jalan Baladewa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat dini hari.

BACA JUGA: Simak Pengakuan Gubernur Lukas Enembe Usai Dideportasi dari PNG, Ya Ampun

Pakar yang menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi UGM itu lantas menyampaikan argumentasi kenapa julukan koboi makin tidak layak untuk orang yang unjuk senjata di depan umum.

"Karena ada sejumlah faktor serius di balik perilaku todong-todong orang pakai senjata," ucap Reza.

Berikut lima faktor perilaku orang-orang yang suka todongkan senjata:

1. Karena memiliki apalagi menodongkan senjata dapat seketika memunculkan perasaan perkasa (powerful)," ucap Reza.

2. Karena senjata bisa mengatasi persoalan kepribadian semisal minder, cemas, kesulitan bersosialisasi, dll.

3. Karena si empunya memiliki kecenderungan impulsif dan pengendalian amarah yang buruk.

4. Karena mungkin si empunya sedang berada di bawah pengaruh narkoba atau pun miras.

5. Karena si empunya berideologi sayap kanan. Kalau sudah sampai pada level ideologis, bisa mirip teroris.

"Silakan cek kasus per kasus, individu per individu: mana yang relevan," ujar peraih gelar MCrim (Forpsych, master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne, Australia itu.

Berdasarkan analisisnya itu, Reza pun menyampaikan julukan yang pantas untuk orang-orang yang suka menodongkan senjata api di muka umum.

"Dikaitkan ke faktor kelima di atas, kalau perlu, kelakuan para pengemudi brengsek yang unjuk pistol kepada warga langsung saja dikasih metafora sebagai teroris jalanan," kata Reza Indragiri. (fat/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler