5 Jenis Bisnis yang Laris Manis selama 2021, Tak Ada Matinya

Kamis, 30 Desember 2021 – 18:53 WIB
Usaha kuliner dodol tetap laris manis selama 2021. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pembatasan sosial selama pandemi membuat masyarakat makin kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Masyarakat yang terkena dampak pandemi sebagian membuka usaha dan menjadi UMKM.

BACA JUGA: Outlook PEN 2021: Realiasi Dukungan UMKM Paling Rendah

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) Maret 2021, jumlah UMKM mencapai 64,2 juta.

UMKM berkontribusi terhadap PDB sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun. UMKM mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,42 persen dari total investasi di Indonesia.

BACA JUGA: Garap Pasar Global, LPEI Gandeng Kadin Beri Pelatihan Ekspor Untuk UMKM

UMKM juga makin canggih dalam menggunakan teknologi.

The SMERU Research Institute mencatat penggunaan internet oleh pelaku UMKM meningkat hingga 59,64 Persen.

BACA JUGA: Mengenal Localoka, Showcase untuk Produk UMKM Binaan BRI

Mereka mengakses internet dan menjajakan dagangan via marketplace dan e-commerce.

Berdasarkan pengamatan JPNN.com terdapat beberapa usaha yang menjadi tren di 2021. 

Berikut daftar UMKM yang berkembang selama 2021:

1. Kuliner

Bisnis kuliner menjadi yang paling laris, karena merupakan kebutuhan pokok.

Kreativitas dipadukan dengan teknologi membuat usaha kuliner tak ada matinya.

Beberapa kuliner yang tetap berjaya selama 2021 yakni frozen food, makanan cepat saji, kue, hingga makanan sehat.

2. Tanaman

Pada 2021 dua kebijakan pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah adalah PSBB dan PPKM.

Banyak orang menghabiskan waktunya di rumah.

Hal itu, membuat banyak orang menghiasi rumah mereka senyaman mungkin, salah satunya dengan tanaman.

Tanaman hias menjadi salah satu bisnis yang tren di masa pandemi covid-19 hingga saat ini.

3. Reseller dan Dropship

Tak banyak memerlukan modal, menjadi kelebihan reseller atau dropship.

Penjualan hanya perlu memasarkan dan menjual barang milik pihak lain tanpa perlu membelinya terlebih dahulu (menyetok barang).

4. Jasa pengiriman

Jasa pengiriman juga laris manis karena pembatasan sosialisasi yang dilakukan pemerintah. Penjual dan pembeli makin praktis karena ada jasa pengiriman tersebut. 

Pembukaan gerai jasa pengiriman pun makin banyak.

Asperindo menyebut volume pengiriman rerata nasional sepanjang semester pertama 2021 telah tumbuh sekitar 30 persen (yoy).

5. Bisnis Sembako

Bisnis sembako bisa jadi pilihan tepat untuk tetap bertahan hidup di tengah pandemi.

Toko sembako atau toko kelontong merupakan salah satu tempat yang tidak harus menutup usahanya ketika ada pembatasan sosial. (mcr28/mcr10/jpnn)


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Elvi Robia, Wenti Ayu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler