7 Penyebab Utama Rugi saat Berinvestasi

Selasa, 21 Agustus 2018 – 02:17 WIB
Ilustrasi uang rupiah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Perencana keuangan dari ZAP Finance Fioney Sofyan mengatakan, ada beberapa hal yang membuat seseorang menelan kerugian dalam berinvestasi.

Karena itu, dia menyarankan calon investor memperhatikan berbagai hal agar terhindar dari kerugian.

BACA JUGA: BP Batam Cari Lahan Luas untuk Investor Shipyard

Berikut ini 7 penyebab seseorang mengalami kerugian saat berinvestasi.

 

BACA JUGA: Bakrie Group Tertarik Menanamkan Modal di Batam

1. Serakah

 

BACA JUGA: 14 Proyek Kurangi Defisit Gas, Nilai Investasi Rp 432 T

Serakah adalah penyebab utama seseorang akan mengalami kegagalan dalam berinvestasi.

Keserakahan akan membuat seseorang menjadi gegabah dan lalai memperhatikan rambu-rambu manajemen risiko.

 

2. Memperlakukan investasi sebagai judi

Kesalahan seseorang yang kedua adalah memperlakukan investasi sebagai judi.

Jadi, tidak ada ilmu dasar yang melandasi pemilihan saham atau reksadana atau instrument investasi lain yang menjadi pilihan investasinya.

 

3. Mengikuti rekomendasi

Dalam beberapa instrumen investasi, seseorang atau institusi tertentu akan memberikan rekomendasi berdasarkan penilaiannya yang subjektif.

Apabila Anda hanya mampu mengikuti apa yang direkomendasikan, Anda belum benar-benar paham akan instrumen investasi yang Anda pilih.

Ingatlah bahwa belum tentu sebuah rekomendasi itu benar. Akan ada pernyataan disclaimer untuk melindungi pemberi rekomendasi dari kerugian yang dialami oleh pengikutnya.

 

4. Tidak memperlajari dan memahami lebih dalam dari dari investasi

Investasi membutuhkan waktu untuk belajar. Tidak akan ada seseorang yang menjadi ahli dalam berinvestasi setelah satu malam belajar.

Namun, pada praktiknya banyak orang dengan ilmu yang baru dan terbatas berusaha mendapatkan keuntungan secepat mungkin sehingga mengalami kesalahan dalam berinvestasi.

 

5. Mempergunakan seluruh uang simpanan

Salah satu kesalahan yang paling sering dan paling berbahaya dilakukan adalah mempergunakan seluruh uang simpanan.

Dengan demikian, akan ada nilai psikologis yang yang memengaruhi setiap kebijakan dalam berinvestasi.

Padahal, manajemen rssiko dan diversifikasi diperlukan untuk bisa menghindari kerugian yang berlebihan.

 

6. Berharap ada hasil imbal balik yang besar dalam waktu singkat

Investasi bukanlah judi. Jadi, hasil imbal balik yang didapat juga membutuhkan waktu.

Sementara itu, mental yang sering salah dalam memperlakukan investasi adalah dengan mengharap keuntungan yang besar dalam waktu singkat.

 

7. Berutang agar bisa berinvestasi

Beberapa orang akan mengiming-imingi hasil imbal balik yang fantastis tanpa memperhitungkan risiko.

Hal ini membuat seseorang yang tidak memiliki dana atau dengan dana terbatas mengambil risiko yang sebenarnya tidak bisa ditanggung.  (mys/jpc/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Jokowi Sebut Dua Defisit Ini Jadi Masalah Besar Nasional


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler