5 Makanan Sehat yang Bisa Mengacaukan Gula Darah Penderita Diabetes

Rabu, 23 Maret 2022 – 02:21 WIB
Wortel. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - BAGI penderita diabetes, mengonsumsi beberapa makanan tertentu bisa menaikkan gula darah mereka.

Gula darah yang meningkat secara drastis bisa disebabkan karena beberapa hal.

BACA JUGA: 11 Buah yang Ampuh Taklukkan Gula Darah Tinggi

Mulai dari faktor keturunan, terlalu sering mengonsumsi makanan manis, hingga tubuh yang tidak mampu memproses insulin.

Untuk itu, penderita diabetes mengetahui mereka harus menjalani pola gaya hidup sehat.

BACA JUGA: 4 Makanan Sehat yang Harus Dihindari Penderita Penyakit Jantung, Bahaya Lho

Hal ini perlu penderita diabetes lakukan agar gula darah mereka selalu aman terkendali.

Namun tahukah Anda, ada makanan sehat yang bisa mengacaukan gula darah penderita diabetes.

BACA JUGA: 3 Manfaat Air Rebusan Daun Jarak, Gula Darah Langsung Ambyar

Makanan ini sebaiknya jangan pernah Anda konsumsi. Namun, jika Anda sangat ingin mengonsumsi makanan ini, sebaiknya dalam jumlah kecil.

Hal ini agar gula darah penderita diabetes tidak melonjak tajam.

Berikut ini penjelasannya, seperti dikutip laman Cookinglight.

1. Couscous

Sementara couscous memang mengandung nutrisi penting, seperti protein dan selenium, couscous juga lebih tinggi dalam karbohidrat sederhana, yang dimetabolisme menjadi gula dan meningkatkan glukosa darah.

Pasangkan couscous dengan makanan sehat yang bisa membuat kadar gula darah aman terkendali, seperti bayam, kangkung, dan selada.

2. Bit

Orang berasumsi bahwa karena bit adalah sayuran, mereka adalah makanan "gratis" yang bisa Anda konsumsi tanpa henti, dan gula darah Anda akan tetap berada di zona stabil.

Sayuran bertepung seperti bit, wortel, dan bengkuang mengandung jumlah karbohidrat yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, karena itu, bisa meningkatkan gula darah lebih cepat daripada sayuran yang tidak mengandung tepung.

Membatasi sayuran bertepung hingga setengah cangkir per hari dan memasangkannya dengan makanan yang mengandung lemak atau protein sehat untuk mengurangi respons glikemik.

3. Susu Berbasis Tumbuhan

Sebagian besar susu nabati bukan sumber protein atau lemak.

Susu jenis ini biasanya lebih berbasis karbohidrat, terutama yang terbuat dari biji-bijian, seperti beras dan rami dan diberi rasa, seperti susu coklat atau vanilla almond.

Sementara susu tradisional dianggap sebagai makanan berkarbohidrat, minuman ini juga memiliki sekitar delapan kali protein dari banyak versi nabati dan setengah karbohidrat dari susu biji-bijian.

Plus, kandungan protein dalam susu sapi yang dianggap membantu mengontrol respons gula darah.

Cari pilihan tanpa pemanis dan periksa jumlah karbohidrat sebelum Anda membeli satu porsi susu beras, misalnya, yang bisa mengandung sekitar 26 gram karbohidrat.

Jika Anda memilih pilihan gula yang lebih tinggi, batasi porsi Anda atau seimbangkan makanan dengan mencampurkannya ke dalam oatmeal dan selai kacang atau campurkan ke dalam protein shake.

4. Pisang

Tentu, pisang dikemas dengan nutrisi penting, seperti potasium, vitamin B6, dan serat, tetapi dibandingkan dengan buah-buahan lain, buah ini cenderung lebih tinggi gula.

Beberapa pisang memiliki nilai indeks emic yang sebanding dengan madu, dan bisa dengan cepat meningkatkan glukosa darah, terutama pada mereka yang sensitif terhadap karbohidrat.

Dimulai dengan setengah pisang dan melihat bagaimana gula darah Anda merespons bisa membantu Anda menentukan ukuran porsi yang sesuai dengan kamu.

Atau, pasangkan pisang dengan 2 sendok makan selai kacang atau segenggam kacang.

Protein dan lemak cenderung bergerak lambat melalui saluran pencernaan, membantu mengimbangi peningkatan gula darah.

5. Biji-bijian

Kacang adalah sumber protein, serat, mikronutrien, dan prebiotik yang sangat baik yang bisa menyehatkan mikrobioma usus.

Namun, mereka masih tinggi karbohidrat, yang berarti jika kacang digunakan sebagai sumber protein dalam makanan yang juga mengandung karbohidrat lain, kemungkinan lonjakan gula darah meningkat, terutama jika Anda sensitif karbohidrat.(fny/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler