jpnn.com, JAKARTA - SAAT ini, diabetes merupakan salah satu penyakit yang bisa menyerang siapa saja.
Diabetes bisa menyerang seseorang karena beberapa hal. Mulai dari faktor keturunan, terlalu sering mengonsumsi makanan manis, kurang gerak, dan lainnya.
BACA JUGA: Turunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes dengan 5 Teh Herbal Ini
Penderita diabetes tentu saja harus menjaga pola gaya hidup mereka yang jauh lebih sehat.
Selain itu, penderita diabetes juga tidak bisa lagi mengonsumsi beberapa makanan dan minuman lezat karena bisa menaikkan kadar gula darah mereka.
BACA JUGA: 3 Ramuan Alami yang Ampuh Menurunkan Gula Darah Tinggi
Untuk mengendalikan kadar gula darah, ada beberapa obat yang aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.
BACA JUGA: 4 Obat Kuat Alami yang Wajib Dikonsumsi Pria, Bikin Istri Langsung Tak Bisa Berdiri
1. Sulfonilurea
Golongan obat generik untuk diabetes melitus yang sering diresepkan dokter adalah sulfonilurea.
Obat Sulfonilurea membantu mengendalikan gula darah dengan cara merangsang pankreas menghasilkan lebih banyak insulin untuk mengatasi resistensi insulin yang terjadi.
Obat golongan sulfonilurea hanya diperuntukkan untuk pasien diabetes tipe 2.
Pasalnya, orang dengan diabetes tipe 1 tidak menggunakan obat ini, karena pada dasarnya tubuh mereka tidak atau kurang memproduksi insulin.
Berikut jenis obat diabetes golongan sulfonilurea: Glibenclamide, Glimepiride, Gliclazide, Glipizide, Glimepiride.
Obat generik untuk diabetes melitus ini bisa menimbulkan efek hipoglikemia atau kondisi menurunnya gula darah dengan cepat.
Oleh sebab itu, bila kamu diresepkan obat kencing manis ini oleh dokter, Anda harus menerapkan jadwal makan yang teratur.
2. Meglitinide
Obat golongan meglitinide, obat diabetes golongan ini bekerja merangsang pankreas menghasilkan lebih banyak insulin.
Obat untuk diabetes melitus ini bekerja lebih cepat. Durasi efeknya pada tubuh juga lebih pendek dari pada obat golongan sulfonilurea.
Repaglinide dan nateglinide adalah contoh dari obat golongan meglitinide.
Sementara itu, salah satu efek samping yang muncul dari minum obat golongan meglitinide adalah gula darah rendah dan penambahan berat badan.
3. Metformin (biguanid)
Obat diabetes golongan biguanid salah satunya, yakni metformin.
Metformin merupakan obat kencing manis generik yang paling sering diresepkan dokter untuk pasien diabetes tipe 2.
Metformin bekerja menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.
Setelah mengonsumsi metformin, tubuh bisa menggunakan insulin lebih efektif dan glukosa lebih mudah diserap oleh sel-sel di dalam tubuh.
Obat metformin generik untuk kencing manis tersedia dalam bentuk pil.
Metfomin juga memiliki efek samping seperti mual, diare, dan penurunan berat badan.
Namun, efek samping tersebut dapat hilang ketika tubuh mulai beradaptasi dengan penggunaan obat diabetes ini.
4. Inhibitor DPP-4 (gliptin)
Inkretin merupakan hormon di saluran pencernaan yang bekerja memberi sinyal pada pankreas untuk melepaskan insulin ketika kadar gula darah naik.
Inkretin yang dihasilkan tubuh pada akhirnya akan dinonaktifkan oleh enzim DPP-4.
Seperti diketahui, inhibitor dipeptidil peptidase-4 (inhibitor DPP-4) atau dikenal juga dengan golongan gliptin adalah obat generik untuk diabetes melitus.
Obat gliptin ini bekerja dengan cara menghambat enzim DPP-4 sehingga inkretin tubuh akan bisa bertahan lebih lama.
Obat kencing manis ini bisa membantu mengurangi pemecahan glukosa di hati, sehingga tidak dialirkan ke darah saat kadar gula sedang tinggi.
Biasanya obat diabetes tidak memengaruhi berat badan, gliptin mempunyai sedikit efek menekan rasa lapar, sehingga bermanfaat untuk pasien diabetes yang tidak ingin berat badannya bertambah naik.
Berikut ini jenis obat yang termasuk ke dalam golongan ini: Sitagliptin, Saksagliptin, Linagliptin, Vildagliptin, Alogliptin.
Namun, beberapa laporan mengaitkan obat ini dengan risiko pankreatitis atau radang pada pankreas.
Oleh sebab itu, informasikan kepada dokter seluruh kondisi kesehatan yang kamu miliki, terutama jika memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan pankreas.
5. Thiazolidinediones (glitazone)
Obat golongan glitazone juga kerap diberikan untuk membantu mengendalikan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2.
Thiazolidinediones merupakan obat golongan glitazone yang bekerja dengan cara membantu tubuh untuk menghasilkan lebih banyak insulin.
Selain mengendalikan gula darah, obat ini juga membantu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki metabolisme lemak dengan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah.
Salah satu efek samping dari penggunaan obat diabetes melitus ini, yakni kenaikan berat badan.
Obat diabetes yang termasuk ke dalam golongan glitazone (thiazolidinediones) ini adalah pioglitazon.
6. Agonis reseptor GLP-1 (inkretin mimetik)
Agonis reseptor GLP-1 (golongan obat inkretin mimetik) diresepkan dokter, ketika obat-obatan diabetes melitus seperti yang sudah disebutkan di atas belum mampu mengontrol kadar gula darah.
Obat diabetes ini diberikan melalui suntikan maupun oral.
GLP-1 merupakan salah satu jenis hormon inkretin yang dihasilkan tubuh.
GLP-1 bekerja dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas setelah makan.
Obat agonis reseptor GLP-1 bekerja dengan cara meniru kerja GLP-1 tersebut.
Hormon inkretin bisa merangsang pelepasan insulin setelah makan sehingga meningkatkan produksi insulin dan menurunkan glukagon.
Selain itu, obat diabetes ini juga membantu memperlambat pencernaan sehingga mencegah lambung cepat kosong dan menahan nafsu makan.
Berikut ini obat kencing manis golongan agonis reseptor GLP-1: Exanatide, Semaglutide, Albiglutide, Liraglutide, Dulaglutide.
Sementara itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa liraglutide dan semaglutide bisa membantu mengurangi risiko serangan jantung dan stroke pada orang yang berisiko tinggi terhadap kedua kondisi tersebut.
Efek samping obat kencing manis ini termasuk mual, muntah, dan kenaikan berat badan.
Bagi beberapa orang, obat kencing manis ini bisa meningkatkan risiko pankreatitis.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany Elisa