6 Santri Tenggelam di Bekas Galian, Wabup Gresik: Anak Ini Mati Sahid

Jumat, 19 Mei 2017 – 13:44 WIB
PRIHATIN: Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mendatangi lokasi kolam bekas galian C (tambang batu kapur) di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik. Foto Yudhi/Radar Gresik/JPNN.com

jpnn.com, GRESIK - Setelah kejadian outbond yang menewaskan enam santri Pondok Pesantren Mambaus Sholihin, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mengimbau seluruh sekolah di wilayah Kota Santri untuk tidak lagi menggelar outbond atau kegiatan di luar sekolah di tempat-tempat yang tidak terjamin keamanannya.

"Saya juga minta Dinas Pendidikan untuk meneruskan ke pihak-pihak sekolah agar tidak melakukan kegiatan outbond atau perpisahan kenaikan kelas di sekolah," kata Sambari seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Jumat (19/5).

BACA JUGA: Saat Keceriaan 6 Santri di Bekas Galian Berubah Petaka

Soal bekas galian tambang golongan C (tambang batu kapur), pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup dan Satpol PP untuk mendata dan melakukan pengecekan galian-galian yang sudah tidak terurus dan berpotensi membahayakan warga di sekitarnya.

DILAPANGKAN JALANNYA: Wakil Bupati Gresik Moch Qosim berdoa bersama di samping jenazah para korban di RSUD Ibnu Sina. Foto Yudhi/Radar Gresik/JPNN.com

BACA JUGA: Innalillahi, 6 Santri Tewas Tenggelam di Bekas Galian

Sedangkan untuk tindakan yang akan diambil untuk kasus ini, bupati mengaku masih menunggu laporan. Sementara itu, Wakil Bupati Gresik Moch Qosim langsung mendatangi jenazah para korban di kamar mayat di RSUD Ibnu Sina.

Qosim sempat melihat wajah para korban dengan membuka selimut yang menutupi jenazah.

“Anak-anak ini meninggal secara sahid. Santri-santri ini meninggal dalam berjuang menuntut ilmu. Semoga amal ibadahnya diterima Allah,” kata Qosim usai berdoa bersama di samping jenazah.

Setelah kejadian itu, para siswa diperintahkan untuk kembali ke pondok pesantren. Mereka diminta untuk berdoa bagi teman-teman mereka yang sedang mengalami musibah.
Sayangnya, saat awak media akan masuk area pondok pesantren diadang satpam.

“Mohon maaf, masih sibuk mengurusi yang di dalam. Nanti mungkin ada waktu lagi,” jelas seorang santri senior.

Menurut seorang santri, para siswa kelas IX mengikuti outbond untuk perpisahan setelah mengikuti ujian nasional.

Tak disangka, kegiatan ini malah menjadi musibah bagi keluarga besar Ponpes Mambaus Sholihin. Salah satu warga setempat, Sutikno menyebutkan area tersebut memang sudah lama menjadi kolam.

Kedalammnya sekitar 2 meter dengan luas 10 meter kali 20 meter. Di lokasi itu biasanya digunakan sebagai arena outbond, latihan pramuka dan latihan pencak silat.
Kalau liburan, arena itu juga sering dijadikan sebagai kumpul para muda-mudi. “Ada yang pacaran, ada juga yang foto-foto,” katanya. (bro/no)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler