5 Risiko Hamil di Atas 35 Tahun

Minggu, 17 Desember 2017 – 23:00 WIB
Perempuan mengandung. Foto: thebreastcancer

jpnn.com, JAKARTA - Berbagai penelitian menyebutkan bahwa usia 20-35 tahun merupakan rentang ideal bagi seorang wanita untuk hamil.

Ini karena di usia tersebut wanita sudah siap secara psikologis untuk menjadi seorang ibu, dan tubuhnya dalam kondisi prima untuk menjadi tempat janin bertumbuh.

BACA JUGA: 6 Kiat Sederhana Kurangi Nyeri saat Persalinan

Namun karena berbagai alasan, tak sedikit wanita yang lebih memilih untuk hamil saat usianya sudah di atas 35 tahun. Anda salah satunya? Jika ya, Anda sebaiknya lebih berhati-hati dan berpikir dua kali.

Hal ini karena hamil di atas 35 tahun bisa menyebabkan kondisi-kondisi di bawah ini:

BACA JUGA: Janda Anak Dua Nekat Gantung Diri Lantaran Ditinggal Kekasih

1. Peluang hamil lebih rendah.

Kesuburan wanita mulai menurun secara perlahan setelah menginjak usia 32 tahun. Parahnya, saat seorang wanita menginjak 37 atau lebih, jumlah sel telur yang dihasilkan oleh indung telur juga akan menurun drastis. Hal ini membuat peluang untuk hamil menjadi semakin rendah.

BACA JUGA: Tutupi Pernikahan, Andi Soraya Kok Pamer Hasil USG

2. Hipertensi dan preeklamsia.

Menurut The American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), hamil di atas 35 tahun bisa meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dan preeklamsia.

Hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg. Sedangkan preeklamsia ditandai dengan peningkatan tekanan darah, dan kebocoran protein melalui urine. Kedua kondisi ini biasanya baru muncul saat menginjak usia kehamilan 5 bulan atau lebih.

Hipertensi dan preeklamsia saat hamil bisa membahayakan ibu dan janin bila tidak ditangani dengan baik. Sang ibu bisa mengalami penurunan kesadaran dan kejang. Sementara janin bisa mengalami pertumbuhan yang terhambat, lahir dengan berat badan rendah, atau bahkan bisa meninggal di dalam kandungan.

3. Diabetes gestasional.

Diabetes gestasional merupakan kondisi peningkatan gula darah di atas normal yang terjadi karena kehamilan. Penyakit ini tidak bergejala, dan biasanya baru diketahui setelah ibu hamil melakukan pemeriksaan laboratorium tes toleransi glukosa oral (TTGO).

Diabetes gestasional bisa membahayakan ibu dan janin. Pada ibu, penyakit ini meningkatkan risiko hipertensi dan preeklampsia. Sedangkan pada janin, diabetes gestasional bisa memicu kecacatan, keguguran, dan ukuran janin dalam kandungan terlalu besar (makrosomia).

4. Kecacatan janin.

Kehamilan di atas usia 35 tahun meningkatkan risiko adanya kelainan kromosom, yang mengakibatkan janin cacat. Studi yang dilakukan ACOG menyebutkan, satu dari 200 wanita yang hamil pada 35 tahun, dan satu dari 65 wanita yang hamil pada 40 tahun melahirkan bayi yang memiliki kecacatan.

5. Kehamilan kembar.

Wanita yang hamil di atas usia 35 tahun berisiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan kembar. Risiko ini dapat semakin meningkat bila sebelumnya sang ibu mengonsumsi obat penyubur kandungan.

Meski menjadi kondisi yang kerap diidamkan, namun kehamilan kembar memiliki sejumlah risiko berbahaya. Misalnya, bayi lebih rentan untuk lahir secara prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan bayi mengalami gangguan pernapasan saat lahir. Ibu yang mengandung juga lebih rentan mengalami preeklampsia dan diabetes gestasional.(NB/ RVS/klikdokter)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Enes Banget, 12 Ibu Hamil Terjangkiti HIV/AIDS


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
hamil  

Terpopuler