jpnn.com - JAKARTA – Lia Eden, Ahmad Muzadeq dan Cecep Solihin merupakan sosok yang dianggap nabi oleh para pengikutnya. Lia adalah pemimpin kelompok Kaum Eden. Sedangkan Muzadeq merupakan pemimpin Gafatar.
Di sisi lain, Cecep juga dianggap nabi oleh para pengikutnya. Namun, selain tiga sosok itu, masih ada figur lain yang juga dianggap nabi oleh para pengikutnya. Mereka juga punya pengikut militan.
BACA JUGA: Mbak Puan Beber Politisasi Raskin di Pilkada
Berikut 7 nabi palsu di Indonesia (bagian kedua/habis):
Dedi Mulyana
BACA JUGA: Siap-siap, Komisi I Bakal Cecar BIN Soal Teror Sarinah
Dedi Mulyana alias Eyang Ended berasal dari Banten. Dedi mengaku memperoleh wangsit dari musyawarahnya dengan jin di laut. Nabi palsu ini berprofesi sebagai dukun.
BACA: 7 Nabi Palsu yang Hebohkan Indonesia (1)
BACA JUGA: 7 Nabi Palsu yang Hebohkan Indonesia (1)
Eyang Ended merekrut pengikutnya dengan syarat menyetorkan uang senilai Rp 5 juta. Nabi palsu ini juga menipu 30 wanita untuk melakukan ritual keagamaan dengan jalan berhubungan badan. Aksi cabul inilah yang mengantarkan Dedi Mulyana ke penjara setelah ditangkap pada Juni 2005 silam.
Ashriyanti Samuda
Ashriyanti Samuda mengklaim sebagai nabi sejak berusia 30 tahun. Warga Kepulauan Sula, Maluku ini menerbitkan buku yang dicetaknya sendiri kemudian disebarkan kepada masyarakat setempat.
Ashriyanti sempat berniat menyampaikan sabdanya kepada presiden pada 2014 lalu lewat bukunya berjudul Pemimpin yang Diutus Cahaya dari Indonesia Timur for Presiden RI 2014. Buku ilegal ini sampai ke MUI Maluku Utara. Nabi palsu ini akhirnya disidang pada 15 Juni 2012 lalu.
Sutarmin
Sutarmin muncul di lereng Gunung Lawu pada 2013 lalu. Nabi palsu ini adalah guru agama yang meneruskan ajaran pendahulunya Rochmad.
Rochmad dan pengikutnya diketahui menyimpang dari ajaran Islam. Mereka mengganti nama Nabi Muhammad dalam syahadat dengan nama Rochmad.
Ahmad Mukti
Ahmad Mukti adalah putra Lia Aminuddin alias Lia Eden. Ahmad Mukti dipercaya oleh pengikut sebagai reinkarnasi Nabi Isa. Kepercayaan itu muncul lantaran Lia Eden pernah menerbitkan buku berjudul Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir (PAMST).
Dalam buku itu dipaparkan bahwa sosok Lia Eden multifungsi. Lia Eden tak hanya sebagai Imam Mahdi, tapi juga sosok Maryam yang melahirkan Nabi Isa.
Raga Lia dijadikan media tempat Jibril memberi ilmu dan berbagai petunjuk mengenai dunia-akhirat. Ketika Jibril berbicara melalui raganya, Lia Eden mengaku dalam keadaan sadar, bukan kesurupan. (one/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nizar: Potensi Kerugian Proyek QCC USD 3,6 juta
Redaktur : Tim Redaksi