jpnn.com, JAKARTA - Melihat perkembangan tren mobil listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia yang terus berkembang menjadi pilihan para pemudik untuk mengendarai kendaraan tersebut.
Terlebih stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) juga jumlah semakin banyak.
BACA JUGA: Layani Angkutan Mudik Lebaran, Damri Menyiapkan 2.000 Bus
Meski begitu, mudik mengendarai mobil listrik tetap butuh persiapan. Mengingat karakteristik mobil listrik berbeda dengan mesin konvensional, terdapat berbagai hal yang harus dijadikan pertimbangan ketika mudik menggunakan EV.
Deputy Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia, Fisa Rizqiano mengatakan ada sejumlah faktor yang mempengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik saat digunakan untuk mudik ke kampung halaman.
BACA JUGA: Agar Mudik Lebaran Masyarakat Ceria, Pucuk Pimpinan di Riau Siapkan Pengamanan Terbaik
Dia menjelaskan suhu lingkungan akan mempengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik dan kinerja baterai.
"Jangkauan lebih luas dimungkinkan pada suhu lingkungan sedang.Sebaliknya, dalam cuaca yang sangat panas atau dingin, jangkauan mobil listrik akan berkurang,” ujar Fisa dalam siaran persnya, Sabtu (30/3).
BACA JUGA: Sambut Mudik Lebaran 2024, Tol Cibitung-Cilincing Berlakukan Tarif Diskon
Berikut lima kiat yang harus diperhatikan sebelum mudik ke kampung halaman dengan mengendarai mobil listrik:
1. Rencanakan Perjalanan dengan Baik
Salah satu pembeda utama mobil listrik dengan kendaraam konvensional adalah karakteristik pengisian sumber energi geraknya.
Jika mobil konvensional pengisian energi cukup melalui SPBU, khusus mobil EV pengisiannya melalui Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Tentunya memakan waktu yang lebih lama serta memiliki jumlah distribusi yang relatif lebih sedikit dibandingkan mobil konvensional.
Oleh karena itu, pemudik yang mengendarai EV perlu mengkalkulasi range tempuhnya serta lokasi tersedianya SPKLU di sepanjang perjalanan maupun kemampuan daya listrik di lokasi tujuan.
2. Gaya Mengemudi
Gaya berkendara yang antisipatif, santai, dengan kecepatan stabil atau dikenal dengan Eco Driving, akan mengoptimalkan jangkauankendaraan.
Sebaliknya, akselerasi yang agresif dan sering, kecepatan tinggi, yang disertai pengereman yang mendadak (hard braking) akan menghabiskan lebih banyak energi.
Jika kondisi memungkinkan, menggunakan cruise control untuk membantu kecepatan kendaraan yang konstan dan mengantisipasi kecepatan tinggi yang akan berdampak negatif terhadap jarak tempuh.
3. Kondisi Jalan
Pada kondisi jalan yang lebih datar, motor listrik pada kendaraan tidak perlu bekerja terlalu keras sehingga meminimalkan penggunaan energi baterai listrik.
Sebaliknya, motor listrik akan bekerja lebih keras dalam kondisi jalan menanjak, sehingga membutuhkan daya listrik lebih besar.
Hal ini tentunya terjadi pada semua kendaraan, terlepas dari jenis tenaga penggeraknya.
Namun, bagi pengguna mobil EV, hal ini patut mendapat perhatian lebih, mengingat menghemat daya sangat penting karena masih terbatasnya SPKLU.
4. Pengereman Regeneratif (Regenerative Braking)
Pada saat Anda melepaskan kaki dari pedal gas, sistem pengereman regeneratif yang cerdas akan memperlambat kendaraan dengan nyaman sekaligus mengubah tenaga yang dihasilkan untuk mengoptimalkan jangkauan baterai.
Beberapa kendaraan listrik memiliki regen pedal angkat yang dapat disesuaikan dan pengaturan maksimum biasanya memungkinkan mengemudi "satu pedal"—di mana tidak perlu lagi menggunakan rem di lalu lintas kota atau pinggiran kota.
Perlu dicatat, meskipun menghemat baterai, praktek pengereman ini akan menimbulkan efek negatif pada ban, yang mana ban akan mendapatkan gesekan terhadap permukaan jalan yang lebih sehingga dapat menyebabkan umur ban lebih pendek karena aus tidak rata.
Beberapa model kendaraan listrik memiliki fitur Eco Mode. Eco mode adalah cara sederhana untuk mengoptimalkan jangkauan Anda selama perjalanan, yang termasuk pengaturan termasuk suhu kabin dan resirkulasi udara untuk menghemat energi dan memaksimalkan jangkauan.
5. Jaga agar Tekanan Angin Ban Sesuai Rekomendasi Pabrik
Tekanan ban yang rendah meningkatkan konsumsi energi, karena hambatan gelinding (rolling resistance) yang lebih besar membutuhkan daya gerak yang lebih besar.
Untuk kendaraan listrik dengan ban ketahanan gelinding rendah, ini sangat penting untuk memastikan tekanan angin ban cukup untuk mengurangi hambatan berlebihan.
Bacalah rekomendasi ukuran tekanan ban pada kendaraan yang biasanya terdapat pada kusen pintu samping kiri depan), simpan pengukur tekanan ban di dalam laci, dan periksa tekanan ban secara teratur. (ddy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Tambah 2.000 Penerbangan di Bandara Soetta Untuk Mudik Lebaran Tahun Ini
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian