jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI) Amirsyah Tambunan menyampaikan lima pesan kepada umat Islam di Indonesia dalam menyambut datangnya Bulan Ramadan 1445 Hijriah.
"Pertama, menyambut Ramadan dengan saling memaafkan dengan permohonan kepada Allah SWT," kata MUI Amirsyah Tambunan melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (2/3).
BACA JUGA: Hadiri Bedah Buku di UGM, Waketum MUI Kiai Marsudi Bicara Fondasi Utama Demokrasi
Kedua, membaca doa saat melihat hilal Ramadan, yang merupakan momen penanda dimulainya bulan suci tersebut.
Sebab, pada momen tersebut, dianjurkan untuk membaca doa khusus yang berisi rasa syukur dan doa untuk kelancaran ibadah puasa.
BACA JUGA: Kolaborasi dengan Sultan Andara, NET Kembali Garap Saurans Selama Ramadan
Ketiga, menyucikan niat menjelang Ramadan untuk menyucikan niat dalam beribadah.
"Hal ini agar ibadah puasa di Bulan Ramadan dijalankan dengan ikhlas dan semata-mata karena Allah SWT," ujarnya.
BACA JUGA: MUI Gandeng Para Dai Jadi Juru Damai Seusai Pemilu 2024
Keempat, lanjut Amirsyah, mempersiapkan kesehatan fisik dan mental, sebagai modal penting untuk menjalankan ibadah puasa dengan menjaga pola makan yang halal dan thayyib (baik), olahraga, dan istirahat yang cukup sehingga dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh makna.
Kelima, sambungnya, memperdalam ilmu di Bulan Ramadan sebagai bulan tarbiyah (pendidikan), agar dapat meningkatkan kualitas keilmuan melalui kurikulum kehidupan selama bulan suci tersebut.
"Sehingga, dapat mewujudkan kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial, di tengah banyaknya masalah sosial, seperti kemiskinan dan ketertinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan," ucapnya.
Perihal keimanan dan ketakwaan, Amirsyah menilai hablum minan naas (hubungan sesama manusia) merupakan upaya dalam mewujudkan kesalehan sosial yang bisa dilatih saat melakukan ibadah di Bulan Ramadan.
Menurut dia, Bulan Ramadan hadir untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam menghadapi persoalan bangsa.
"Oleh sebab itu, momentum Ramadan harus mampu menyelesaikan salah satu problem bangsa, yakni merosotnya nilai-nilai kejujuran dan keadilan," tuturnya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi