Tahun lalu, Ratu Elizabeth II dari Inggris lebih banyak melakukan tugas Kerajaan ketimbang Pangeran William dan Pangeran Harry jika digabung, yakni sebanyak 341 tugas. Tapi ia bukan satu-satunya perempuan lansia yang membuat generasi muda malu.

Shirley si penjaga toko

BACA JUGA: Penggemar di Australia Ini Punya 20 Tato Bergambar Wajah Prince di Tubuhnya

Shirley Greenhalgh berusia 88 tahun, tapi itu tak berarti ia berencana untuk pensiun dalam waktu dekat.

Tiga hari seminggu, ia pergi bekerja sebagai penjaga toko di jalan Avenell Bros di Bundaberg, utara Queensland.

BACA JUGA: Fotografer Melbourne Tuduh Rumah Mode Calvin Klein Tiru Fotonya

Bisnis peralatan rumah ini telah berada di jalan utama kota sejak tahun 1875 dan Shirley adalah generasi ketiga yang bekerja di toko ini.

Ia mengatakan, dirinya termotivasi untuk terus bekerja karena hal-hal menarik yang mereka jual, keinginannya untuk membantu keluarga dan kecintaannya bertemu orang-orang baru.

BACA JUGA: Perancang Busana Film The Dressmaker Pamerkan Karyanya di Melbourne

"Cintai apa yang Anda kerjakan dan itu tak terasa seperti bekerja," akunya.


Potret Stasia Dabrowski, si juru masak asal Canberra, di tahun 2008. (Foto: Bear Image, Steve Nebauer

Stasia si Bunda Teresa dari Canberra

Stasia Dabrowski, atau 'si perempuan dapur umum' begitulah ia paling dikenal, telah membuat sup untuk masyarakat yang paling membutuhkan di Canberra selama 37 tahun.

Ia akan menginjak usia 90 tahun bulan depan tetapi tak menunjukkan tanda-tanda melambat dan lebih sigap dari kebanyakan orang yang setengah usianya.

"Ia bekerja enam hari seminggu, dari sekitar pukul 05:00 pagi-06:00 sore. Sabtu adalah hari gereja untuknya," kata pengacaranya, Steve Neubauer.

Stasia memulai harinya dengan mengemudi van di sekitar Canberra, mengumpulkan sumbangan makanan dari toko roti dan supermarket, sebelum mendistribusikannya kepada para tunawisma dan warga yang kurang beruntung.

Pada hari Jumat, Stasia menjalankan dapur umum keliling di pusat Canberra, yang ia telah lakukan sejak tahun 1979.

Pada tahun 1996, ia dinobatkan sebagai ‘Warga Canberra Terbaik Tahun Ini’, dan pada tahun 1999 ia mendapat penghargaan ‘Warga Senior Australia Tahun Ini’.

"Ia adalah Ibu Teresa dari Canberra, ia melakukannya dari kasih sayang dalam hatinya," ujar Steve.


Phyl Skinner, 93 tahun, telah menjadi penampil bagi sekelompok lansia dari panti jompo.

Phyl si penghibur lansia

Phyl Skinner dari Adelaide berusia 93 tahun, dan telah menghabiskan hampir 90 tahun hidupnya di atas panggung.

Ia telah berakting, mensutradarai dan mengkoreograferi sebagian besar perusahaan teater Adelaide dan tahun ini masuk sebagai finalis ‘Warga Senior Australia Terbaik’.

Seumur hidup di industri hiburan telah membantunya memahami arti memberi.

"Dalam bisnis hiburan, Anda menjadi sangat dekat dengan penonton. Saya tak tahu bagaimana sekarang, tapi di era saya kami senang dan membantu satu sama lain," ceritanya.

Ia menceritakan, "Ada masa sibuk sekitar empat tahunan selama Perang Dunia Kedua. Kami [para penampil] menjadi lebih dekat karena kami melakukan dua pertunjukan sehari, dan kami bekerja pada hari Minggu di rumah sakit dengan mereka yang terluka, dan kami menjadi dekat dengan orang-orang itu."

Seorang relawan yang bergairah, ia telah tampil di depan kelompok lansia dari rumah jompo di sekitar tempat tinggalnya, selama sembilan tahun.

"Saya sangat percaya musik adalah semangat, itu terapi. Saya melihat bahwa orang-orang yang datang untuk mendengar musik saya, pulang dengan tersenyum, bahagia dan santai," ungkapnya.

Phyl mengatakan, ia mewarisi kecintaan untuk berbagi dengan masyarakat dari ibunya, seorang pianis yang rutin tampil di penjara tenaga kerja Yatala dan rumah sakit jiwa di Adelaide.


Jean Hearn, 95 tahun, adalah seorang anggota serikat dagang, pustakawan dan senator.

Jean si suara perdamaian

Jean Hearn, 95 tahun, telah menghabiskan hidupnya menantang masyarakat untuk berjuang bagi perdamaian dan mencari cara untuk menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.

Ini adalah langkah yang ia ambil setelah kematian suaminya dalam Perang Dunia II.

"Semuanya dimulai dari perang. Suami saya meninggal ... dan saya benar-benar bekerja untuk perdamaian sejak saat itu," kemukanya.

Seorang mantan anggota serikat dagang, pustakawan, penghulu dan ibu dari empat anak, Jean juga membuat jejak dalam politik, mewakili Tasmania di Senat dari tahun 1980 hingga pensiun pada tahun 1985.

Meskipun mobilitasnya terbatas hari ini, ia telah menjadi kekuatan pendorong di belakang ‘Unit Perdamaian Komunitas Tamar’, dan mendorong Dewan Kota Launceston untuk mendukung pembentukan taman perdamaian di Royal Park.

Tahun lalu, ia menggelar Festival Untuk Perdamaian perdana, yang mengumpulkan lebih dari 65 organisasi dan 7.000 orang untuk mempromosikan pendekatan damai untuk penyelesaian konflik.

"Sangat penting bahwa kaum muda melakukan aktivitas mereka untuk perdamaian," katanya, seraya menambahkan bahwa ia berharap festival ini menginspirasi orang untuk bertindak dengan cara mereka sendiri.

"Kaum muda harus berpikir tentang penyebab perang, dan bagaimana mereka bisa mengatasi konflik. Kita harus memikirkan kehancuran perang tak hanya soal korban manusia, tetapi juga soal alam dan lingkungan," tuturnya.


Rosemary Waugh Allcock, 92 tahun.

Rosemary, seumur hidup di peternakan

Rosemary Waugh Allcock, 92 tahun, adalah penyintas kanker payudara, tumit yang pecah dan patah pergelangan tangan selama beberapa kali.

Ia masih aktif mengelola properti keluarga seluas 160 hektar, yakni  peternakan Taloumbi, di New South Wales. Peternakan ini dibeli oleh kakeknya dan saudaranya pada tahun 1888.

Lahir di Maclean, Rosemary dididik untuk berkuda, memasak, mendalami sastra, lukisan, fesyen dan sejarah - ibunya punya rencana untuk menikahkannya sesegera mungkin.

Tapi Rosemary memiliki ide yang sangat berbeda tentang bagaimana tujuan hidupnya ke depan, dan bukannya menyelesaikan studi ia malah pergi untuk melihat dunia, sebelum menetap di peternakan Taloumbi.

Ia memberi makan sapi Angus dan kuda poni ‘Welsh Mountain’ tercintanya setiap pagi, dengan rambut digulung rapi seperti sanggul, dan dasi sutra yang sempurna.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Pamerkan Karya Seni yang Pernah Dibawa Ke Festival Seni di Venesia

Berita Terkait