50 Persen Sopir Bus Derita Diabetes

Kamis, 17 Juli 2014 – 22:12 WIB

jpnn.com - SURABAYA – Pemerintah berupaya menekan potensi kecelakaan lalu lintas akibat human error awak bus pada saat angkutan Lebaran. Salah satunya melalui pemeriksaan kesehatan sopir bus antarkota dalam provinsi (AKDP) maupun bus antarkota antarprovinsi (AKAP).

Sebagai langkah awal, Rabu (16/7) dilakukan pengambilan sampel urine terhadap 80 sopir di Terminal Purabaya (Bungurasih) untuk diperiksa di laboratorium. Hasilnya sungguh mencengangkan. Yakni, lebih dari separo sopir yang diperiksa ternyata terindikasi menderita penyakit gula. ’’Lebih dari 50 persen yang saya periksa terindikasi diabetes,’’ ungkap dr Peny Sriasih, tim pemeriksa dari Lab Kilinik Medika Yani, Surabaya. Hal itu diketahui berdasar diagnosis pada sejumlah indikator kesehatan saat proses wawancara dan pemeriksaan fisik.

BACA JUGA: Gus Mus Ajak Seluruh Pihak Dukung KPU

Di antaranya, anamnesis atau riwayat penyakit yang sedang diderita maupun yang pernah diderita sebelumnya. Pemeriksaan fisik meliputi tekanan darah, denyut nadi, dan tes penglihatan warna (buta warna atau tidak). Kemudian, pemeriksaan pada wajah atau muka untuk mengetahuianemis (tingkat kepucatan), ikterik (warna putih mata), dan cyanosis(tanda-tanda membiru di lidah dan bibir).

Setelah itu, dilakukan pemeriksaan leher untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid (struma) dan kelenjar getah bening. Bagian lain yang dicek adalah dada, abdomen (perut), dan ekstremitas (tulang gerak pada lengan dan kaki). Peny membeberkan, banyak sopir yang mengeluh gampang lelang dan mudah ngantukNgantukan merupakan salah satu gejala penyakit gula. Apalagi dari 80 sopir itu, dua di antaranya mengalami buta warna.

BACA JUGA: Hasil Hitung Cepat Ancam Kredibilitas RRI

Meski sebagian besar didiagnosis menderita diabetes, Peny menilai belum sampai tahap komplikasi yang dapat membahayakan ketika mengemudi kendaraan umum. Asal istirahat cukup dan diselingi olahraga, itu dapat menjadi terapi kesehatan meski bersifat sementara. ’’Dari hasil dari tes urine dapat diketahui apakah yang bersangkutan pernah mengonsumsi alkohol maupun narkoba,’’ lanjut Peny.

Di tempat yang sama, Kepala Seksi Penertiban Dinas Perhubungan Surabaya Trio Wahyu Bowo berharap pemeriksaan kesehatan awak kendaraan umum itu bisa menjadi shock therapy. Terutama menjelang penyelenggaraan angkutan Lebaran terpadu mulai pekan depan. ’’Pada tahap awal, sampel sopir ditentukan secara acak,’’ tegas Trio. Untuk validitas tes urine, anak buahnya diperintah mengawal sopir sampai kamar mandi.

BACA JUGA: Kubu Jokowi-JK Jamin Tak Kerahkan Massa saat Pengumuman Hasil Pilpres

Sementara itu, Kepala UPTD Terminal Purabaya May Ronald berharap pemeriksaan kesehatan bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada penumpang. Terutama yang hendak bepergian jauh sampai lintas provinsi. ’’Kesehatan sopir sangat berpengaruh pada keselamatan dalam perjalanan,’’ tuturnya.

Jajarannya bersikap proaktif dengan menjemput sopir ke bus yang sedang parkir. Kemudian, mereka mendampingi ke tenda pemeriksaan di depan ruang tunggu penumpang di seberang jalur keberangkatan AKDP. Bagi yang menolak diperiksa dan diminta sampel urinenya, petugas melarang beroperasi dan dipersilakan keluar terminal tanpa penumpang.

TOW Siapkan 600 Bus                                                                                     

Sementara itu, Terminal Tambak Osowilangon (TOW) juga bersiap diri menjelang mudik Lebaran tahun ini. Tak kurang 600 armada bus akan disiagakan untuk memenuhi kebutuhan penumpang bus yang ingin pulang kampung saat Ramadan.

Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Eddy menuturkan, penyiapan bus itu telah dikoordinasikan dengan seluruh pemilik bus yang biasa beroperasi di TOW. Hasil koordinasi tersebut, sekitar 600 bus akan siap untuk jadi sarana transportasi saat arus mudik. ”Enam ratus bus diperkirakan sudah cukup,” ujarnya.

Pada hari biasa jumlah armada yang beroperasi di TOW tak sampai 400 unit. Jumlah tersebut memang baru sekitar 60 persen dari total armada yang dimiliki perusahaan otobus. Nah, saat mudik Lebaran mereka tinggal mengeluarkan seluruh armadanya.

Eddy menyebutkan, bus itu akan dipakai untuk melayani sejumlah trayek antarkota dalam provinsi maupun antarkota antarprovinsi. Dia menyebutkan, beberapa trayek baru yang siap dipergunakan penumpang, antara lain, TOW–Banyuwangi dan TOW–Madiun. Ada juga TOW–Solo dan TOW–Jogjakarta.

Dia memperkirakan, pada musim mudik tahun ini TOW akan didatangi tak kurang dari 40 ribu penumpang. Jumlah itu memang masih kalah oleh prediksi di Terminal Purabaya. Terminal di Kabupaten Sidoarjo itu bisa dibanjiri sampai 100 ribu penumpang saat puncak mudik.

Soal tarif, Eddy memastikan masih sesuai dengan aturan yang berlaku seperti hari biasa. Tak ada kenaikan tarif. Batas atas dan bawah masih seperti pada hari-hari normal. Hanya, saat hari biasa itu perusahaan menggunakan tarif batas bawah. ”Kalau saat mudik, mereka pakai tarif batas atas. Jadi, kelihatannya ada kenaikan. Padahal, itu masih dalam aturan,” ungkapnya. (sep/jun/c6/c10/end/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perolehan Suara Prabowo-Hatta Lewat Drop Box Disoal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler