6 Laskar FPI Tewas, Habib Rizieq Tersangka, Ketegangan Bakal Makin Keras

Jumat, 11 Desember 2020 – 17:49 WIB
Ilustrasi. Laskar FPI. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Ketegangan hubungan pemerintah dengan Front Pembela Islam (FPI) diperkirakan bakal berlangsung lama, bahkan bisa hingga Pilpres 2024 mendatang.

Hubungan makin panas setelah enam laskar FPI diketahui tewas di Tol Jakarta-Cikampek saat berhadapan dengan aparat kepolisian, Senin (7/12) dini hari lalu.

BACA JUGA: Informasi Resmi, Tim Bareskrim Polri Bergerak ke Sentul

Selain itu, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab juga resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus kerumunan massa yang terjadi di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, 14 November 2020.

Pemimpin FPI itu dijerat Pasal 160 KUHP tentang Penghasutan dan 216 KUHP tentang Upaya Melawan Petugas.

BACA JUGA: Sejumlah Saksi Melihat Laskar FPI Membawa Senjata Api, Siapa Mereka?

"Jadi tentu saja akan semakin tegang. Kemarin-kemarin kan cuma gontok-gontokan perang narasi. Ini kan sudah ada yang tewas, tentu hubungannya mengeras. Agak sulit untuk diketemukan konteksnya," ujar pengamat politik Adi Prayitno kepada jpnn.com, Jumat (11/12).

Dosen di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ini bahkan memprediksi, hubungan tak harmonis FPI dengan pemerintah, bisa berlanjut hingga Pilpres 2024 mendatang.

BACA JUGA: Rencana Habib Rizieq Buyar setelah Ditetapkan sebagai Tersangka

"Cukup potensial mas (berlarut hingga Pilpres 2024) karena ada yang meninggal. Ini bukan perkara gampang, pasti ketegangan ini tak mungkin cepat berakhir, pasti akan membekas," ucapnya.

Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia ini menyarankan pemerintah mengambil langkah antisipasi. Agar persoalan tidak terus menerus berlarut. Karena tidak baik bagi pemerintahan.

"Apa pun caranya, mesti ada upaya, treatment, pendekatan. Penting ada pendekatan pada FPI. Ini sebenarnya persoalan komunikasi saja," ucapnya.

Lebih lanjut Adi mengatakan, upaya yang paling memungkinkan adalah islah maupun rekonsiliasi, agar persoalan tidak berlarut. Islah sangat baik untuk mencari titik temu.

"Karena bagaimana pun yang enam orang itu anak bangsa, nyawa orang. Enggak layak untuk diihilangkan, apa pun kesalahannya."

"Jadi, perlu diungkap siapa tahu kepolisian punya argumentasi yang cukup rasional sehingga mereka mengambil tindakan tegas. Ini yang perlu diklirkan, biar tidak berlarut-larut," imbuhnya.

Adi berharap keadaan bisa segera kondusif. Artinya, sekali pun ada pertentangan, tetapi bisa diselesaikan dengan cara-cara yang elegan. (gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler