jpnn.com, RAKHINE - Investigasi Associated Press (AP) mengungkap bahwa ada lima kuburan massal berisi mayat etnis Rohingya korban kekejaman militer Myanmar di Negara Bagian Rakhine.
Temuan yang dirilis Kamis (1/2) ini menambah deretan bukti kebrutalan militer Myanmar terhadap warga Rohingya.
BACA JUGA: Bom Molotov Meledak di Rumah Aung San Suu Kyi
Diperkirakan ada sekitar 400 penduduk Rohingya yang dianiaya dan dibunuh oleh tentara Myanmar. Korban selamat mengatakan kepada Associated Press bahwa tentara telah mencoba menutupi bukti kekejaman tersebut.
Pegiat HAM, Phil Robertson mengatakan, laporan tersebut akan mendorong masyarakat internasional untuk menuntut pertanggungjawaban dari Myanmar dan menggarisbawahi perlunya embargo senjata oleh PBB ke negara tersebut.
BACA JUGA: Lembaga HAM Minta Pemulangan Pengungsi Rohingya Ditunda
"Ini saatnya Uni Eropa dan AS untuk serius mengidentifikasi dan memberikan sanksi yang ditargetkan terhadap komandan militer dan tentara Myanmar yang harus bertanggung jawab atas kejahatan hak-hak asasi mendasar ini," ujar Robertson.
Utusan khusus PBB untuk HAM di Myanmar Yanghee Lee mengatakan, pembunuhan dan pembuangan mayat tersebut mengandung ciri-ciri sebuah genosida.
BACA JUGA: Pengungsi Rohingya Ngotot Menolak Dipulangkan ke Myanmar
Namun, dia tidak dapat memberi label genosida sampai ada keputusan dari pengadilan internasional.
Myanmar sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas satu kuburan massal yang berisi 10 jenazah di desa Inn Din. Pihak militer Myanmar mengklaim bahwa mereka yang telah meninggal adalah teroris.
Sejak Agustus 2017, lebih dari 655.000 orang Rohingya telah meninggalkan Myanmar ke Bangladesh. Militer Myanmar mengklaim mereka memerangi teroris.
Namun korban selamat yang menyeberang ke Bangladesh mengatakan, tentara Myanmar melakukan pembunuhan massal, pemerkosaan, dan pembakaran rumah. (AP/ina/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rakhine Kembali Panas, Tujuh Demonstran Tewas Didor Aparat
Redaktur & Reporter : Adil