jpnn.com - Pilpres Rusia yang digelar Minggu (18/3) lalu diwarnai banyak kecurangan. Bahkan kecurangan itu sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Semua demi memenangkan kembali Vladimir Putin.
Semua lembaga strategis di Rusia memang di bawah kendali Putin. Mulai dari aparat penegak hukum sampai media dan perusahaan-perusahaan swasta, semua bekerja demi kemenangan bekas agen KGB itu. Berikut beberapa modus kecurangan di Pilpres Rusia. (sha/c5/dos)
BACA JUGA: Modus Kecurangan di Pilpres Rusia Terungkap, Parah Banget
Indikasi Kecurangan Pilpres Rusia
BACA JUGA: Putin Siap Bantu Inggris Mencari Peracun Agen Ganda
1. Alexei Navalny, pemimpin oposisi yang ketokohannya dianggap bisa menyaingi Vladimir Putin, dihalangi ikut pilpres.
BACA JUGA: Menang Besar, Putin Cetak Sejarah Baru
2. Sebelum pilpres, media-media memberitakan Putin secara masif. Pemerintah Rusia mengontrol media televisi yang menjadi sumber informasi politik utama bagi penduduk.
3. Pemungutan suara juga digelar di Crimea. Negara-negara Eropa masih mengakui Crimea sebagai wilayah Ukraina.
4. Perusahaan-perusahaan yang dekat dengan pemerintah meminta pegawainya memberikan suara untuk Putin. Mereka diwajibkan berfoto setelah memasukkan balot ke kotak suara.
5. Seperti Indonesia era Orde Baru, pegawai negeri sipil juga dikerahkan untuk memberikan suara ke Putin. Mereka tertangkap kamera media tengah memberikan suara di beberapa TPS.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenangan Besar Putin Ternoda Dugaan Intimidasi Pemilih
Redaktur & Reporter : Adil