6 Poin Pertemuan Persiapan Konferensi Dunia Ekonomi Kreatif

Jumat, 08 Desember 2017 – 16:56 WIB
Pertemuan persiapan Konferensi Dunia Ekonomi Kreatif (World Conference on Creative Economy/WCCE) di Bandung, Jawa Barat, 4-7 Desember 2017. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pertemuan persiapan Konferensi Dunia Ekonomi Kreatif (World Conference on Creative Economy/WCCE) di Bandung, Jawa Barat, 4-7 Desember 2017, melahirkan enam poin penting tentang industri kreatif.

Salah satu poin penting adalah semua peserta menyadari tingginya nilai ekonomi kreatif dalam perekonomian global.

BACA JUGA: Industri Kreatif Dorong Ekonomi Indonesia Huni 4 Besar Dunia

Mereka bersepakat membahas hasil pertemuan itu dalam WCCE 2018 di Bali, 4-6 Mei mendatang.  

Selain itu, para peserta juga bersepakat bahwa WCCE harus memperhatikan tantangan pengembangan ekonomi kreatif.

BACA JUGA: Pertemuan Persiapan WCCE Ciptakan Efek Kerja Sama Bola Salju

Terutama kualitas tenaga kerja, peraturan yang mendorong ekonomi kreatif, akses terhadap keuangan, infrastruktur, penelitian dan pengembangan, dan sinergi pemangku kepentingan.

Tak hanya itu, para peserta meminta komitmen politik internasional yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan.

BACA JUGA: Eureka Township Bakal Diisi Sentra Industri Kreatif

Selain itu, juga memanfaatkan peluang ekonomi kreatif untuk pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) dan agenda 2030.

Poin keempat adalah para peserta meminta organisasi internasional untuk mengatasi tantangan ekonomi kreatif.

Organisasi-organisasi internasional itu juga diharapkan menjadi bagian kemajuan ekonomi kreatif di panggung global..

Organisasi itu tidak terbatas pada Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), World Trade Organization (WTO), Bank Dunia, maupun regional seperti ASEAN, APEC, dan Uni Eropa.

Poin kelima adalah para peserta menyerukan jaringan global, inisiatif, dan kemitraan.

Misalnya, World Economic Forum, Global Compact, Majelis Umum Mitra, G-20, C-40, Amerika Serikat, dan jaringan seperti Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia (MIKTA).

Poin terakhir adalah para peserta sepakat bahwa inklusivitas dan kemitraan merupakan kunci untuk mengembangkan ekonomi kreatif.

Dalam pertemuan itu, para peserta menggarisbawahi kekayaan dan kualitas pertukaran serta pekerjaan.

Sebelumnya, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan, dalam sejarah dunia, tidak ada industri tunggal yang berkembang tanpa kerja sama antarnegara.

“Inilah yang mendasari Indonesia untuk menyelenggarakan Konferensi Dunia Ekonomi Kreatif yang bertujuan menciptakan efek kerja sama bola salju,” kata Triawan. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bandung Bisa Jadi Silicon Valley Indonesia


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler