jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berupaya keras memedulikan pangan di wilayah yang dipimpinnya.
Di antaranya adalah memajukan pangan. Terbukti pada Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap 16 Oktober, Jateng tetap dalam kondisi aman.
BACA JUGA: Ratusan Mak-mak di Indramayu Berharap Ganjar jadi Presiden 2024
Ini berkat upaya Ganjar melalui Dinas Ketahanan Pangan Jateng menyiapkan beberapa strategi.
Strategi yang dilakukan Ganjar Pranowo selama ini antara lain:
BACA JUGA: PPP NTT Sepakat Dukung Ganjar Pranowo Jadi Capres 2024 Â
1. Gandeng Kades dan Perangkat Desa Jaga Ketahanan Pangan
Ganjar berharap seluruh kepala desa dan perangkat desa, terus menjaga ketahanan pangan di level masing-masing. Hal itu menjadi salah satu langkah penting, selain terus berinovasi dalam menghadapi tantangan masa depan.
BACA JUGA: Komunitas Nelayan Sulsel Pendukung Ganjar Kembali Gelar Pelatihan di Desa-desa Pesisir
“Kalau desa ini kuat, dijaga betul oleh kawan-kawan kades atau perangkat desa, kawan-kawan dari Papdesi ini, menurut saya akan menjadi bagian kita untuk menjaga ketahanan, di tengah geopolitik yang nanti bergerak. Sudah banyak pengalaman kades-kades itu bagaimana memberdayakan pekarangan, makanan alternatif, terus kemudian diversifikasi pangan,” kata Ganjar saat memberikan arahan di Rakernas Persatuan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi), pada Juni lalu.
2. Ajak Petani Tanam Bahan Pangan Pendamping Beras
Tidak hanya itu, Ganjar juga mengajak petani menanam bahan pendamping beras untuk mewujudkan ketahanan pangan. Hal itu gencar disampaikan saat Jateng menghadapi pandemi Covid-19.
Ganjar bahkan mengajak ilmuwan untuk berperan aktif dalam membangun pertanian pangan alternatif di Jateng.
Ganjar menyebutkan ada sejumlah makanan alternatif selain nasi, antara lain umbi-umbian, jagung, porang, dan banyak makanan alternatif sebagai pendamping nasi.
"Optimalisasi produktivitas dan potensi pangan alternatif yang ada di Jateng ini bukan cuma bisa kita gunakan untuk memperkuat konsumsi dalam negeri. Pasar ekspor sangat sangat terbuka untuk kita garap, ayo gotong royong mengelola dan mengoptimalkan seluruh potensi itu," ujarnya.
Data dari BPS Jateng, luas panen ubi kayu di Jawa Tengah pada 2021 tercatat 97.976,00 hektare. Luas panen ubi jalar 5.268,00 hektare.
Luas panen jagung di tahun 2021 di Jawa Tengah ada sekitar 582.432,00 hektare sementara, luas panen kedelai 28.431.00 hektare.
3. Ajak Beli Beras Srinuk Klaten
Ganjar juga mendukung adanya pembelian beras Srinuk asal Klaten. Hal itu untuk mendorong ketahanan pangan.
Saat ini, di Kabupaten Klaten telah mengeluarkan kebijakan bagi Aparatur Sipil Negara ( ASN) diwajibkan membeli 10 kg beras Srinuk tiap sebulan.
"Yuk kita bantu dengan ikhlas. Kalau ini kita dampingi ketahanan pangan kita kuat sambil tentu saja kalau Jateng beras sudah bagus dan surplus. Kita kembangkan pendamping beras karena banyak umbi, jagung dan komoditas lain yang menggantikan," ucap Ganjar, saat menyalurkan bantuan program Bantuan Sosial bagi Gabungan Kelompok Tani ( Gapoktan) untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Klaten, September lalu.
Kabid Litbang Bappedalitbang Kabupaten Klaten Muhammad Umar Said menyebutkan untuk eksisting tanam padi Srinuk saat ini sekitar 180 hektare.
"Kalau terhitung sejak awal tahun, sudah lebih dari 500 hektare. Rata-rata produktivitas sekitar 6 - 6,5 ton/hektare," kata Said.
4. Bersama Habib Syech Ajak Pramuka Jaga Ketahanan Pangan
Ganjar Pranowo dan Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf mendorong Pramuka Jateng untuk menjadi kekuatan dalam menginisiasi aktivitas di lingkungan sekitar.
Di antaranya dalam hal ketahanan pangan, menjaga kebersihan lingkungan, serta antinarkoba dan cegah pernikahan dini.
“Mereka mesti membantu tetangga kiri-kanannya agar ketahanan pangan bisa dilakukan. Ayo tanami pekarangannya, siapkan tanaman-tanaman pendamping beras, ini kami dorong agar mereka menjadi kekuatan untuk bisa menginisiasi aktivitas di lingkungan sekitarnya. Jadi ngiras-ngirus, sambil selawat kami edukasi pramuka,” kata Ganjar usai menghadiri acara Pramuka Jateng Berselawat di halaman Pendopo Kabupaten Tegal, Agustus lalu.
Ganjar juga mengajak Pramuka Jateng menjaga lingkungan. Caranya dengan menjaga kebersihan serta aktif menanam pohon.
“Mari kita gerakkan untuk menanam. Kemarin Pramuka Jateng ikut menanam mangrove di pesisir Utara agar lingkungan terjaga dan sampah bisa dikendalikan. Jadi bisa ijo royo-royo, sampah bersih, dan sumber air banyak,” kata Ganjar.
5. Mendirikan Badan Usaha Milik Petani (BUMP)
Ganjar meluncurkan ide cemerlang yaitu membuat Badan Usaha Milik Petani atau BUMP yang sangat menguntungkan.
Peluncuran BUMP PT Wijaya Kusuma Pangan Mandiri di Sistem Resi Gudang, Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap, pada November 2021 lalu.
Ganjar mengatakan keuntungan yang disampaikan oleh petani dan pengelola BUMP tersebut bukan satu-satunya.
Seiring berjalan, petani juga akan mendapat keuntungan jika menjadi pemegang saham.
“Sehingga petani desainnya akan mendapatkan dua keuntungan. Keuntungan pertama menjual produknya sudah untung, kedua pada saat akhir tahun mereka rapat umum pemegang saham,” kata Ganjar.
Sebagai pemerintah, lanjut Ganjar, pihaknya bertugas untuk terus memfasilitasi dan mendampingi dengan para pakar serta aktivis yang peduli untuk mengembangkan BUMP.
“Kami mulai tambah pengalaman-pengalaman yang bagus akan kami tularkan sehingga kelak kemudian, tidak usah kita paksa tetapi ada semacam demplot-demplot yang petani lain nanti bisa mengikuti dan belajar. Harapan saya setiap kabupaten punya,” tandas Ganjar.
BUMP adalah program Dinas Ketahanan Pangan Pemprov Jateng. Sejak berdiri 16 Agustus lalu, sudah membina 1.000 petani.
Petani mendapat bantuan benih, pupuk, dan pemasaran. Petani Cilacap yang tergabung dalam BUMP kini mendapat omzet Rp 2 miliar dengan modal hanya Rp 200 juta. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi