Agaknya tidak mengejutkan jika perancang busana Marion Boyce jatuh cinta pada novel The Dressmaker karya Rosalie Ham. Bertahun kemudian, Boyce pun terlibat dalam desain busana untuk film yang dibuat berdasarkan novel tersebut.

"Saya sangat terpesona dengan novel ini dan waktu itu berpikir pasti kalau dibuat filmnya akan sangat bagus," tutur Boyce kepada Libbi Gorr dari Radio 774 ABC Melbourne.

BACA JUGA: Australia Pamerkan Karya Seni yang Pernah Dibawa Ke Festival Seni di Venesia

Boyce dan Margot Wilson beberapa tahun kemudian bersama-sama menjadi perancang busana yang dikenakan para pemain di film itu, termasuk artis Kate Winslet dan Hugo Weaving.

Kini busana karya mereka dipamerkan di Rippon Lea House and Gardens di Melbourne.

BACA JUGA: Anjing Penggembala di Victoria Ini Diklaim Anjing Paling Tua di Dunia


Judy Davis, Sarah Snook dan Kate Winslet dalam Film The Dressmaker. (Foto: Istimewa).

Di balik busana rancangan mereka, terpampang foto-foto Gunung Mount Rothwell sebagai latar belakang. Di pegunungan di pinggiran Melbourne itulah, kota fiktif bernama Dungatar dibangun untuk syuting film ini.

BACA JUGA: Film Bertema LGBT Karya Sutradara Indonesia Mendapat Sambutan di Australia

Boyce mengatakan lokasi yang dipilih oleh Jocelyn Moorhouse sebagai direktur lokasi untuk film ini, sangat tepat.

"Lokasinya sangat kuat - bebatuan dengan ukuran besar, dataran tanah yang maha luas serta pepohonan yang membatu," ujarnya.

Boyce mengaku saat pertama kali tiba di lokasi syuting itu, dia sedikit bingung, bagaimana memanfaatkan lanskap ini untuk rancangan busananya.

"Tiba-tiba muncul banyak burung di pepohonan," katanya. "Film ini banyak bersentuhan dengan bulu burung, kesombongan, dan dandanan seseorang."

Dia mengatakan busana yang dirancang untuk film The Dressmaker mengambil inspirasi dari fotografer New York bernama Richard Avedon.


Marion Boyce merancang busana film The Dressmaker terinspirasi oleh foto karya Richard Avedon. (Foto: Richard Avedon © Richard Avedon Foundation)
 

"Saya selalu kagum dengan Richard Avedon dan fotografer sekelas dia dari era tersebut," katanya.

"Mereka turun ke jalan bukan cuma di studio. Misalnya ada foto tentang wanita yang bergantungan di menara Eiffel atau berpose bersama gajah," katanya.

Film The Dressmaker memenangkan penghargaan untuk rancangan busana terbaik dalam AACTA Awards 2016.

Novelnya sendiri terbagi atas empat bagian, dan setiap bagiannya diberi judul nama bahan kain.

Boyce mengatakan pakaian sangat penting sehingga bahan pakaian yang berbeda akan menimbulkan rasa yang berbeda bagi yang mengenakannya.


Perancang busana Marion Boyce mengatakan kain yang berbeda menghasilkan rasa yang berbeda. (Foto: Istimewa)

Pameran busana film The Dressmaker ini akan berlangsung hingga 31 Juli mendatang.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Australia Ini Karang 3 Buku Sejarah dan Kebudayaan Indonesia

Berita Terkait