6 Fakta Dokter Sunardi Ditembak Mati, Detik-detik Densus 88 Beraksi, Berteriak-teriak, Dor!

Rabu, 16 Maret 2022 – 15:37 WIB
Penampakan mobil Dokter Sunardi. Foto: Humas Polri

jpnn.com, JAKARTA - Kasus Dokter Sunardi yang tewas ditembak Tim Densus 88 Antiteror Polri, di Sukoharjo, Jawa Tengah pada Rabu (9/3) malam, menimbulkan polemik.

Sebelumnya Mabes Polri menyatakan Dokter Sunardi merupakan tersangka tindak pidana terorisme.

BACA JUGA: 4 Teroris Anggota JI Ditangkap Densus 88, Brigjen Ramadhan Ungkap Fakta Mengejutkan

Namun, Anggota Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono selaku kuasa hukum Dokter Sunardi masih mempertanyakan perihal status hukum kliennya.

Sebab, Endro mengaku telah mencoba mencari kejelasan kepada Densus 88 Antiteror terkait dengan dengan surat pemanggilan ataupun penangkapan Dokter Sunardi.

BACA JUGA: ASN yang Ditangkap Densus 88 Bakal Dipecat

"Kami mencoba mengkonfirmasi dari Densus 88 dan belum ada surat penangkapan sehingga status hukum Dokter Sunardi apakah tersangka, terlapor, atau saksi belum diketahui," ucap Endro diberitakan jateng.jpnn.com pada Minggu (13/3).

Selain itu, dalam kasus tersebut Komnas HAM juga berencana meminta keterangan Densus 88 Antiteror Polri perihal penembakan Dokter Sunardi.

BACA JUGA: Kompolnas Temukan Fakta Terkait Kematian Teroris Dokter Sunardi yang Ditembak Densus 88

Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam mengatakan pemanggilan Densus 88 itu guna mengetahui latar belakang peristiwa penembakan.

Berikut deretan fakta dibalik penembakan terhadap Dokter Sunardi:

1. Kompolnas mengungkap fakta baru

Sekretaris Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Jozua Mamoto mengataka petugas Densus 88 tidak menembak tersangka pada bagian yang fatal.

Dia menyampaikan tembakan Densus 88 mengenai bagian tangan, lengan, punggung, dan pinggang Dokter Sunardi.

"Jadi, tidak ada yang dialamatkan ke bagian yang fatal," kata Benny di Mapolres Sukoharjo, Selasa (15/03).

2. Tindakan Densus 88 sesuai SOP

Benny menambahkan bahwa tindakan Densus 88 terhadap Dokter Sunardi tersebut sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

"Kasus terorisme yang melibatkan Sunardi sudah naik ke penyidikan. Jadi, statusnya sudah tersangka, bukan terduga lagi," kata Benny.

3. Kesaksian Sariman

Sariman adalah warga yang gerbang rumahnya ditabrak oleh Dokter Sunardi saat peristiwa penangkapan. 

Sariman mengaku mendengar suara benturan keras dari depan rumahnya.

Dia keluar dan mendapati adanya sebuah mobil yang menabrak pagar.

"Saya mendengar suara benturan keras di depan rumah. Ketika saya keluar, ternyata ada mobil yang menabrak pagar rumah," kata pensiunan PNS itu, Minggu (13/3).

Akibat tumbukan mobil yang dikendarai Dokter Sunardi itu, sebagian tembok pagar rumah Sariman remuk dan pintu pagar miliknya pun lepas.

4. Dokter Sunardi dikenal sebagai warga yang tertutup

Ketua RT di tempat Sunardi berdomisili, Bambang Pujiana mengatakan warganya itu dikenal tertutup dan tidak tertib administrasi kampung.

Bambang menambahkan Sunardi juga tidak pernah mengikuti kegiatan warga.

"Saya tidak tahu alasannya apa, orangnya itu tertutup dan pendiam," kata Bambang saat ditemui JPNN.com, Sabtu (12/3).

5. Suka menggratiskan biaya pengobatan pasien

Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS Reviono mengatakan selama ini Sunardi yang juga lulusan UNS dikenal sebagai sosok yang baik.

"Orangnya baik, praktik di lingkungannya juga diterima baik. Hanya sebatas itu," katanya Reviono saat ditemui wartawan di kantornya pada Jumat (11/03) siang. 

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo dr. Arif Budi Satria mengatakan dirinya mengetahui Sunardi sebagai dokter umum yang sering melakukan praktik pengobatan untuk kepentingan sosial.

"Banyak yang digratiskan oleh beliau," ujarnya.

6. Kesaksian warga saat penangkapan Sunardi

Seorang warga bernama Joko (nama samaran) mengatakan saat peristiwa tersebut dirinya tengah berada di sebuah warung di pinggiran jalan Sukoharjo-Bekonang.

"Tiba-tiba ada mobil Double Cabin silver melintas. Ada dua orang di atas mobil berpegangan pada besi di bagian belakang," katanya. 

Dua orang di atas mobil Dokter Sunardi itu diketahui adalah petugas Densus 88 itu.

Kedua orang itu beberapa kali berteriak meminta mobil berhenti. 

Mereka berteriak-teriak sembari menggebrak-gebrak bagian atas mobil. Saat di atas mereka berusaha agar tidak terjatuh. 

"Tak berapa lama setelah mobil Double Cabin melintas ada dua mobil lain mengejar di belakang dan tak lama terdengar suara tembakan," lanjut Joko. (cr1/jpnn)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penembakan Dokter Sunardi, Sahroni Dukung Pemanggilan Densus 88 oleh Komnas HAM


Redaktur : Soetomo
Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler