8 Bulan Diluncurkan, Begini Perkembangan Batam Logistics Ecosystem

Selasa, 23 November 2021 – 21:26 WIB
Rapat evaluasi implementasi Batam Logistics Ecosystem yang dihadiri perwakilan Komenko Marves pada Jumat (19/11). Foto: Bea Cukai

jpnn.com, BATAM - Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam Ambang Priyonggo memaparkan perkembangan terkini Batam Logistics Ecosystem (BLE) sejak diluncurkan Maret 2021 lalu.

Dia menyampaikan progres dan capaian empat pilar utama BLE pada rapat evaluasi yang dipimpin perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Komenko Marves) yang berkunjung ke Batam, Jumat (19/11).

BACA JUGA: Launching BLE Batam Bersama Luhut Panjaitan, Sri Mulyani Ingat Arahan Presiden Jokowi

"Empat pilar utama BLE, yaitu simplifikasi antarlayanan pemerintah, kolaborasi sistem layanan logistik antarpelaku usaha, layanan pembayaran, dan perbaikan infrastruktur," jelas Ambang melalui keterangan yang diterima Selasa (23/11).

Ambang menjelaskan untuk progres dan capaian simplifikasi antarlayanan pemerintah (Government to Government) hingga 15 Oktober sudah tercatat 71 transaksi layanan Ship to Ship dengan sistem Single Submission (SSm).

BACA JUGA: Inilah Strategi Bea Cukai Batam untuk Mempercepat Pengembangan BLE

“Saat ini kami sedang proses penyusunan Service Level Agreement (SLA) dan pengembangan utilitas kolaborasi STS tersebut,” papar Ambang yang juga Pengarah Tim BLE KPU Bea Cukai Batam.

Untuk layanan persetujuan kedatangan kapal hingga 12 November sudah tercatat 3.182 transaksi.

BACA JUGA: Bea Cukai Batam Meyakini BLE Majukan Bisnis Kemaritiman

Kemajuan lainnya adalah bersama Lembaga National Single Window (LNSW) dikembangkan SSm untuk pengangkut, sehingga agen pelayaran cukup menyampaikan seluruh informasi terkait kedatangan atau keberangkatan kapal satu kali saja ke Sistem Indonesia National Single Window (INSW).

Kolaborasi sistem layanan logistik antarpelaku usaha juga menunjukkan perkembangan.

Contohnya pemesanan truk sudah tercatat 44 transaksi, pemesanan kapal 97 transaksi, dan pemesanan gudang 195 transaksi.

"Kami juga telah melaksanakan sharing session dengan para pelaku usaha di bidang tersebut untuk mengevaluasi dan mengetahui kondisi lapangan,” ujar Ambang.

Capaian lainnya, Ambang melaporkan telah dilakukan penandatangan perjanjian kerja sama (PKS) dan sharing session dengan Bank Mandiri untuk memaksimalkan layanan pembayaran pada BLE.

“Bank Mandiri sudah PKS, juga akan disusul bank-bank BUMN dan swasta lainnya,” sebutnya.

Terkait progres penataan sistem dan tata ruang Pelabuhan Batu Ampar, saat ini gate in atau out telah selesai direnovasi dengan CCTV akan terintegrasi dengan Auto Gate System (AGS) KPU Bea Cukai Batam dan Badan Usaha Pelabuhan BP Batam.

"Perkerasan container yard seluas 2 hektare dan tempat pemeriksaan fisik terpadu telah selesai dibangun," bebernya.

Pada rapat evaluasi tersebut Ambang juga menyampaikan progres Delivery Order (DO) yang sudah mencapai 11.515 transaksi, dan Surat Penyerahan Peti Kemas (SP2) 875 transaksi.

Penasihat Khusus Menko Marves Bidang Pertahanan dan Keamanan Prof Marsetio menyampaikan BLE dapat meningkatkan daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di Batam.

“Dalam rangka menarik investor maka harus dilakukan perubahan paradigma, isu-isu seperti biaya logistik tinggi harus diatasi dengan adanya BLE, biaya logistik jangan sampai menjadi hambatan,” saran Marsetio.

Marsetio juga menyampaikan BLE sebagai bagian dari NLE diharapkan dapat menjadi salah satu wujud nyata penguatan sinergi CIQP dalam mengatasi permasalahan biaya logistik di Batam yang dirasa kurang kompetitif dibanding negara lain.

“Kemenko Marves siap untuk terus mengasistensi dan mendukung implementasi BLE agar sesuai kebutuhan pelaku usaha,” ujar Marsetio. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler