7 WNI Ikut Melawan Gempuran Tentara Filipina, Satu Diduga Tewas

Kamis, 01 Juni 2017 – 04:03 WIB
Tentara Filipina. Ilustrasi Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Tujuh WNI diduga terlibat dalam aksi teror di Kota Marawi, Mindanao, Filipina. Bersama kelompok Maute yang sudah berbaiat kepada ISIS, mereka melawan gempuran militer setempat.

Philippine National Police (PNP) bersama Polri memasukkan mereka dalam daftar pencarian orang (DPO).

BACA JUGA: Satu WNI Sudah Menikah dengan Warga Marawi, Siapa Dia?

Hingga kemarin (31/5), konflik yang membuat Marawi berubah menjadi medan tempur masih berlanjut.

Informasi WNI terlibat dalam konflik tersebut sempat simpang siur. Keterangan dari PNP dan Polri menegaskan hal itu.

BACA JUGA: Mabes Polri Bantu Temukan 7 DPO Dari Kepolisian Filipina

”Otoritas kepolisian Filipina (PNP) merilis ada tujuh WNI yang patut diduga terlibat dalam penyerangan terhadap Kota Marawi di Filipina Selatan,” terang Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Martinus Sitompul kemarin. Tujuh WNI itu berasal dari beberapa daerah di Indonesia.

Menurut Martin tujuh WNI itu bertolak dari Indonesia dan masuk Filipina secara resmi. Mereka memiliki paspor.

BACA JUGA: Banyak WNI Berperang di Filipina Selatan, Ini Analisis Pak Kivlan

”Sudah bisa dikonfirmasi bahwa mereka berangkat karena ada catatan dari pihak kepolisian,” ungkap dia. Berdasar data dari PNP dan Polri, foto empat dari tujuh WNI itu sudah disebar.

Sedangkan tiga lainnya belum lantaran kepolisian Filipina maupun Indonesia belum mengantongi foto mereka.

Secara lebih rinci, Martin membeberkan identitas empat WNI terduga teroris yang sudah dirilis PNP. Yakni Al Ikhwan Yushel, Yayat Hidayat Tarli, Anggara Suprayogi, dan Yoki Pratama Windyarto. Mereka berangkat dari Indonesia ke Filipina pada medio Maret – April.

”Yayat Hidayat Tarli berangkat ke Filipina 15 April 2017 bersama Anggara Suprayogi,” kata mantan kabid humas Polda Metro Jaya itu.

Sebelumnya, Yoki Pratama Windyarto terbang ke Filipina 4 Maret 2017. Selang tiga pekan, Al Ikhwan Yushel menyusul pergi ke negeri di bawah kendali Rodrigo Duterte itu.

Sedangkan tiga WNI terduga teroris lainya meliputi Moch. Jaelani Firdaus, Muhamad Gufron, dan Muhammad Ilham Syahputra.

Nama terakhir diinformasikan tewas dalam pertempuran dengan militer Filipina. ”Yang satu orang patut diduga telah meninggal dunia,” ucap Martin.

Meski sudah mengantongi data tujuh WNI teduga teroris tersebut, Polri belum bisa memastikan keberadaan mereka. Masih ada di Filipina atau malah sudah keluar dari sana. ”Itu yang masih perlu dikonfirmasi lebih lanjut,” imbuh Martin.

Sambil memastikan hal itu, Polri meneruskan informasi dari PNP ke seluruh jajaran kepolisian tanah air. Mulai tingkat polda, polres, sampai polsek yang tersebar di berbagai wilayah.

Martin memastikan, tujuh WNI itu berbeda dengan 16 plus 1 WNI yang sudah dirilis lebih dulu oleh Kementerian Luar Negeri. ”Itu orang yang berbeda, itu orang yang berbeda,” tegas dia.

Berdasar informasi yang dia terima, 16 plus 1 WNI itu sudah berada di Kota Davao dan akan dipulangkan ke Jakarta. Di antara konflik yang masih panas, pemerintah berusaha secepat mungkin memulangkan mereka.

Menko Polhukam Wiranto pun memastikan bahwa belasan WNI itu tidak terkait sama sekali dengan Kelompok Maute. Mereka juga tidak terlibat dalam aksi teror di Marawi. ”Yang berangkat ke sana, yang tercatat kan Jamaah Tablihg (JT),” kata dia.

JT, kata dia, merupakan organisasi yang concern berdakwah. Mereka terperangkap dalam pusara konflik di Marawi dalam agenda dakwah yang sudah direncanakan.

Sampai saat ini upaya memulangkan mereka ke Indonesia terus dilakukan. Wiranto mengakui, tidak mudah membawa WNI yang terjebak dalam konflik di Marawi. Perlu waktu serta koordinasi intens dengan otoritas setempat agar mereka bisa segera kembali ke tanah air.

”Kami berusaha menyelesaikan itu dan berusaha mengeluarkan mereka dari sana,” ujarnya. Namun, ketika ditanya soal tujuh WNI yang diduga terlibat dalam aksi teror, dia ogah menjawab.

Sementara itu, Menlu Retno Marsudi menyatakan, belum mendapatkan informasi mengenai penetapan tujuh WNI sebagai bagian kelompok teroris di Marawi.

’’Selama saya belum mendapatkan konfirmasi, saya belum bisa menyampaikan informasi, takutnya salah,’’ ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan kemarin.

Yang jelas, dia memastikan kemlu terus berkomunikasi dengan otoritas Filipina maupun perwakilan Indonesia di Davao. ’’Jadi, semua dalam pantauan ketat kita,’’ lanjutnya.

Informasi apapun yang muncul berkaitan dengan WNI di Filipina dipastikan segera diupdate oleh kemlu.

Di sisi lain, pemerintah juga sedang menyiapkan evakuasi bagi 16 WNI yang saat ini terjebak di Marawi. Tim kemlu sudah bersiap di Davao dan Iligan bila sewaktu-waktu evakuasi dilakukan.

’’Mudah-mudahan besok (hari ini, red). Semua tergantung situasi di lapangan hari ini (kemarin),’’ terang diplomat 54 tahun itu.

Otoritas militer dan kepolisian Filipina telah menyetujui langkah evakuasi terhadap WNI di kawasan tersebut, yang terbagi ke dalam dua tempat.

AFP Armed Forces bakal memberikan save conduct pass kepada tim evakuasi, dan mengerahkan pasukan untuk berjaga di sepanjang rute evakuasi.

Menlu menjelaskan, ada dua rute yang disiapkan untuk evakuasi. Salah satunya melalui kota Marantao. Yang jelas, muara dari dua jalur itu ada di kota Iligan. Dari iligan, para WNI akan dibawa ke bandara di kota Cagayan de Oro.

’’InsyaAllah kalau situasi tidak memburuk, besok (hari ini, red) mungkin akan mulai dilakukan evakuasi,’’ tuturnya.

Pada rute pertama, ada empat orang yang memandu WNI. Sementara, di jalur kedua, ada tiga orang pemandu.

Akses dan pengamana oleh aparat setempat sudah didapatkan oleh pihak Kedutaan besar Indonesia, sehingga tinggal menunggu kepastian apakah WNI sudah memungkinkan untuk dievakuasi.

Retno menambahkan, pihaknya masih menanti konfirmasi dari otoritas Filipina mengenai kabar satu WNI yang diisukan meninggal di Marawi.

Yang sudah jelas identitasnya dan masih hidup ada 16 orang, sehingga untuk sementara merekalah yang akan dievakuasi. Kemlu juga belum berani memastikan jumlah seluruhnya 17, dan memilih menyebut 16 orang plus 1. (byu/syn)

Identitas Tujuh Terduga Teroris

Sudah dirilis PNP

1. Al Ikhwan Yushel

Tempat dan tanggal lahir: Palembayan, 1 November 1991

Nomor paspor: A7985472

Berangkat pada: 28 Maret 2017

2. Yayat Hidayat Tarli

Tempat dan tanggal lahir: Kuningan, 25 April 1986

Nomor paspor: B 4422742

Berangkat pada: 15 April 2017

3. Anggara Suprayogi

Tempat dan tanggal lahir: Tangerang, 26 Desember 1984

Nomor paspor: B 4885536

Berangkat pada: 15 April 2017

4. Yoki Pratama Windyarto

Tempat dan tanggal lahir: Banjarnegara, 17 September 1995

Nomor paspor: B 5743781

Berangkat pada: 4 Maret 2017

WNI terduga teroris lainnya

1. Moch. Jaelani firdaus

Tempat dan tanggal lahir: Bekasi, 17 mei 1991

NIK: 3673021705910008

Berangkat pada: 7 Maret 2017

2. Muhamad Gufron

Tempat dan tanggal lahir: Serang, 20 Oktober 1993

Nomor paspor: A 9265977

Berangkat pada: 7 Maret 2017

3. Muhammad Ilham Syahputra (diduga tewas dalam pertempuran)

Tempat dan tanggal lahir: Medan, 29 Juli 1995

Nomor paspor: A 9291582

Berangkat pada: 29 November 2016

Sumber : Divhumas Polri

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Data WNI Teroris Buronan di Filipina


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Marawi   WNI   Maute  

Terpopuler