70 Persen Warga Prancis Dukung Protes Nasional

Minggu, 24 Oktober 2010 – 12:21 WIB

REFORMASI usia pensiun kembali melumpuhkan PrancisBukan hanya aktivitas bisnis dan belajar-mengajar yang terhenti, tapi juga transportasi

BACA JUGA: AS Pernah Kehilangan Kode Perang Nuklir

Sebab, sekitar satu juta pengunjuk rasa memblokade sejumlah akses jalan utama dan menduduki stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) serta kilang minyak
Ironisnya, sekitar 70 persen warga Prancis mendukung protes nasional yang kali pertama terjadi pada 7 September lalu itu

BACA JUGA: Sarkozy Buka Paksa Kilang Minyak


 
Pada 1995 unjuk rasa memprotes kebijakan serupa juga terjadi di Negeri Anggur tersebut
Bedanya, 15 tahun lalu, presiden berpihak pada rakyat yang menentang reformasi yang digagas mantan Perdana Menteri (PM) Alain Juppe

BACA JUGA: Dapat Kiriman Asap, Singapura Protes

Presiden Prancis saat itu Jacques Chirac akhirnya mencabut reformasi yang lebih dikenal sebagai Juppe Plan tersebutSebaliknya, kali ini Sarkozy berusaha keras merealisasikan reformasi
 
"Ada banyak cara untuk mengekspresikan demokrasiTapi, bukan lewat kekerasan," jelas pemimpin 55 tahun itu sebagaimana dilansir majalah Time Jumat lalu (22/10)Atas nama nasionalisme, Sarkozy menegaskan bahwa reformasi usia pensiun yang diajukan sebagai rancangan undang-undang (RUU) tersebut merupakan kepentingan nasionalSebab, hanya dengan cara itu, defisit dana pensiun bisa diatasi
 
Sarkozy memang bukan Chirac atau Juppe yang lantas membatalkan rancangan reformasi tersebutDia bersikukuh pada pendiriannya"Reformasi ini sangat pentingDan, Prancis berkomitmen pada reformasi ituKami akan tetap merealisasikannya," tegasnyaKarena itu, mulai Kamis lalu (21/10), dia mengambil langkah tegasYakni, membubarkan paksa konsentrasi massa di SPBU dan memerintah para pekerja kilang minyak kembali bertugas
 
"Aksi kalian akan menghancurkan perekonomianTanpa bahan bakar, roda bisnis tidak berputar dan akan segera terhentiRakyat kecil yang harus menanggung akibat ulah kalian," papar suami Carla Bruni tersebut dalam siaran televisi nasionalDia mengimbau serikat-serikat buruh yang menggalang massa dan merancang unjuk rasa untuk kembali ke bisnisDemikian juga pelajar usia SMU yang sering terlibat bentrok dengan aparat.
 
Demi mendukung kelancaran rancangan reformasi yang mendapatkan lampu hijau dari Senat Prancis itu, Sarkozy mengerahkan pasukan keamananDia memberikan mandat kepada personel kepolisian dan militer untuk membubarkan kerumunan demonstranTerutama di SPBU dan lokasi strategis lainAparat juga diperintah memburu demonstran anarkistis yang merusak properti pemerintah maupun masyarakat umum
 
Sarkozy berharap, tindakan tegas itu bisa membuat para demonstran jeraTujuan utamanya, tentu membuat mereka berhenti berunjuk rasaDengan demikian, RUU yang siap disahkan menjadi undang-undang pekan depan tersebut bisa diterapkan maksimalPemerintah pun bakal mampu menekan angka defisit dana pensiun yang tahun ini dilaporkan mencapai EUR 9,3 miliar atau sekitar Rp 115,7 triliun.     
 
Dengan memperpanjang usia pensiun dari 60 tahun menjadi 62 tahun, pemerintah mendapatkan tambahan dana pensiunAlasannya, para pekerja aktif akan ikut menanggung dana pensiun lebih lama lewat pajak penghasilan merekaDi Prancis, 28 juta pekerja aktif menanggung sedikitnya 16 juta pensiunanSedangkan di Inggris, 30 juta pekerja aktif hanya menanggung maksimal 12 juta pensiunan
 
"Untuk lebih meyakinkan pasar, seharusnya warga Prancis pensiun pada usia minimal 65 tahunTapi, jika kebijakan itu yang ditempuh pemerintah, seluruh penduduk Prancis akan berdemo," papar Dominique Barbet, analis pasar dari BNP Paribas, sebagaimana dikutip Radio TimesBerkaca pada aksi mogok nasional 1995, cukup bijak jika pemerintahan Sarkozy hanya memperpanjang usia pensiun selama dua tahun
 
Jika dibandingkan dengan pekerja di negara-negara lain, para pekerja di Prancis jauh lebih sejahteraMereka pun punya hari libur yang sangat banyakSetiap pekan mereka hanya bekerja 35 jam"Mereka juga mendapatkan asuransi kesehatan yang benar-benar menjamin diri merekaJuga, hak cuti paling besar di seluruh dunia," jelas Robert Bridge dari Radio TimesSetiap tahun para pekerja di Prancis berhak atas cuti maksimal lima pekan plus dua pekan libur tanpa digaji.
 
Demonstrasi yang bergulis sejak 7 September itu membuat kaum pekerja dan pelajar menikmati libur lebih panjangKepada The Guardian, pejabat Kementerian Pendidikan Prancis melaporkan bahwa 312 di antara total 4.300 sekolah lanjutan (SMU) di seluruh negeri tutupJumlah pelajar yang turun ke jalan pun diperkirakan mencapai 4.000 sampai 15.000 orangPadahal, sangat tipis peluang tuntutan mereka terkabulSebab, pemerintahan dua kamar Prancis sudah sepakat dengan Sarkozy(hep/c7/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... RI Ambisius Pimpin ASEAN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler