5 Ribu Mahasiswa Terpilih dalam Program Bangkit 2023

Senin, 20 Februari 2023 – 23:26 WIB
Plt. Dirjen Diktiristek Nizam saat membuka membuka program Bangkit 2023, hasil kolaborasi Kemendikbudristek dan Google, Senin (20/2). Foto Humas Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 5.000 mahasiswa telah terpilih dari 67 ribu pendaftar program Bangkit 2023 batch pertama yang dimulai hingga Juni tahun ini.

Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam menyambut baik meluasnya keterbukaan peluang bagi anak bangsa pada tahun keempat program ini.

BACA JUGA: Berdayakan Mahasiswa dan Anak Putus Sekolah, Cleansheet Gencar Cari Investor

Nizam berharap hal ini bisa menjadi kesempatan bagi mereka untuk terus berinovasi dan mewujudkannya melalui transformasi digital.

“Bangkit adalah salah satu program yang menjadi kebanggaan kita semua dan menjawab kebutuhan juga peran aktif industri saat ini terhadap talenta-talenta digital di Indonesia,” jelas Nizam membuka program Bangkit 2023, hasil kolaborasi Kemendikbudristek dan Google, Senin (20/2).

BACA JUGA: 268 Mahasiswa Aceh Program Kampus Mengajar Angkatan 5 Dilepas, Bawa 3 Misi Penting 

Sejak 2020, program Bangkit dengan prinsip industry led secara konsisten memberikan pelatihan yang didasarkan pada kebutuhan dan peran aktif industri dalam mengembangkan talenta anak bangsa. 

Program ini dirancang dengan tiga alur belajar utama, yaitu Machine Learning, Mobile Development, dan Cloud Computing.

BACA JUGA: Pemuda Mahasiswa Nusantara Jatim Mengkaji Gaya Kepemimpinan Ganjar

Tidak terbatas pada pengembangan hard skill dengan melewati 900 jam pelajaran ilmu Teknik Informatika (IT), para peserta juga mendapatkan pelatihan soft skills dan bahasa Inggris.

Nizam menerangkan pada 2023 ini, Dikti dan Google menargetkan untuk melatih 9.000 mahasiswa yang terpilih, yang akan dibagi ke dalam dua semester pelaksanaan.

Itu merupakan capaian tiga kali lebih besar dari yang selama ini telah dilakukan. 

“Diharapkan akan lahir pipeline talenta-talenta baru yang mempercepat transformasi digital dan membawa Indonesia melesat ke masa depan. Jadikan ini sebagai kesempatan emas untuk meraih skill yang sangat on demand di industri saat ini,” tutur Nizam.

Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf menyampaikan bahwa Google berharap dapat memberikan dampak yang lebih besar dengan terbukanya peluang jumlah peserta tiga kali lipat dari tahun lalu. 

Google ingin merangkul lebih banyak lagi peserta perempuan, mahasiswa vokasi, penyandang disabilitas, peserta dari non-IT, dan juga mahasiswa dari kota-kota kecil dan menengah.

“Suatu kebanggaan bagi kami untuk bisa menjembatani talenta muda Indonesia, peserta Bangkit 2023, dalam meraih mimpi menjadi profesional andal di bidang IT,” lanjutnya.

Lebih lanjut Randy menerangkan memasuki tahun yang keempat bersama Ditjen Diktiristek dan founding partners GoTo dan Traveloka berharap bisa mempertahankan standar emas (gold standard) program Kampus Merdeka ini.

Standar emas ini diterapkan dari proses seleksi dan penyelenggaraan program tak lain agar mencapai dampak program yang nyata.

Contohnya, program ini telah melatih lebih dari 6.000 orang, membuka lebih dari 2.300 lowongan pekerjaan bagi para lulusan Bangkit.

Tak kurang dari 90% lulusan Bangkit menyatakan pengalaman mengikuti program telah membuka pintu untuk meraih karier pertama mereka. 

“Ke depannya semoga Google tetap bisa menjalin kerja sama dengan Kemendikbudristek, universitas mitra, campus affiliate dan juga perusahaan mitra untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia,” terang Randy.

Sementara itu, Iben Yuzenho selaku Head of Traveloka Academy mengungkapkan terdapat tiga alasan utama yang mendasari keputusan Traveloka untuk mantap bekerja sama sebagai mitra dari program inovatif ini.

Pertama, misi program Bangkit sebagai wadah pembelajaran anak bangsa yang memanfaatkan teknologi sebagai upaya pemecahan masalah dan pengembangan potensi yang dimiliki oleh Indonesia.

Selanjutnya, pendekatan program yang kolaboratif dan inklusif, baik dari pihak pemerintah maupun sektor swasta, seperti industri dan NGO (Non Government Organization).

Terakhir, peserta program yang berasal dari berbagai kalangan dan tidak terbatas, baik dalam sisi gender maupun lokasi pelaksanaan program.

Vice President of IT Human Capital BCA (Bank Central Asia) Athika Cornelia menyampaikan dari sisi soft skill mayoritas lulusan Bangkit memiliki kekuatan dalam hal kemauan dan kemampuan untuk beradaptasi baik dengan lingkungan, teknologi yang digunakan, dan bisnis proses perusahaan. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler