6 Peristiwa Sepanjang 2022 yang Memengaruhi Industri Iklan Digital

Sabtu, 24 Desember 2022 – 22:59 WIB
Pengiklan digital. Ilustrasi/Foto: Xapads

jpnn.com, JAKARTA - Perjalanan 2022 dinilai cukup menantang bagi banyak industri, termasuk iklan digital.

Banyak pemulihan di berbagai aspek, tetapi perang Rusia-Ukraina, lockdown China, hingga perlambatan aset kripto cukup mengguncang dunia global.

BACA JUGA: Telkomsel DigiAds, Solusi Iklan Digital Bagi Pelaku Bisnis

COO Xapads Media, Ramneek Chadha menyatakan ada beberapa hal yang patut diperhatikan baik dari sudut pandang ekonomi atau industri dan teknologi di ruang iklan digital.

Berikut enam kejadian yang sangat berpengaruh pada industri iklan digital:

BACA JUGA: Industri Logam Tumbuh Pesat, Dirjen ILMATE: Tidak Pernah Terjadi Sehebat Ini

1. Bangkitnya teknologi Web 3.0 dan Metaverse

Saat Web 3.0 dikonseptualisasikan pada 2014, kemudian mulai diadopsi secara berlanjut pada 2021, maka membuat 2022 sebagai masa cemerlangnya. Di mana, banyak istilah baru yang merambah ke domain utama seperti Blockchain, Desentralisasi, DAO, NFT, dan lain-lain.

Xapads melihat bahwa sekarang ini terdapat minat pada brand untuk menjalankan komunikasinya dengan mengadopsi platform metaverse yang berorientasi pada pengalaman dibandingkan dengan format iklan spanduk atau video standar.

BACA JUGA: Lentera Nusantara Angkat Budaya Indonesia Mendunia Lewat Industri NFT

"Meski masih dalam tahap awal, menurut kami adopsi pengguna ke platform tersebut akan meningkat secara eksponensial sehingga memaksa brand untuk menyusun ulang strategi pemasaran digital mereka,” jelas Ramneek.

Dia mencontohkan merek Gucci, JP Morgan Chase & Coke yang bereksperimen dengan cara komunikasi berbasis pengalaman pada platform tersebut. Mereka kemudian mendapat hasil yang baik dan membuka jalan bagi brand lain untuk bisa lebih maksimal dengan cara tersebut.

2. Dunia Tanpa Cookie

Iklan digital dan cookie bisa diibaratkan seperti dua tangan dalam satu sarung tangan. Sejak dimulainya pemasaran digital, para brand & Ad-Tech Platform sangat bergantung pada dua komponen tersebut untuk bisa membangun segmen audiens, dan menargetkan ulang pelanggannya.

Google menjadi salah satu pihak yang diuntungkan dari hal ini, meskipun kini muncul gagasan untuk menghilangkan cookie pihak ketiga pada akhir 2023.

3. Multisaluran/Omnichannel

Ramneek menyebutkan di dunia serba hybrid saat ini, orang-orang hidup secara offline dan online.

Oleh sebab itu, penting untuk memahami pengaruh iklan digital pada penjualan secara offline ataupun sebaliknya.

Lebih dari itu, penting juga untuk mengidentifikasi dan menargetkan pengguna yang sama di kedua saluran tersebut sehingga bisa mendapatkan lebih banyak pelanggan dan meraih ROAS yang lebih tinggi.

Mulai dari brands, pengiklan dan Ad-Tech platform banyak berinvestasi untuk mengatasi tantangan ini sepanjang tahun dan menghasilkan beberapa keberhasilan.

4. Crypto Meltdown

Xapads melihat lonjakan pengeluaran untuk iklan digital yang dilakukan oleh bisnis berbasis kripto selama 2021-2022 dan menjadi salah satu pembelanja paling atas iklan digital sepanjang 2022.

Namun, dengan adanya pengetatan aturan dari pemerintah dan bank sentral secara global, Xapads menilai bahwa kripto akan mengalami penurunan pada paruh kedua tahun ini.

Bukan tanpa sebab, kapitalisasi pasar cryptocurrency mengalami penurunan hingga lebih dari 70 persen.

"Itu bisa menyebabkan penghentian secara tiba-tiba dalam aktivitas pemasaran oleh perusahaan berbasis kripto," bebernya.

5. Gaming

Di lain sisi, Ramneek juga melihat adanya dorongan secara eksponensial pada segmen gaming vertical selama pandemi. Banyak yang berpikir bahwa hal ini terjadi karena model kerja hybrid yang diterapkan pada awal pandemi, sehingga akan berubah saat kestabilan tercapai pada tahun-tahun mendatang.

"Tetapi, anggapan itu ternyata berlawanan dengan pertumbuhan segmen tersebut yang terus berlanjut hingga 2022, di mana perusahaan game menjadi salah satu pembelanja iklan paling atas pada tahun ini," bebernya.

6. 5G & OTT/CTV

Banyak negara yang melihat implementasi jaringan 5G sepanjang tahun ini karena memiliki kecepatan hingga 20 kali lipat lebih unggul dari jaringan 4G.

Walhasil, terjadi lonjakan konsumsi konten secara tiba-tiba di seluruh dunia. 

Konsumsi konten-konten video melalui smartphones & smart-devices akhirnya memicu minat brands ataupun pengiklan untuk menjalankan iklan video melalui platform itu. Oleh sebab itu, ada peningkatan secara eksponensial dalam pembelanjaan iklan pada platform tersebut.

“Jadi, meski 2022 menjadi tahun yang memiliki beragam dampak bagi ekonomi global tapi tahun ini turut memberikan banyak nilai tambah bagi ekosistem pemasaran digital," pungkas Ramneek.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler