7 Fakta Ajudan Ferdy Sambo, Suasana Sebelum Brigadir J & Bharada E Baku Tembak Terungkap

Rabu, 27 Juli 2022 – 17:18 WIB
Bhayangkara Dua Richard Eliezer atau Bharada E (tengah) di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7). Foto: (seluruh foto di dalam berita ini) Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah memeriksa ajudan Kadiv Propam nonaktif Polri Irjen Ferdy Sambo terkait baku tembak yang menewaskan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Salah satu ajudan yang turut diperiksa ialah Bharada Richard Eliezer alias Bharada E yang terlibat baku tembak itu.

BACA JUGA: Semua Ajudan Ferdy Sambo di TKP saat Brigadir J & Bharada E Baku Tembak? Oh

Pemeriksaan tersebut berlangsung di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (26/7) kemarin.

Berikut JPNN.com merangkum 7 fakta pemeriksaan tersebut:

1. Lima Ajudan Kompak

BACA JUGA: Ada Pertanyaan Khusus, Bharada E Akui Menembak Brigadir J di Rumah Ferdy Sambo?

Lima ajudan Irjen Ferdy Sambo diketahui datang ke kantor Komnas HAM sekitar pukul 10.00 WIB.

Rombongan ajudan tersebut terlihat kompak mengenakan baju putih dengan paduan masker hitam.

BACA JUGA: Begitu Berat Ancaman Diterima Brigadir J sebelum Kematiannya, Diceritakan kepada Sang Ibu

Mereka masuk ke kantor lembaga yang dipimpin Ahmad Taufan Damanik tanpa memberi keterangan kepada awak media.

2. Bharada E Berkemeja Hitam

Berbeda dengan lima temannya, Bharada E datang paling akhir.

Pria yang merupakan personel Brimob ajudan Irjen Ferdy Sambo itu tiba di Kantor Komnas HAM sekitar pukul 13.25 WIB.

Dia mengenakan kemeja hitam lengkap dengan masker berwarna sama.

BACA JUGA: Ibu Brigadir J Menangis Histeris: Di Mana Kamu Putri, Kata Kamu Mau Menjaga Anak Kita

Lantaran datang paling akhir, pemeriksaan Bharada E juga selesai lebih lama. Dia baru keluar dari ruang pemeriksaan sekitar pukul 18.20 WIB.

3. Dikawal Ketat

Saat turun dari tangga Komnas HAM untuk menuju mobil, Bharada E dikawal ketat sejumlah pria.

Tampak tiga polisi, dua pria berkemeja putih, dan seorang berkemeja krem ikut mengawal.

Mereka melindungi Bharada E saat berjalan di antara kerumunan wartawan yang berusaha mendapatkan keterangan anggota Polri itu.

4. Gestur Memohon Maaf

Meski dicecar sejumlah pertanyaan oleh wartawan, Bharada E tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

Saat hadir di kantor Komnas HAM kemarin, Bharada E terpantau dua kali menunjukkan gestur yang tak biasa.

Bharada E sempat terlihat mengatupkan dua telapak tangan di depan dadanya, lazimnya gerak atau isyarat tubuh memohon maaf.

Mungkinkah Bharada E meminta maaf kepada wartawan lantaran tak bisa merespons banyak tanya? Atau hal lain?

5. Penembakan

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan Bharada E telah menjelaskan soal menembak.

"Sepanjang yang tadi (kemarin, red) kami periksa, Bharada E menjelaskan banyak hal, salah satunya adalah soal menembak," ujar Anam.

Apakah Bharada E mengakui sebagai pelaku penembakan Brigadir J?

Anam tidak memberikan jawaban tegas.

Menurut dia, pertanyaan Komnas HAM bersifat terbuka dan mengharapkan penjelasan yang deskriptif dari para ajudan yang diperiksa oleh tim.

"Tadi makanya panjang sekali proses permintaan keterangan, karena jawabannya deskriptif," tutur alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya itu.

6. Posisi Para Ajudan Ferdy Sambo saat Terjadi Baku Tembak

Choirul Anam menuturkan saat pemeriksaan itu tidak semua ajudan mengaku berada di tempat kejadian perkara (TKP), rumah Ferdy Sambo.

"Ada yang ada (di rumah Sambo, red), ada yang tidak," jawab Anam.

Walakin, komisioner pemantauan/penyelidikan Komnas HAM itu enggan memerinci berapa orang ajudan yang berada di rumah dinas kadiv Propam Polri saat terjadi insiden yang menewaskan Brigadir Yosua terjadi.

"Jumlahnya berapa? Orangnya berapa? Nanti kami akan simpulkan," ucap mantan sekretaris eksekutif KASUM itu.

7. Suasana Sebelum Baku Tembak

Dari keterangan para ajudan kepada tim Komnas HAM, mereka mengaku masih kumpul-kumpul dan tertawa-tawa sehari sebelum baku tembak.

"Kondisinya bercanda-canda, tertawa atau tegang, itu kami tanya. Beberapa orang yang ikut dalam forum (pemeriksaan) bilang tertawa," katanya.

Para ajudan juga mengaku saat kumpul-kumpul itu mereka masih tertawa lepas tanpa tekanan.

"Soal tertawa kami tanya, ini kondisinya tekanan enggak, dan sebagainya? (mereka jawab) bagaimana ada tekanan, tertawa-tawa, kok," ungkap Anam. (mcr4/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler