jpnn.com, JAKARTA - Mantan Menteri LHK era Presiden Joko Widodo Siti Nurbaya bersama Duta Besar Kerajaan Norwegia untuk Indonesia, dan Timor Leste Rut Krüger Giverin meresmikan lima persemaian.
Persemaian itu, yakni Liang Anggang (PLA) di Kalimantan Selatan, Persemaian Labuan Bajo (NTT), Persemaian Mandalika (NTB), Persemaian Likupang (Sulawesi Utara), dan Persemaian Toba (Sumatera Utara).
BACA JUGA: Komitmen Mengurangi Sampah, PT Godrej Consumer Products Raih Penghargaan KLHK
Persemaian (nursery) sendiri adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit atau semai yang siap ditanam di lapangan.
Siti Nurbaya mengatakan bahwa merehabilitasi lahan dengan penanaman pohon harus jelas hasilnya dan diukur dari luasan penanaman tersebut, bukan hanya menanam 1 juta atau bahkan 1 miliar pohon.
BACA JUGA: KLHK Optimalkan Upaya Pengendalian Karhutla
"Harus jelas dan ada realisasi konkrit tentang berapa luas hasil yang telah ditanam dan yang akan dicapai pemulihannya hasil dari penanaman pohon," ucap Nurbaya pada saat peresmian, Senin (14/10) lalu.
Dia menegaskan bahwa berdasarkan pengalaman sejak 2015-2016 hingga 2022-2023, terbukti bahwa pertimbangan perlunya kejelasan luasan areal yang berhasil ditanam merupakan pendekatan cukup tepat.
BACA JUGA: Prabowo Subianto Pecah KLHK jadi 2 Kementerian Berbeda
"Gambaran yang dihasilkan dari monitoring hutan dan deforestasi 2022-2023 menurut Ditjen PKTL, sudah bisa terlihat pada citra satelit bahwa muncul hutan-hutan baru dari hasil penanaman pohon atau RHL setelah lebih kurang 5-6 tahun,” kata dia.
Selanjutnya kerja kolaborasi multipihak merupakan langkah yang didorong oleh pemerintah dalam kerja RHL ini.
Pembangunan persemaian skala besar Liang Anggang (PLA) itu merupakan pembangunan menggunakan langkah kolaborasi dengan skema Skema Public-Private Partnership (PPP).
Dengan kolaborasi tersebut, PLA dibangun melalui kerja sama KLHK dengan Kementerian PUPR Ditjen Sumber Data Air (BWS Kalimantan III) sebagai penyediaan air dan PT. Adaro Energy Indonesia untuk konstruksi areal produksinya.
"Sudah saatnya dilakukan pola kerja public private partnership dan seyogyanya bisa dibangun di seluruh Indonesia, untuk mendapatkan Indonesia yang pulih dan menjadi baik lingkungannya,” ucap dia.
Politikus Partai NasDem itu menyebutkan kolaborasi juga dilakukan dengan Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan mulai dari proses perencanaan, distribusi, hingga monitoring bibitnya.
“Bibit dari PLA diharapkan dapat mempercepat kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di wilayah pengelolaan BPDAS Barito baik yang dilakukan oleh Kementerian LHK maupun yang dilakukan pemerintah daerah,” tutur Nurbaya.
Dengan keberadaan PLA maka dapat mendukung Gerakan Revolusi Hijau yang diprogramkan oleh Kalimantan Selatan, untuk memulihkan lahan melalui rehabilitasi lahan dan hutan.
Pemerintah mendorong semua pihak untuk berkolaborasi dalam percepatan pemulihan lingkungan, termasuk upaya peningkatan tutupan hutan dan lahan atau reforestasi, serta berkaitan erat dengan langkah-langkah Indonesia dalam merespon kondisi globa.
Saat ini, selain Persemaian Liang Anggang, KLHK memiliki 7 persemaian skala besar lainnya yang sudah beroperasi, yaitu Pusat Persemaian Mentawir di IKN, Pusat Persemaian Rumpin di Jawa Barat, Pusat Persemaian Toba di Sumatera Utara, Persemaian Mangrove Bali, Pusat Persemaian Likupang di Sulawesi Utara, Pusat Persemaian Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Pusat Persemaian Mandalika di Nusa Tenggara Barat.
"Semua persemaian skala besar yang sudah beroperasi saat ini, memiliki kapasitas produksi 5 juta hingga 15 juta bibit per tahun," terang Siti Nurbaya. (mcr4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Deretan Keberhasilan yang Dicapai KLHK Selama 10 Tahun Dipimpin Menteri Siti Nurbaya
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi