jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah mengguyur tujuh BUMN sebesar Rp 38,479 miliar melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) pada tahun ini.
PMN 2022 akan difokuskan untuk mendukung kelanjutan pembangunan infrastruktur transportasi, infrastruktur ketenagalistrikan, pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta penjaminan proyek infrastruktur nasional.
BACA JUGA: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diguyur PMN, Target Rampung 2022
Tenaga Pengkaji Restrukturisasi, Privatisasi dan Efektivitas Kekayaan Negara Dipisahkan Dodok Dwi Handoko mengatakan PMN harus dikelola secara good governance dan dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
"Karena salah satu bentuk akuntabilitas pembiayaan investasi pemerintah berasal dari dana APBN," ujar Dodok pada acara Bincang DJKN, Jumat (14/1).
BACA JUGA: Ini Syarat dari Menteri Keuangan Jika Kereta Cepat Jakarta Bandung Mau Dapat Dana PMN
Sejak 2021, Dodok mengatakan Kementerian Keuangan mewajibkan adanya Key Performance Indicators (KPI) atau Indikator Kinerja Utama khusus bagi para penerima PMN.
Hal itu sebagai bentuk komitmen dari manajemen BUMN untuk mencapai target serta bagian dari transparansi dan pertanggungjawaban kepada publik atas penggunaan dana APBN.
BACA JUGA: PMN Disetujui, Bos KCIC Sampaikan Kabar Gembira soal Kereta Cepat Jakarta Bandung
KPI khusus PMN tersebut meliputi dua hal utama yaitu output dan outcome yang memiliki sasaran tepat dan bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh semua stakeholders, baik itu BUMN ataupun Lembaga.
"Target output antara lain target realisasi fisik pembangunan proyek, rasio elektrifikasi, serta penggunaan dana PMN sesuai peruntukannya," ujar Dodok.
Sedangkan outcome seperti target penyerapan tenaga kerja lokal, penyerapan produk lokal atau UMKM, serta peningkatan kunjungan wisatawan.
"Untuk itu, KPI khusus PMN ini menjadi sangat penting untuk dikawal terus pemenuhannya," jelas Dodok.
Berikut ini tujuh BUMN yang mendapat PMN pada 2022:
1. PT Waskita Karya (Rp 3.000 Miliar)
Mendukung penyelesaian ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan Bogor-CiawiSukabumi.
2. PT PII (Rp 1.085 Miliar)
Mendukung penjaminan untuk 19 proyek infrastruktur.
3. PT SMF (Rp 2.000 Miliar)
Mendukung pembiayaan perumahan bagi MBR dengan target 200.000 unit (porsi 25 persen).
4. PT Adhi Karya (Rp 1.976 Miliar)
Investasi pada jalan tol Solo-Yogya-Kulonprogo, Yogyakarta-Bawen dan SPAM Regional KarianSerpong.
5. PT Hutama Karya (Rp 23.850 miliar)
Melanjutkan pembangunan 8 ruas Tol Trans Sumatera (JTTS). Output JTTS bagi masyarakat berupa penurunan waktu tempuh dan biaya logistik.
6. Perum Perumnas (Rp 1.568 Miliar)
Peningkatan kapasitas usaha dalam melanjutkan program Pemerintah pengadaan satu juta rumah serta mendukung penyediaan perumahan rakyat untuk MBR.
7. PT PLN (Rp 5.000 Miliar)
Pembangunan proyek-proyek ketenagalistrikan (transmisi, gardu induk dan distribusi listrik desa) serta mendukung pengembangan 5 DPSP, di antaranya Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur dan Likupang. (mcr28/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu