BOGOR – Sebanyak 560 jiwa jemaat Ahmadiyah masih trauma paska penyerangan massa Jumat (2/10) laluSaat penyerangan berlangsung jemaat Ahmadiyah ketakutan dan bersembunyi di tempat aman, seperti gudang, kamar mandi tempat saudara, persawahan hingga pemakaman tak jauh dari tempat ibadah yang dibakar
BACA JUGA: 11 Anggota TNI Jadi Korban, 4 Tewas
Jemaat berani keluar dari persembunyian setelah 250 personil polisi datang dan mengusir massa daru Kampung Pasirsalasa dan Kampun Kebonkopi, Desa Ciampeaudik.
Pada penyerangan warga Ahmadiyah, massa menyerang dua kali
BACA JUGA: Menkes Kirim 10 Dokter Bedah
Usai melakukan pengerusakan, ratusan massa bergabung dan melakukan pengerusakan, pembakaan dan penjarahan kembali.Jemaat Ahmadiyah panik dan tunggang langgang mencari tempat aman
BACA JUGA: Polri Usut Jenderal Pembeking Preman
Sedangkan massa yang marah akibat adanya penusukan, mengobrak-abrik isi bangunan rumah Yayah“Saya masih trauma, tidak tahu akan terjadi pengerusakan dan pembakaranKirain saya haya merusak tempat ibadah, rumah kami juga dirusak dan dibakar massa,” ujarnya sambil menangis.
Tidak hanya dirusak barang-barang berharga milik warga seperti televise, uang juga dijarah saat peristiwa berlangsungBangunan yang dirusak dan dibakar warga berada di pinggir jalan menuju tempat peribadatanHingga pukul 5 pagi asap masih mengepul di kampung tersebut.
Saat pasukan polisi dan TNI (kodim, koramil dan yonif 315-red) melakukan patrolis menelilingi kampung, warga terdiri anak-anak dan orangtua, berani keluar rumah dan tempat persembunyain untuk melihat sisa-sisa puing mobil, motor dan serta buku-buku pelajaran di madrasah dibakar di jalanWarga kampung Ahmadiyah pun membantah atas informasi penyebab penyerangan tersebut yang dipicu oleh perkelahian pemuda.
Pasalnya, sebagian pemuda selain bekerja di Jakarta juga sedang melakukan ibdah istiumah yang dilakukan jemaat ahmadiyah setahun sekali ke Bandung.
“Saya kaget dengan informasi tersebut, orang di kampung in hanya ada anak-anak dan orangtua, para pemuda sedang bekerja dank e Bandung,” ujar Neni.
Para keluarga yang rumahnya dirusak berusaha tenang, seperti keluarga Basirudi dan istrinya Rostimiah yang mobil kijangnya di dorong dan dibakar di depan rumahnyaSaat kejadian dirnya beserta istri bersembunyi digudang yang gelap“Mau gimana lagi saya berusaha tenang, walau mereka juga menjarah jam dan dompet istirnya” ujar Basir.
Selain Basir, tangisan dan kesedihan masih menyelimuti warga yang rumahnya hancur, seperti keluarga Mahfudin (60) yang rumahnya disamping rumah peribadatanDirinya shock saat melihat tempat ibadahnya yang biasa mengumandangkan azan dibakar masssa.
Ketua RW 05 Edi Humaedi mengatakan, saat ini warga tidak akan keluar kampung melewati dua kampung yang telah menyerang kampungnyaUntuk sementara ini warga tidak berbaur, Karena akan menimbulkan rekayasa selanjutnyaMengenai pemahaman orang sekitar dan fatwa MUI yang mengatakan Ahmadiyah sesat dan menyesatkan, menurutnya fitnahEdi mengatakan, Ahmadiyah merupakan Islam dan sama seperti orang Islam lainnya dengan kitab yang sama dan syahadat yang sama“Kita juga naik haji ke MekkahKita tidak akan keluar dari Ahmadiyah kita berpegangan dengan SKB 3 menteri," ucapnya.
Sabtu pagi, ratusan aparat TNI-Polri melakukan gotong royong untuk membersihkan puing-puing kaca dan barang yang dibakarKapolres Bogor AKBP Tomex Korniawan mengatakan, selian menyelidiki kasus penusukan dan penyerangan, pihaknya tengah melakukan upaya agar warga du kelompok ini tidak bersitegang"SEkarang bagaimana caranya melakukan perdamaian," ucapnya(yud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menhub Diberi Sanksi?
Redaktur : Tim Redaksi