72 Bandar Besar Pasok 30 Ton Sabu Setiap Tahun di Indonesia

Kamis, 21 Juli 2016 – 11:46 WIB
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso saat menghadiri acara ASEAN Seaport Intredection Task Force (ASITF) di Batam, Kepri, Rabu (20/7). Foto: Batam Pos/jpg

jpnn.com - BATAM - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso menyebut ada 72 bandar besar narkoba di Indonesia. Dia menduga, salah satu bandar besar tersebut berada di Batam.

Perang terhadap narkoba, kata Buwas, juga menjadi komitmen Presiden Joko Widodo. Bahkan Jokowi meminta aparat menembak di tempat setiap pelaku kejahatan narkotika.

BACA JUGA: Seperti Ini Kehidupan Mengerikan di Dalam Penjara, Brutal Banget

"Itu kegeraman Presiden. Tapi kita terhalang dengan undang-undang, jadi tak bisa seperti itu," ujar Buwas seperti dikutip dari batampos (Jawa Pos Group). 

Buwas menyebut Indonesia sudah darurat narkoba. Ini, setidaknya, dilihat dari banyaknya kasus dan barang bukti narkoba yang diamankan aparat. Untuk jenis sabu saja, tahun lalu BNN berhasil mengamankan sebanyak 6 ton.

BACA JUGA: Mau Tidak Mau, 59 Rumdin Polisi Harus Dikosongkan

Awalnya, Buwas mengira angka tersebut merupakan hasil operasi yang sudah optimal. Namun ternyata Buwas keliru. Sebab faktanya, angka 6 ton itu hanyalah 20 persen dari total sabu yang beredar di Indonesia setiap tahunnya. 

"Ada sebanyak 30 ton sabu (yang beredar di Indonesia per tahun). Dan yang tak bisa diamankan ada sebanyak 24 ton sabu yang dapat meracuni 150 juta masyarakat Indonesia," ungkapnya. 

BACA JUGA: Buwas: Batam Jalur Utama Masuknya Sabu dari Luar Negeri

Buwas mengaku kesulitan mengungkap seluruh peredaran narkoba jenis sabu tersebut. Sebab sabu tersebut beredar berdasarkan pesanan.

Akibat peredaran narkoba ini, Indonesia termasuk negara dengan jumlah korban narkotika meninggal yang cukup tinggi. Dalam sehari, setidaknya ada 40-50 korban narkoba yang meninggal.

"Coba dibayangkan kalau dalam sebulan berapa, setahun berapa. Dan yang meninggal itu adalah kelompok generasi produktif," tutur Buwas. 

Sebab dalam peredarannya, Buwas menduga ada misi menghancurkan generasi muda Indonesia. Sehingga sasaran peredaran naroba di Indonesia umumnya adalah kalangan usia produktif bahkan anak-anak.

Dan untuk menjaring pecandu baru, para pengedar tetap menggunakan cara lama. "Awalnya diberikan gratis, setelah itu bayar," ungkapnya. 

Narkoba yang masuk ke Indonesia, kata Buwas, terdiri dari berbagai bentuk. Ada yang cair, serbuk, dan padat. "Ada juga yang sintetis," ucapnya.(ska/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Pokemon Go, Kapolres akan Rajin Cek Ponsel Anggota


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler