Begitu Berat Ancaman Diterima Brigadir J sebelum Kematiannya, Diceritakan kepada Sang Ibu

Selasa, 26 Juli 2022 – 12:03 WIB
Polisi berjaga di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga saat prarekonstruksi kasus baku tembak polisi yang menewaskan Brigadir J, Jakarta, Sabtu (23/7/2022). Foto : Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Dahlan Iskan sempat menyinggung ancaman yang konon diterima oleh Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J sebelum kematian anggota Polri itu.

Perihal ancaman itu termuat dalam tulisan Dahlan Iskan berjudul "10.58", Disway edisi Senin (25/7).

BACA JUGA: Ssst, Pria Ini Sudah Tahu Proses Autopsi Awal Jenazah Brigadir J

Informasi yang diperoleh Disway dari pengacara keluarga Brigadir J, ancaman yang diterima polisi itu bertubi-tubi.

Pengacara juga menyebut ancaman itu diceritakan Yosua kepada sang ibu,  Rosti Simanjuntak melalui sambungan telepon.

BACA JUGA: Konon Begini Hubungan Kamaruddin Simanjuntak dengan Brigadir J

"Begitu berat ancaman yang diterima Yosua sampai Yosua dalam telepon itu menangis," begitu pernyataan Kamaruddin, dikutip dari Disway.

"Seorang polisi sampai menangis. Betapa berat ancaman itu," lanjutan tulisan kolumnis kodang Dahlan Iskan itu.

BACA JUGA: Brigadir J Menelepon Sang Ibu di Hari Kematiannya, Singgung Rencana Ferdy Sambo

Pengacara juga punya catatan tentang ancaman yang diterima Brigadir J sejak Juni lalu.

Ancaman itu terus datang sampai berhari-hari. "Pun sampai sehari sebelum kematiannya," tulisan Dahlan.

Dalam tulisan itu dijelaskan bahwa Brigadir Yosua sering curhat mengenai ancaman itu kepada sang ibu melalui telepon maupun WA.

Tim pengacara yang dipimpin Kamaruddin Simanjuntak mengeklaim bukti komunikasi Yosua dengan sang ibu.

"Sehari sebelum kematiannya Yosua masih menelepon Sang ibu, bahkan jam 10.58 tanggal 8 Juli itu, Yosua masih menelepon ibunya dari Magelang," begitu tulisan Dahlan.

Saat berkomunikasi terakhir dengan sang ibu, Brigadir J mengabarkan dirinya akan berangkat dari Magelang menuju Jakarta.

BACA JUGA: Lihat Baik-Baik Tampang Pelaku Mutilasi di Semarang, Tak Disangka, Dia Ternyata

Brigadir J juga bicara dengan ibunya soal rencana kepergian Irjen Pol Ferdy Sambo ke Balige, Sumatera Utara.

Konon, Yosua juga menyampaikan akan meminta izin kepada atasannya itu untuk ikut.

"Saya akan minta izin bapak untuk bisa ikut ke Balige," ujar Yosua seperti ditirukan pengacara, dikutip dari Disway.

BACA JUGA: Pria-Pria Berbadan Tegap ke Komnas HAM, Terakhir Bharada E

Dahlan Iskan dalam tulisannya itu juga menulis bahwa dengan beratnya ancaman yang diterima Yosua, tidak mungkin dia berani melecehkan istri atasan.

"Tidak mungkin seorang yang dalam keadaan tertekan dan terancam seperti itu masih berani melecehkan wanita istri atasannya," demikian dikutip dari tulisan Disway.

Skenario di Video Single Image

Mengacu penjelasan pengacara itu, Dahlan juga menilai skenario dalam video single image tentang Fembo-Aswati berjudul "Tamatnya Karir Sang Jenderal Polisi" di YouTube, mengada-ada.

Dahlan sempat mengulas skenario dalam video Fembo-Aswati itu melalui tulisan edisi sebelumnya berjudul "Single Image".

"Dari sini hampir pasti video single image di Disway Jumat lalu hanya mengada-ada," tulisan Dahlan.

Menurut Dahlan, mana mungkin sopir istri jenderal yang berpangkat rendah, kok sampai mau disandari dadanya oleh istri atasan yang lagi menangis saking kecewanya pada sang suami yang punya pacar.

"Awalnya orang berpikir: bisa saja. Yosua kan laki-laki normal. Bisa saja terpeleset. tetapi, dengan keterangan Kamaruddin soal adanya ancaman yang berat tadi, skenario single image itu berantakan," begitu tulisan Dahlan. (disway/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler