jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah resmi mengguyur Kerta Cepat Jakarta-Bandung dengan penyertaan modal negara (PMN) dari APBN 2021.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) bakal disiram dana sebesar Rp 6,9 triliun untuk melanjutkan dua proyek, yakni LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
BACA JUGA: Aneh, Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung Tiba-Tiba Membengkak
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan PMN akan digunakan untuk membiayai cost overrun LRT Jabodebek dan pemenuhan base equity Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
"Adanya kepercayaan pemerintah untuk memberikan penambahan PMN kepada KAI, maka KAI dapat melanjutkan proyek-proyek strategis nasional yang ditugaskan kepada KAI ini," kata Didiek di Jakarta, Jumat.
BACA JUGA: Ini Syarat dari Menteri Keuangan Jika Kereta Cepat Jakarta Bandung Mau Dapat Dana PMN
Didiek berjanji KAI akan mengelola PMN sesuai good corporate governance, akuntabel dan transparan, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh masyarakat.
Sesuai Perpres Nomor 49 Tahun 2017, KAI ditugaskan untuk menyelenggarakan sarana dan prasarana LRT Jabodebek.
BACA JUGA: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jadi, Karawang sampai Cimahi Kebanjiran Investasi
Dalam perpres tersebut disebutkan KAI dapat memperoleh dukungan pemerintah berupa pemberian PMN.
Dana PMN sebesar Rp 2,6 triliun untuk LRT Jabodebek akan digunakan untuk cost overrun akibat keterlambatan pembebasan lahan depo yang berdampak pada peningkatan biaya praoperasi, interest during construction, dan lainnya.
Sesuai Perpres 93 Tahun 2021, KAI ditunjuk sebagai pimpinan konsorsium BUMN proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan menetapkan bahwa pemerintah dapat memberikan PMN kepada pimpinan konsorsium BUMN.
Dana PMN sebesar Rp 4,3 triliun akan digunakan untuk pemenuhan base equity konsorsium BUMN Indonesia.
Didiek menjelaskan base equity ini perlu dipenuhi agar dana dari CDB dapat dicairkan sehingga pembangunan proyek KCJB dapat tetap dapat dilakukan.
"Pemberian PMN tersebut juga akan memberikan multiplier effect baik bagi masyarakat, negara, dan KAI itu sendiri," ujarnya.
Didiek mengungkapkan PMN tersebut akan merealisasikan hadirnya transportasi massal yang lebih efisien dan modern.
"Menyerap lapangan pekerjaan, pengurangan emisi atau penggunaan BBM, dan penghematan waktu perjalanan," lanjut Didiek.
KAI menyampaikan hingga 16 Desember 2021 ini, proyek LRT Jabodebek telah mencapai 78,39 persen dan ditargetkan dapat beroperasi pada Agustus 2022.
Progress Kereta Cepat Jakarta-Bandung per 28 Desember 2021, telah mencapai 79,65 persen dan ditargetkan dapat beroperasi pada Desember 2022.
"KAI akan terus mengawal jalannya kedua proyek strategis nasional berbasis perkeretaapian ini agar dapat beroperasi tepat waktu dengan tetap memperhatikan unsur-unsur tata kelola perusahaan yang baik," tegas Didiek. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia